Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus membukukan kenaikan dan hampir menyentuh level tertingginya sepanjang sejarah (all time high) di level 6.689 yang dicatatkan pada 19 Februari 2018.
Pada penutupan perdagangan sesi I hari ini, Senin (18/10/2021), IHSG ditutup di level 6.666, bertambah 33,4 poin atau 0,5 persen dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Di sesi I hari ini, investor asing mencatatkan net buy atau beli bersih Rp385,9 miliar. Level tertinggi IHSG pagi di 6.675 dan level terendah 6.620.
Positifnya kinerja pasar saham nasional di sesi I perdagangan hari ini, melanjutkan tren penguatan sejak pekan lalu. Sepanjang pekan lalu periode 11-15 Oktober 2021, atau merupakan pekan kedua Oktober, IHSG hanya sekali berakhir di zona merah tepatnya pada awal pekan, sementara 4 hari berikutnya konsisten berakhir di zona hijau.
Alhasil secara mingguan (IHSG) berhasil mengakumulasi kenaikan 2,34 persen ke level 6.633,34. Di sisi lain, sepanjang pekan lalu investor asing juga banyak mengoleksi aset berisiko Tanah Air dengan catatan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp5,15 triliun di pasar reguler.
Pada pekan kemarin, sentimen positif mendominasi pasar keuangan global, di mana pulihnya bursa saham Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu pendorong bergeliatnya IHSG pada pekan lalu.
Menurut analisis Bareksa, lonjakan IHSG ditopang derasnya aliran dana asing yang masuk ke pasar saham Indonesia. Meroketnya harga komoditas, penurunan signifikan kasus Covid-19, pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan stabilnya kondisi makro ekonomi dalam negeri mendorong optimisme investor terhadap potensi pasar keuangan Indonesia.
Seiring meroketnya kinerja IHSG, kinerja reksadana berbasis saham juga ikut meroket. Berdasarkan daftar reksadana yang tersedia di Bareksa, reksadana dengan imbalan tertinggi didominasi oleh reksadana indeks dan reksadana saham.
Tercatat 20 reksadana imbalan tertinggi membukukan imbal hasil di atas 10 persen sebulan (per 15 Oktober 2021) atau berhasil mencatatkan cuan dua digit. Lima reksadana indeks mengisi daftar top 10 dan 5 lainnya diisi reksadana saham.
Sumber : Bareksa
Analisis Bareksa menilai, jika melihat secara fundamental, kenaikan IHSG ini tidak lepas dari perbaikan data ekonomi dalam negeri yang ditopang penurunan kasus Covid-19.
Sejak mencapai puncak kasus harian tertinggi pada 15 Juli sebanyak 56,757 kasus, saat ini kasus positif Covid-19 sudah turun drastis. Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 hingga Ahad (17/10/2021) pukul 12.00 WIB, pasien positif Covid-19 bertambah 747 orang.
Pemerintah juga telah melakukan berbagai upaya untuk penanggulangan kasus Covid-19 seperti implementasi PPKM hingga vaksinasi. Upaya tersebut perlahan mendorong aktivitas ekonomi masyarakat kembali pulih. Ditandai dengan kenaikan Indeks Manufaktur Indonesia yang mengalami kenaikan di bulan September ke level 52.2. Artinya industri manufaktur nasional mulai mencatatkan pertumbuhan ekspansif.
Hal ini seiring dengan tingkat keyakinan konsumen bulan September yang turut naik ke level 95,5, dibandingkan bulan sebelumnya 77,3, yang menunjukkan kepercayaan konsumen terhadap pemulihan ekonomi nasional.
Belum lagi kenaikan harga komoditas saat ini akibat krisis energi global. Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor komoditas terbesar dunia, seperti batu bara dan minyak sawit mentah (CPO).
Jika harga jual beberapa komoditas tersebut semakin tinggi, maka potensi pendapatan negara Indonesia juga akan semakin besar.
Beberapa faktor tersebut yang mendorong optimisme investor asing untuk berinvestasi di pasar keuangan Indonesia, sehingga menyebabkan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dalam sebulan terakhir sekitar 0,89 persen ke level Rp14.117 per dolar AS, serta nilai cadangan devisa pada September 2021 mencapai level tertinggi sepanjang sejarah yakni mencapai USD146,9 miliar.
Pergerakan IHSG saat ini cukup dinamis dan cepat hingga mencapai level tertinggi sepanjang tahun 2021 di kisaran 6,600. Jika melihat secara teknikal, IHSG sudah hampir mencapai level tertinggi sepanjang sejarah, sehingga perlu diwaspadai juga potensi penurunan pasar saham akibat aksi ambil untung (profit taking).
Namun demikian, analisis Bareksa memprediksi aliran dana asing yang masih terus masuk ke pasar saham Indonesia masih dapat mendorong kenaikan IHSG, dengan proyeksi saat ini di kisaran 6.700 – 6.800.
Mempertimbangkan hal tersebut, investor perlu untuk melakukan diversifikasi ke produk yang nilainya lebih stabil seperti reksadana pasar uang ataupun produk yang risikonya lebih moderat seperti reksadana pendapatan tetap.
Investor juga tidak perlu khawatir jika ingin melakukan pengalihan dana investasi karena saat ini di Bareksa terdapat fasilitas untuk melakukan switching.
Hanya dengan menggunakan fitur switching, investor dapat memindahkan dana lebih cepat dari misalnya produk reksadana saham ke produk reksadana pasar uang yang dikelola oleh satu manajer investasi yang sama.
Fitur switching di Bareksa akan membantu smart investor mengalihkan investasinya dengan cepat dari satu reksadana ke reksadana lainnya dalam satu langkah, agar smart investor tidak kehilangan momentum. Selain itu juga meminimalkan risiko buat smart investor mengalami capital loss akibat gejolak pasar.
Untuk mencobanya, pastikan smart investor sudah mengunduh aplikasi Bareksa terbaru yang bisa di-update di Playstore dan Appstore. Dengan fitur switching, investor bisa mengalihkan saldo dari satu produk ke produk reksadana lain dalam satu langkah, tidak harus melakukan jual dan beli manual.
Tiga keunggulan switching reksadana di Bareksa :
- Lebih cepat, tidak perlu jual reksadana untuk membeli produk lainnya
- Untung maksimal, tidak kehilangan momen pasar (market)
- Lebih banyak produk yang bisa dipilih untuk switching daripada di tempat lain
Sebelum melakukan switching di Bareksa, pastikan produk reksadana tersebut tersedia untuk transaksi switching dengan saldo minimal Rp500.000. Switching juga hanya bisa dilakukan untuk produk reksadana dengan manajer investasi dan bank kustodian yang sama.
Selain itu, jika smart investor melakukan switching, sekarang sekarang ada promo menarik switching atau pengalihan produk reksadana di Bareksa. Kamu berkesempatan meraih hadiah ratusan voucher reksadana hingga senilai Rp200.000.
Promo switching reksadana di Bareksa ini berlangsung pada 5 - 31 Oktober 2021. Promo selengkapnya ada di link berikut ini :Yuk Switching Investasimu dan Raih Hadiah Ratusan Voucher Reksadana
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Reksadana saham adalah reksadana yang mayoritas aset dalam portofolionya adalah instrumen aset saham atau efek ekuitas. Reksadana jenis ini berisiko berfluktuasi dalam jangka pendek tetapi berpotensi tumbuh dalam jangka panjang.
Karena itu, reksadana saham yang agresif disarankan untuk investor dengan profil risiko tinggi dan untuk investasi jangka panjang (>5 tahun). Demi kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu produk investasi yang dipilih sesuai dengan tujuan keuangan dan profil risiko Anda.
(Sigma Kinasih/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.