BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

Begini Pengaruh IHSG Terhadap Kinerja Reksadana

Abdul Malik20 April 2022
Tags:
Begini Pengaruh IHSG Terhadap Kinerja Reksadana
Ilustrasi lonjakan dan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berpengaruh terhadap kinerja reksadana. (Shutterstock)

IHSG akan digunakan dalam memantau pergerakan harga saham di Indonesia

Bareksa.com - Bagi kamu yang sudah berinvestasi di pasar modal Indonesia, tentu tidak asing dan sering mendengar istilah IHSG. Yap, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah sebuah indeks pasar saham yang dibuat oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mengukur kinerja seluruh saham yang tercatat.

Bagi para investor saham, pergerakan IHSG tentu jadi salah satu hal penting yang diperhatikan dalam mengambil setiap keputusan baik jual atau beli. Namun jika dikaitkan dengan investasi reksadana, seberapa besar pengaruh IHSG?

Pentingnya IHSG di Pasar Saham

Seperti yang disebutkan bahwa dalam aktivitas di pasar saham, IHSG memang menjadi indikator penting. Hal ini dikarenakan IHSG pasti akan digunakan dalam memantau pergerakan harga saham di Indonesia.

Promo Terbaru di Bareksa

Dalam kaitannya dengan investasi saham, para investor pada umumnya akan memakai parameter IHSG untuk membaca situasi pasar saham secara umum serta menjadikannya benchmark untuk portofolio. Jika IHSG begitu penting dalam perdagangan saham di BEI, lalu bagaimana pengaruhnya pada investasi reksadana?

Pengaruh IHSG Terhadap Investasi Reksadana

Pergerakan IHSG tentu saja memiliki pengaruh pada investasi di reksadana, terutama reksadana saham karena memang berkorelasi langsung terhadap pergerakan Nilai Aktiva Bersih-nya.

Namun seperti kita ketahui, bahwa reksadana memiliki beberapa jenis yang bisa dipilih mulai dari reksadana pasar uang, ada reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan reksadana campuran.

Memang faktanya tidak semua produk reksadana bisa dipengaruhi IHSG. Secara umum, hanya reksadana saham saja yang paling terpengaruh oleh pergerakan IHSG.

Mengapa demikian? Jawabannya karena sesuai aturan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), minimal 80 persen portofolio reksadana saham akan ditempatkan pada instrumen saham. Karena itu, pergerakan IHSG tentu akan jadi parameter untuk melepas atau menahan reksadana saham yang dimiliki.

Saat IHSG Mengalami Gejolak

Dalam kondisi pasar saham yang dihantui sentimen negatif hingga menyebabkan IHSG turun, tak sedikit pakar keuangan menyatakan bahwa itu saat yang tepat untuk menambah kepemilikan reksadana saham.

Hal tersebut dilandasi karena fluktuasi IHSG biasanya tidak bertahan lama dan umumnya akan kembali naik apabila kondisi perekonomian sedang baik. Jadi dari aksi top up yang dilakukan akan memberi jalan kepada para investor untuk mendapatkan harga perolehan yang lebih rendah dengan harapan mendapat keuntungan di kemudian hari ketika IHSG terkerek naik.

Tapi jika kamu seorang pemula yang khawatir dengan risiko, kamu bisa menunda dulu pembelian meskipun IHSG sedang turun. Lalu apa yang harus dilakukan? Kamu bisa melakukan penyesuaian portofolio dengan menempatkan dana ke jenis reksadana lain yang lebih rendah risikonya seperti reksadana pasar uang.

Bertekad Investasi untuk Jangka Panjang

Sebenarnya jika investor sudah menetapkan tujuan investasi untuk jangka panjang, seharusnya penurunan IHSG tidak perlu terlalu diambil pusing. Sebab biasanya yang panik saat IHSG turun adalah mereka yang memiliki tujuan investasi jangka pendek.

Pada hakikatnya investasi memang dilakukan untuk meningkatkan aset di masa depan. Jadi jika mendapati IHSG turun, maka kamu harus yakin bahwa hal ini tidak akan terjadi terus menerus dan akan membaik serta menguntungkan kembali di hari-hari berikutnya.

Jadi kamu yang ingin berinvestasi pada reksadana saham, tak perlu terlalu khawatir meski terpengaruh dengan IHSG. Selain menetapkan jangka panjang, tips lain yang bisa kamu terapkan saat IHSG turun adalah dengan memilih Manajer Investasi (MI) terbaik yang ada di Bareksa, caranya bisa dengan melihat track record dari MI yang bersangkutan dalam mengelola reksadananya.

(KA01/Arief Budiman/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua