Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini berpotensi meningkat dan akan melanjutkan peningkatannya sampai akhir tahun. Peningkatan IHSG bisa menjadi sentimen positif bagi reksadana saham.
Associate Director of Research and Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menjelaskan, IHSG pekan ini berpeluang meningkat dengan tingkat kemungkinan 55 persen. Menurut Nico, IHSG akan bergerak di kisaran 6.220-6.260.
"Akan menjadi sesuatu yang menarik pada pekan ini karena IHSG sendiri mulai mencoba konsistensi di atas 6.200. Apabila IHSG bisa konsisten di atas 6.200, bukan mustahil untuk bisa mencetak di 6.300," jelas Nico akhir pekan lalu.
Adapun sentimen yang akan mempengaruhi IHSG adalah data cadangan devisa Indonesia yang rilis pekan ini. Kemudian dari luar negeri, sentimen yang diperhatikan investor adalah data neraca perdagangan, PMI composite dan data tingkat pengangguran Amerika Serikat (AS).
Nico mengungkapkan, peningkatan IHSG diperkirakan akan berlanjut sampai akhir tahun ini. Pilarmas memprediksi IHSG pada akhir tahun akan berada di level 6.480.
Di sisi lain, Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee melihat pergerakan IHSG pekan ini akan sangat dipengaruhi oleh sentimen dari AS. Hal ini terutama terkait pembahasan plafon utang pemerintah AS.
"Selain itu petunjuk tentang arah kebijakan dari pejabat the Fed serta kenaikan yield obligasi pemerintah Amerika Serikat akan mempengaruhi pergerakan pasar," terang dia.
Sentimen pasar juga akan dipengaruhi oleh kondisi yang terjadi di Tiongkok, yakni perkembangan gagal bayar Evergrande dan krisis listrik. Dengan adanya sentimen ini, pelaku pasar mencermati kenaikan harga komoditas energi dunia akibat permintaan yang naik serta kenaikan inflasi akibat gangguan pasokan. Akibatnya, Hans melihat IHSG berpeluang melemah dengan support di level 6.174 sampai 6.086 dan resistance di level 6.286 sampai 6.300.
Wealth Management Head PT Bank OCBC NISP Tbk Juky Mariska menilai, pada Agustus lalu, IHSG tercatat menguat 1,32 persen, padahal pada Agustus tahun sebelumnya selalu terjadi koreksi di pasar saham.
Peningkatan IHSG pada Agustus tersebut terjadi akibat pelonggaran PPKM di tengah menurunnya jumlah kasus harian Covid-19 serta ekspektasi tapering yang lebih bersahabat.
"Investor asing juga mencatatkan pembelian bersih di kisaran Rp4 triliun pada bulan Agustus," kata dia.
Menjelang akhir tahun, IHSG diprediksi akan menguat seiring dengan adanya optimisme pemulihan ekonomi. Juky memprediksi, IHSG akan bergerak ke kisaran 6.400 hingga 6.700 pada akhir tahun.
Meningkatnya IHSG tersebut bisa menjadi peluang bagi reksadana saham. Berdasarkan data Bareksa, kinerja 45 reksadana saham cukup positif dalam satu tahun terakhir. Tingkat pengembalian (return) reksadana saham berkisar di angka 5,36 persen hingga 68,68 persen dalam setahun.
ReksadanaManulife Saham Andalan dari PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) mencatat return tertinggi, yakni 68,68 persen. Disusul kemudian reksadanaSucorinvest Sharia Equity Fund dari PT Sucor Asset Management yang meraih return 65,31 persen dalam setahun.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(K09/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.