Bareksa.com - PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) menerbitkan surat utang berdenominasi US Dollar (global bond) senilai US$1 miliar yang digunakan untuk membayar nilai retensi yang terutang dalam transaksi akuisisi saham Pinehill Company Limited. Sebanyak tiga reksadana memiliki saham ICBP dalam portofolionya.
Mengutip Investor Daily, Indofood CBP menerbitkan global bond dalam dua tranche. Tranche pertama dengan nominal US$600 juta yang memiliki kupon 3,54 persen dan tenor 10,5 tahun. Sementara tranche kedua dengan nominal US$400 juta, tenor 30,5 tahun dan tingkat bunga 4,8 persen.
Sekretaris Perusahaan Indofood CBP Sukses Makmur Gideon A. Putro menjelaskan, perseroan telah menunjuk sembilan joint bookrunners untuk penerbitan global bond ini.
Sembilan joint bookrunners tersebut adalah Deutsche Bank AG, Singapore Branch, UBS AG Singapore Branch, BNI Securities Pte Ltd, DBS Bank Ltd, Mandiri Securities Pte Ltd, Mizuho Securities (Singapore) Pte Ltd, Natixis Singapore Branch, Oversea-Chinese Banking Corporation Limited dan SMBC Nikko Capital Markets Limited. Perseroan juga memperoleh peringkat Baa3 dan BBB- dari Moody's Investor Service dan Fitch Ratings.
Dalam paparan publik sebelumnya, Investor Relation Indofood CBP Clara Suraya menjelaskan, Pinehill Company diharapkan bisa meningkatkan penjualan sesuai dengan target yang diharapkan. Pertumbuhan penjualan ini seiring dengan tingkat konsumsi yang masih rendah di negara tujuan penjualan Pinehill dengan potensi pasar mencapai lebih dari 880 juta jiwa.
Sebelumnya, Indofood CBP juga menerbitkan global bond senilai US$1,75 miliar atau setara Rp25 triliun untuk membayar atau membiayai kembali (refinancing) pinjaman saat perseroan mengakuisisi Pinehill Company. Anak usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) itu telah menuntaskan akuisisi Pinehill pada 27 Agustus 2020, dengan nilai US$2,99 miliar atau ketika itu setara Rp41,56 triliun.
Tahun ini, Indofood CBP menganggarkan belanja modal sekitar Rp4,5 triliun. Clara menjelaskan, pada semester I 2021, Indofood CBP sudah merealisasikan belanja modal 33 persen dari total anggaran tersebut.
"Realisasi belanja modal ini sudah sesuai budget yang banyak digunakan untuk peningkatan kapasitas produksi mie instan sekitar 5-10 persen tahun ini," kata dia.
Direktur Indofood CBP Sukses Makmur Mark Wakeford mengungkapkan, peningkatan kapasitas juga berdampak pada kinerja Indofood dan Indofood CBP. Pada semester I 2021, Indofood CBP bisa membukukan peningkatan penjualan sekitar 22 persen menjadi Rp28,2 triliun.
Pada tahun ini, kinerja Indofood CBP dipengaruhi oleh banyak hal. Di antaranya kondisi perekonomian, daya beli masyarakat, tingkat kompetisi dan juga kenaikan harga. Atas berbagai faktor ini, Indofood CBP sebelumnya sudah menaikkan harga untuk produk mie instan pada Januari lalu.
Penerbitan global bond tersebut meningkatkan antusiasme investor terhadap saham ICBP. Berdasarkan data RTI, saham ICBP sudah melonjak 10,3 persen ke level Rp9.100 dalam sebulan hingga sesi I perdagangan Jumat, (22/10).
Peningkatan saham ICBP ini berdampak positif bagi reksadana yang memiliki portofolio saham ICBP. Berdasarkan data Bareksa, sebanyak tiga reksadana memiliki portofolio ICBP, yakni Manulife Syariah Sektoral Amanah Kelas A dari PT Manulife Aset Manajemen Indonesia.
Reksadana ini sudah meningkat 24,4 persen dalam setahun dan 6,13 persen dalam sebulan.
Kemudian, PT BNP Paribas Asset Management memiliki dua reksadana dengan portofolio saham ICBP. Reksadana itu adalah BNP Paribas Pesona yang sudah meningkat 22,56 persen dalam setahun dan 6,36 persen dalam sebulan.
Lalu, ada reksadana BNP Paribas Pesona Syariah yang juga melonjak 17,07 persen dalam setahun dan 5,63 persen dalam sebulan.
Sumber : Bareksa
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Reksadana saham adalah reksadana yang mayoritas aset dalam portofolionya adalah instrumen aset saham atau efek ekuitas. Reksadana jenis ini berisiko berfluktuasi dalam jangka pendek tetapi berpotensi tumbuh dalam jangka panjang.
Karena itu, reksadana saham yang agresif disarankan untuk investor dengan profil risiko tinggi dan untuk investasi jangka panjang (>5 tahun). Demi kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.
(K09/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.