Bareksa.com - Mengakhiri perdagangan Kamis (23/12/2021), pasar saham Indonesia mampu berakhir di zona positif meskipun dengan penguatan yang relatif terbatas. Kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis 0,40 persen ke level 6.555,55.
Aktivitas perdagangan tergolong cukup ramai dengan nilai transaksi yang mencapai Rp11,77 triliun, di mana investor asing terlihat lebih dominan menambah kepemilikan saham Tanah Air dengan catatan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp132,21 miliar di pasar reguler.
Sentimen pada perdagangan kemarin memang cukup bagus, terutama didorong kinerja bursa saham Amerika Serikat (AS). Rabu dini hari, tiga indeks saham acuan diWall Street ditutup dengan penguatan.
Indeks Dow Jones naik 0,74 persen, disusul indeks S&P 500 yang menguat 1,02 persen dan indeks Nasdaq Composite memimpin penguatan dengan apresiasi 1,18 persen.
Di luar negeri, perkembangan pandemi cenderung positif. Presiden AS, Joe Biden dalam konferensi persnya pada Selasa lalu menyerukan warga AS mendapatkan suntikan penguat vaksin, mengklaim bahwa penerima akan "amat sangat terlindungi."
Dia juga menegaskan pemerintah AS tak akan melakukan pembatasan sosial (lockdown) ketat seperti yang pernah diberlakukan sebelumnya. Hal ini memicu optimisme di bursa AS tadi malam, yang berpeluang berimbas pada bursa Tanah Air hari ini.
Di sisi lain, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (Food and Drug Administration/FDA) menyetujui penggunaan dan peredaran obat besutan Pfizer untuk menekan tingkat keparahan infeksi Covid-19.
Studi menunjukkan bahwa pil tersebut memiliki efektivitas hingga 89 persen untuk meringankan gejala Covid sehingga tak perlu mondok di rumah sakit.
Hal ini memberikan harapan penanganan pandemi bakal kian membaik sekalipun di negara yang tingkat vaksinasinya rendah. Jika penanganan pandemi membaik, maka harapan pandemi berakhir pun bakal kian besar, sehingga ekonomi segera berjalan normal.
Sentimen positif ini semestinya menjadi katalis yang bersifat dominan mempengaruhi pergerakan pasar kemarin. Sentimen tersebut juga memberikan jalan dan landasan bagi terwujudnya praktik window dressing yang ditunggu pemodal di akhir tahun.
Kondisi pasar saham Indonesia yang berhasil menguat pada perdagangan kemarin, secara umum masih turut mendorong kinerja reksadana saham.
Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana saham dan indeks reksadana saham syariah kompak mencatatkan kenaikan masing-masing 0,29 persen dan 0,3 persen.
Sumber: Bareksa
Kemudian secara lebih rinci, produk reksadana saham memang terlihat mendominasi kinerja positif pada perdagangan kemarin.
Berdasarkan top 10 imbal hasil (return) harian pada perdagangan kemarin, 8 di antaranya ditempati produk reksadana saham, sementara 2 lainnya ditempat oleh produk reksadana campuran dan reksadana indeks & ETF.
Sumber : Bareksa
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Reksadana saham adalah reksadana yang mayoritas aset dalam portofolionya adalah instrumen aset saham atau efek ekuitas. Reksadana jenis ini berisiko berfluktuasi dalam jangka pendek tetapi berpotensi tumbuh dalam jangka panjang.
Maka dari itu, reksadana saham yang agresif disarankan untuk investor dengan profil risiko tinggi dan untuk investasi jangka panjang (>5 tahun). Demi kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.