Inflasi November Tertinggi di 2021, Potensi Reksadana Pendapatan Tetap dan Saham
Inflasi yang terjaga mengindikasikan pertumbuhan ekonomi sehingga positif bagi pasar saham dan obligasi
Inflasi yang terjaga mengindikasikan pertumbuhan ekonomi sehingga positif bagi pasar saham dan obligasi
Bareksa.com - Tingkat inflasi pada bulan November 2021 mencapai level tertinggi pada tahun ini, mengindikasikan perbaikan ekonomi Indonesia. Dampaknya, investasi di reksadana berbasis saham dan obligasi berpeluang bergerak positif.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi Indonesia 1,75 persen secara tahunan dan secara bulanan mencapai 0,37 persen pada November 2021. Inflasi secara bulanan dan tahunan pada November ini merupakan inflasi tertinggi selama 2021.
Kelompok makanan, minuman serta tembakau menjadi penyumbang kenaikan inflasi pada bulan ini dengan mengalami inflasi sebesar 0,84 persen serta berkontribusi sebesar 0,21 persen terhadap inflasi bulan November 2021.
Promo Terbaru di Bareksa
Meningkatnya mobilitas masyarakat pasca diterapkan pembatasan mobilitas yang lebih longgar, juga membuat inflasi pada sektor transportasi yang naik 0,51 persen dan berkontribusi 0,06 persen pada inflasi bulan November.
Inflasi inti tercatat pada angka 1,44 persen secara tahunan akibat meningkatnya harga emas perhiasan, sewa rumah, dan kontrak rumah.
Baca juga : Bareksa Raih Pendanaan Seri C dari Grab, Kukuhkan Sinergi Grab - Bareksa - OVO
Menurut analisis Bareksa, inflasi pada bulan November masih relatif stabil dan terjaga mengingat pada bulan sebelumnya harga komoditas dan aktivitas manufaktur mengalami peningkatan yang signifikan.
Seiring dengan peningkatan aktivitas ekonomi, daya beli masyarakat terdongkrak pada bulan November 2021. Ini terbukti dengan sektor makanan, minuman dan cukai mengalami inflasi yang signifikan sebesar 0,84 persen pada bulan November.
Menurut prediksi analis Bareksa, kenaikan inflasi akan cenderung lebih rendah secara bulanan pada bulan Desember mengingat pemerintah menerapkan PPKM level 3 nantinya pada libur Natal hingga tahun baru yang kemungkinan akan menahan laju konsumsi masyarakat. Prediksi Bareksa, inflasi pada tahun ini masih berada pada level 1,82-1,85 persen.
Dengan adanya inflasi tersebut, kinerja reksadana saham dan reksadanapendapatan tetap diperkirakan masih tetap cemerlang hingga akhir tahun ini, walaupun adanya ketidakpastian akibat kebijakan tapering the Fed dan munculnya varian Covid-19 Omicron.
Akan tetapi, pemulihan ekonomi Indonesia masih terus berlanjut dan inflasi yang terjaga membuat prospek ekonomi Indonesia lebih stabil hingga pertengahan tahun depan.
(Ariyanto Dipo Sucahyo/Hanum KD)
Baca juga : Investasi Reksadana di Bareksa dapat OVO Poin dan Voucher GrabFood
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.