Bareksa.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat penghimpunan dana dari pasar modal mencapai Rp306,1 triliun hingga 2 Desember 2021. Adanya penghimpunan dana tersebut bisa berpengaruh positif bagi pasar saham dan instrumen investasi berbasis saham, yakni reksadana saham.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menjelaskan, nilai penghimpunan dana tersebut terdiri dari pencatatan saham Rp51,6 triliun.
"Kemudian pencatatan obligasi dan sukuk Rp91,3 triliun serta rights issue Rp163,18 triliun," jelas Nyoman dalam keterangan Jumat (3/12).
Ke depan, Nyoman memprediksi total penggalangan dana akan terus meningkat. Pasalnya, masih banyak perusahaan yang berada dalam daftar antrian atau berada dalam pipeline pencatatan saham, obligasi dan sukuk serta rights issue.
Nyoman menyebutkan, sampai saat ini, terdapat empat perusahaan dalam sistem e-IPO yang sedang memproses penjatahan (allotment). Keempat perusahaan itu adalah PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY), PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP), PT Wira Global Solusi Tbk (WGSH) dan PT Jaya Swarasa Agung Tbk (TAYS).
"Apabila semua berjalan lancar, maka keempat perusahaan tersebut akan dicatatkan sahamnya di bursa pada 6 Desember 2021," jelas dia.
Kemudian, ada empat perusahaan di dalam sistem e-IPO yang masuk proses penawaran, yaitu PT RMK Energy Tbk (RMKE), PT Avia Avian Tbk (AVIA), PT OBM Drilchem Tbk (OBDM), dan PT Indo Pureco Pratama Tbk (IPPE). Sedangkan dua perusahaan lainnya yaitu PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP), dan PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) dalam proses penawaran awal (book building).
Baca : Bareksa Raih Pendanaan Seri C dari Grab, Kukuhkan Sinergi Grab - Bareksa - OVO
Selain itu, bursa mencatat terdapat 30 perusahaan dalam daftar pipeline pencatatan saham BEI. Sebanyak 14 dari 30 perusahaan tersebut merupakan perusahaan berskala besar atau memiliki aset di atas Rp250 miliar. Lalu, 12 perusahaan berskala menengah atau memiliki aset antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar dan empat perusahaan berskala kecil dengan aset di bawah Rp50 miliar.
Dilihat dari sektor, dua perusahaan berasal dari sektor basic materials; tiga perusahaan dari sektor industrials; satu perusahaan dari sektor transportasi dan logistik; enam perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals; delapan perusahaan dari sektor consumer cyclicals; dua perusahaan dari sektor teknologi; tiga perusahaan dari sektor energi; satu perusahaan dari sektor keuangan, dua perusahaan dari sektor properties dan real estate, serta dua perusahaan dari sektor infrastruktur.
Dengan meningkatnya penghimpunan dana di pasar modal, indeks saham diharapkan ikut terdongkrak. Berdasarkan data RTI, indeks harga saham gabungan (IHSG) tercatat menurun 0,46 persen ke level 6.553 pada penutupan perdagangan sesi 1, Jumat, (3/12). Namun dalam setahun terakhir, IHSG sudah meningkat 18,95 persen.
Peningkatan IHSG dalam jangka menengah ikut berpengaruh positif bagi reksadana saham. Berdasarkan data produk reksadana di Bareksa, sebagian besar atau 45 produk reksadana saham mencatatkan kinerja atau tingkat pengembalian (return) yang positif.
Manulife Saham Andalan dan Sucorinvest Sharia Equity Fund menjadi reksadana saham yang mencatatkan return tertinggi, yakni mencapai 36,65 persen dan 21,03 dalam setahun.
Baca : Investasi Reksadana di Bareksa dapat OVO Poin dan Voucher GrabFood
(K09/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.