Bareksa.com – Tren perkembangan teknologi digital termasuk di sektor keuangan telah mendorong tumbuhnya jumlah investor ritel di pasar modal Indonesia. Hal ini juga didorong oleh meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berinvestasi.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia per 14 Oktober 2021, jumlah investor pasar modal telah tumbuh 489 persen atau mencapai 6,5 juta investor, dibandingkan pada akhir 2017 lalu yang masih di angka 1,12 juta.
Direktur PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW), Danica Adhitama mengatakan, perkembangan dan penerapan instrumen digital di dunia keuangan dan investasi Indonesia telah berdampak cukup signifikan khususnya pada peningkatan jumlah investor ritel di Tanah Air.
"Selain itu, tingginya minat masyarakat terhadap investasi dan faktor pandemi telah mendorong lebih banyak orang untuk berinvestasi terutama menggunakan kanal digital," ungkap Danica dalam keterangannya (5/11/2021).
Pertumbuhan minat masyarakat terhadap investasi juga dirasakan Bahana TCW yang sejak 2018 hingga 2021 secara CAGR telah tumbuh 31,67 persen. Menjelang penghujung tahun 2021, jumlah investor ritel Bahana TCW telah mencapai 92.360 investor. Dari jumlah ini, mayoritas berasal dari kalangan usia produktif yaitu dari umur 21-29 tahun.
Tingginya minat investasi masyarakat melalui kanal platform digital juga dijawab Bahana TCW dengan menggandeng mitra Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang juga memiliki kanal penjualan digital.
Hingga saat ini Bahana TCW telah menggandeng lebih dari 30 APERD baik bank maupun non-bank,dan menjadikan Bahana TCW sebagai salah satu manajer investasi dengan kanal distribusi akses pasar ritel terbesar di Indonesia.
“Bahana TCW mencoba untuk terus berinovasi untuk menjawab tantangan perkembangan teknologi di dunia investasi. Menggandeng mitra distribusi yang memiliki kanal distribusi digital merupakan salah satu inovasi dalam meningkatkan layanan dan kualitas produk kami. dengan aset yang dikelola (asset under management/AUM) reksadana mencapai Rp44,63 triliun per September 2021 (tidak termasuk RDPT/Reksa Dana Penyertaan Terbatas dan KPD/Kontrak Pengelolaan Dana) menunjukkan kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap produk dan layanan investasi Bahana TCW hingga saat ini,” ujar Danica.
Selain menyediakan produk dan layanan berkualitas, Bahana TCW menyatakan terus berkomitmen untuk menjaga tata kelola dan pengelolaan investasi yang profesional. Selain itu, edukasi terkait investasi yang komprehensif perlu terus dioptimalkan untuk menjaga minat investasi kaum milenial di pasar modal, termasuk di reksadana. Mengingat secara demografi, saat ini golongan masyarakat produktif khususnya golongan milenial dan generasi Y dan Z merupakan golongan dengan jumlah terbesar.
“Saat ini adalah momentum yang tepat untuk meningkatkan jumlah investor dan dana kelolaan investasi. Apalagi indikator makroekonomi Indonesia sudah beranjak bergerak positif pasca pandemi. Selain itu, pengenalan risiko-risiko investasi kepada masyarakat secara umum juga perlu ditingkatkan oleh semua pemangku kepentingan. Hal ini ditujukan untuk membawa industri keuangan dan investasi Indonesia semakin baik ke depan,” terang Danica.
Berdasarkan kondisi makroekonomi Indonesia yang menunjukkan tren positif, Bahana TCW mengajak masyarakat untuk memanfaatkan momentum ini dengan berinvestasi di pasar keuangan khususnya reksadana.
"Ada dua produk rekomendasi reksadanadari Bahana TCW yaitu Bahana Dana Likuid yang merupakan reksadana pasar uang yang memiliki strategi konservatif dan cocok bagi investor dengan kebutuhan likuiditas yang tinggi. Berikutnya, Ganesha Abadi - kelas D yang memiliki fitur pendapatan bulanan atau lebih dikenal dengan sebutan Dividen. Produk investasi ini cocok bagi investor yang membutuhkan regular cashflow setiap bulannya," Danica memaparkan.
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.