Bareksa.com - Dalam 20 manajer investasi dengan kelolaan reksadana pendapatan tetap terbesar, Surya Timur Alam Raya Asset Management (STAR AM) menjadi salah satu dari dua manajer investasi dengan pertumbuhan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap tertinggi secara bulanan/MoM, tahun berjalan/YtD, dan tahunan/YoY. Bagaimana rahasia pengelolaan serta prediksi STAR AM mengenai potensi reksadana pendapatan tetap?
Kelolaan reksadana pendapatan tetap STAR AM secara bulanan/MoM, tahun berjalan YtD, dan tahunan/YoY YtD dan YoY masing-masing tumbuh 397 persen, 319 persen dan 694 persen. Tingginya pertumbuhan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap pada bulan lalu, mengantar STAR AM masuk daftar top 20 MI dengan kelolaan pendapatan tetap terbesar.
Lalu apa rahasia STAR AM dalam pengelolaan reksadana pendapatan tetap oleh STAR AM? CEO STAR AM, Reita Farianti menyampaikan reksadana pendapatan tetap menjadi salah satu instrumen investasi menarik bagi investor. Alasannya, di tengah isu global seperti tapering, perekonomian dalam negeri masih solid dan adanya banjir likuiditas. membuat reksadana pendapatan tetap menjadi salah satu instrument pilihan investasi yang menarik.
"Tentunya reksadana jenis ini kita prediksikan akan bergerak lebih stabil di tengah kondisi pasar yang masih mempunyai tingkat volatilitas tinggi dibanding reksadana saham," kata Reita Farianti kepada Bareksa melalui wawancara tertulis, Selasa malam (16/11/2021).
Ia menyampaikan saat ini STAR AM mempunyai reksadana pendapatan tetap berbasis mata uang rupiah yang mayoritas alokasinya ada di aset obligasi korporasi. "Kita melihat pergerakan aset obligasi korporasi akan lebih stabil dan berpotensi mempunyai tingkat pengembalian bunga lebih tinggi daripada obligasi pemerintah di kala isu global tapering ini," jelasnya.
Pandangan yang sama, ia melanjutkan, diterapkan juga pada reksadana pendapatan tetap berbasis mata uang dolar Amerika Serikat. Di sisi lain, ia mengaku manajemen STAR AM mempunyai strategi lebih konservatif dengan pemilihan obligasi pemerintah yang bertenor jangka pendek dan juga berinvestasi pada obligasi korporasi yang bukan hanya berpotensi memberikan tingkat pengembalian bunga lebih tinggi tetapi juga mempunyai kualitas baik terutama bagaimana perkembangan korporasi itu ketika masa pandemi ini terjadi.
Ia menyampaikan salah satu kunci dari pengelolaan reksadana pendapatan tetap ini adalah likuiditas. "Kita mau investor tetap bisa menarik uangnya dari investasinya secara on-time dan mempunyai potensi tingkat return yang lebih tinggi dan stabil daripada reksadana pasar uang. Inilah mengapa tingkat dana pengelolaan reksadana pendapatan tetap ini meningkat belakangan ini," papar Reita.
Daftar 20 MI kelolaan reksadana pendapatan tetap terbesar Oktober 2021
Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report October 2021
Target Kelolaan Reksadana Pendapatan Tetap
Reita menyampaikan pada tahun ini manajemen STAR AM menargetkan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap di kisaran Rp250 miliar hingga Rp500 miliar. "Lonjakan AUM (dana kelolaan) yang siginifkan pada reksadana pendapatan tetap pada bulan Oktober lalu menunjukkan naiknya kepercayaan nasabah pada produk kami," kata Reita.
Lebih lanjut ia menyampaikan STAR AM akan berusaha terus untuk meningkatkan dana kelolaan bukan hanya pada aset kelas reksadana pendapatan tetap tetapi pada semua aset kelas produk STAR AM.
Potensi Reksadana Pendapatan Hingga Akhir Tahun
Untuk akhir tahun ini, ia menyampaikan STAR AM melihat, walaupun kondisi isu global tapering akan terealisasikan mulai bulan November ini, kondisi makroekonomi negara kita masih solid yang antara lain nampak dengan adanya pembatalan sisa jadwal lelang obligasi pemerintah untuk tahun ini. Hal tersebut menurutnya menandakan efek ke pergerakan yield obligasi pemerintah akan lebih stabil, dan jika pun yield bergerak mengalami penguatan akan meningkat secara terbatas.
Menurutnya salah satu kunci pergerakan yield obligasi pemerintah kita melihat ada dari sisi pergerakan IDR currency atau nilai tukar rupiah. "Kita harapkan tentunnya sampai akhir tahun ini IDR currency akan bergerak terbatas sehingga efeknya tidak terlalu signifikan ke pergerakan yield obligasi pemerintah," kata Reita.
Reksadana Pendapatan Tetap 2022
Sementara itu untuk di tahun depan, salah satu isu global yang perlu diperhatikan adalah kenaikan suku bunga US fed fund rate. Tentunya, ia menyampaikan dengan adanya kenaikan suku bunga ini akan berpengaruh secara global dan tentunya ke Indonesia juga kemungkinan akan menaikkan suku bunga.
Lebih lanjut ia menjelaskan ketika suku bunga bank sentral Indonesia mengalami kenaikan, tentunya akan memberikan efek ke pergerakan yield obligasi negara.
"Kita melihat kenaikan suku bunga US fed fund rate tidak akan dilakukan secara terburu-buru, kemungkinan paling cepat akan terjadi di second semester di tahun 2022. Jadi untuk first semester di tahun 2022, kita melihat obligasi pemerintah masih berpotensi menghasilkan positif return," kata Reita.
Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan industri reksadana Bareksa: Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report October 2021. Untuk berlangganan laporan ini silahkan hubungi marketing@bareksa.com (cc: data@bareksa.com).
(Martina Priyanti/Tim Data/hm)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.