CEO Danareksa IM, Marsangap Tamba : Target Dana Kelolaan 2022 Naik 15 Persen
Untuk bisa mencapai target tahun depan, DIM akan melakukan sejumlah strategi
Untuk bisa mencapai target tahun depan, DIM akan melakukan sejumlah strategi
Bareksa.com - PT Danareksa Investment Management (DIM) menargetkan pertumbuhan dana kelolaan pada 2022 bisa mencapai 15 persen. Hingga kuartal III 2021, dana kelolaan DIM sudah mencapai Rp40 triliun.
Direktur Utama Danareksa Investment Management Marsangap P Tamba menjelaskan, untuk bisa mencapai target tahun depan, DIM akan melakukan sejumlah strategi. Hal pertama adalah dari sisi pemasaran produk reksadana open end dengan mengedepankan proposisi produk yang menjadi flagship DIM, pengambilan keputusan berbasis riset untuk peningkatan kualitas pengelolaan investasi, serta optimalisasi kanal ritel.
"Selain itu, yang kedua, DIM juga akan tetap mengedepankan manajemen risiko dan kepatuhan sebagai salah satu pilar utama upaya menjaga terlaksananya tata kelola perusahaan yang baik," jelas Marsangap (16/11).
Promo Terbaru di Bareksa
Sampai dengan saat ini, produk reksadana yang diluncurkan DIM meliputi reksadana saham, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, reksadana pasar uang, reksadana exchange traded fund (ETF) dan indeks.
Marsangap mengungkapkan, dana kelolaan industri reksadana menurun 3 persen pada Oktober 2021 menjadi Rp554 triliun, dibandingkan Desember 2020.
Namun dana kelolaan reksadanaDIM hanya menurun 2 persen atau sedikit lebih baik dibandingkan penurunan kelolaan industri reksadana, dengan pangsa pasar 4,8-4,9 persen.
Dua Hal yang Harus Dicermati
Chief Investment Officer Danareksa Investment Management Herman Tjahjadi, mengatakan menjelang akhir 2021 ini ada beberapa hal yang patut dicermati perseroan. Pertama adalah meningkatnya risiko inflasi seiring meningkatnya harga minyak bumi, minyak sawit mentah (CPO), gandum dan kopi.
Kedua, perkembangan kasus Covid-19 di Tiongkok yang menunjukkan peningkatan di beberapa kota. Herman melihat apabila terjadi lockdown di beberapa pelabuhan utama di Tiongkok, maka akan memberatkan rantai pasokan (supply chain).
Dengan perkembangan Covid-19 di Tiongkok, Danareksa akan terus memonitor perkembangan Covid-19 di dalam negeri. "Kami semua sangat berharap masyarakat Indonesia tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan protokol kesehatan yang baik dan tidak terlengah pada masa-masa liburan pada akhir tahun 2021," jelas Herman.
Prediksi Ekonomi Indonesia di 2022
Sementara tahun depan, Herman optimistis fundamental ekonomi Indonesia akan semakin positif. Hal tersebut didukung oleh pandemi Covid-19 yang mulai terkendali dan adanya kemungkinan penurunan status menjadi endemi pada 2022.
Selain itu, para pelaku bisnis juga akan kembali melakukan investasi (capital expenditure) secara bertahap. Ini tercermin dari pertumbuhan kredit yang meningkat 2 persen (year on year/yoy) pada September lalu, berbanding 1 persen (yoy) pada Agustus lalu. Menurut Herman, ketika laju pertumbuhan kredit semakin positif, maka pertumbuhan ekonomi juga akan semakin baik ke depannya.
"Kami yakni pertumbuhan GDP Indonesia pada 2022 di kisaran 4,5-5 persen, tingkat inflasi di 2,2-3,3 persen dan nilai tukar rupiah di kisaran Rp14.100-14.700," kata dia.
Beroperasinya tol-tol baru pada 2022 menurut dia, juga akan menjadi katalis positif dalam menurunkan biaya logistik atau transportasi. Selain itu, kemajuan pemasaran produk melalui e-commerce juga akan sangat membantu pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk meningkatkan penjualannya. Perizinan dalam dunia usaha juga menjadi lebih baik melalui omnibus law yang telah disahkan pada akhir 2020 lalu..
Luncurkan Produk Reksadana Baru
Herman menambahkan, pada 2022 ini, Danareksa akan meluncurkan produk-produk reksadanabaru untuk nasabah strategis. Adapun saat ini, Danareksa memiliki tiga produk reksadana saham, yaitu Reksadana Mawar yang fokus pada saham berkapitalisasi besar, Konsumer 10 untuk semua kategori saham dan Fokus 10 untuk saham berkapitalisasi kecil.
Herman merekomendasikan Reksadana Mawar untuk investor yang lebih nyaman berinvestasi di saham blue-chip. Sedangkan untuk investor yang lebih agresif dan bisa mentolerir volatilitas dari saham-saham yang berkapitalisasi pasar kecil, Fokus 10 adalah produk yang tepat.
Sementara untuk investor yang berada di tengah-tengah, Danareksa merekomendasikan untuk berinvestasi pada Konsumer 10.
(K09/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.379,53 | 1,02% | 5,18% | 7,30% | 8,82% | 19,45% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.089,71 | 0,44% | 5,40% | 6,62% | 7,08% | 2,64% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.837,78 | 0,53% | 3,93% | 6,27% | 7,42% | 17,19% | 40,03% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,16 | 0,66% | 3,97% | 6,64% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.257,46 | 0,72% | 3,68% | 5,94% | 6,95% | 19,66% | 35,50% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.