Bareksa.com - Ingin punya rumah, namun dana masih terbatas? Benarkah rata-rata milenial yang masih berstatus lajang atau single lebih memilih menyewa rumah ketimbang membelinya? Ketika ingin membeli rumah, sebaiknya secara tunai atau mengangsur dengan skema kredit kepemilikan rumah (KPR)? Bagaimana cara tepat dalam menyiapkan dananya?
Nah smart investor perlu dengar saran dari Perencana keuangan dan CEO Zap Finance yang juga investment coach Bareksa, Prita Hapsari Ghozie. Dia menyampaikan bagaimana pun cara membeli rumah, hal pertama yang perlu dipastikan adalah ketika smart investor memasuki usia pensiun seperti misalnya usia pensiun berusia 55 tahun, maka harus sudah mempunyai rumah dan telah selesai masa pembeliannya.
"Kalau ditanya kapan sih sebaiknya kita mempunyai rumah tinggal, maka patokannya sebenarnya adalah usia pensiun. Kalau usia pensiun kita 55 tahun, maka sebelum 55 tahun kita mesti punya rumah karena kalau sudah 55 tahun, kita harus tahu kita akan tinggal di mana," kata Prita dalam acara Investream Bareksa, Selasa (31/8/2021).
Memperhitungkan kapan usia pensiun, berlaku baik bagi investor yang masih single maupun yang sudah berumah tangga tapi baru ingin ingin membeli rumah.
"Kalau memang punya penghasilan (rutin) maka saya akan menyampaikan kalau memang harus sewa hunian, maka maksimal 10 tahun saja. Karena tujuannya, apapun yang kita cicil jika memang membeli rumah dengan mencicil, itu akan menjadi aset kita," ujar Prita.
Menurut Prita, hal yang membuat orang galau ketika ingin membeli rumah adalah ada pertanyaan soal membeli rumah saat ini atau mengumpulkan uang lebih dahulu?
"Ada banyak faktor-faktor mempengaruhi keputusan yang akan diambil setiap orang. Jadi keputusannya bisa saja berbeda tergantung dari situasinya," kata Prita.
Prita mengaku pernah membuat survei kecil-kecilan perihal keinginan milenial untuk memiliki rumah sendiri. Nah dari sana diketahui sebagian besar milenial ternyata tidak ingin terus-terusan menyewa rumah. Selama ini ada asumsi, kaum milenial lebih menyukai untuk menyewa rumah ketimbang membelinya. Ternyata asumsi ini tidak sepenuhnya benar. Sebab ternyata milenial justru punya keinginan untuk membeli rumah.
"Keistimewaan single beli rumah adalah bisa fokus karena hanya memikirkan dirinya sendiri dan bisa milih untuk pakai sendiri atau investasi tanpa harus tanya sana sini," kata Prita.
Terlebih, bagi investor single 'anak perantauan' yang menurut Prita, memiliki semangat juang besar sekali. Mengenai kapan waktu yang tepat bagi single membeli rumah, Prita mengatakan jika memang sudah naksir banget sebuah rumah dan rumah itu termasuk rumah impiannya, maka bisa saja langsung dibeli.
"Kalau ada rumah yang kita taksir banget dan ternyata dari uang yang kita kumpulkan cukup untuk uang muka pembeliannya, maka tidak ada salahnya kita beli dan setelahnya kita cicil," kata Prita.
Akan tetapi, Prita melanjutkan kalau pekerjaannya masih berpindah-pindah kota dan ditambah belum menemukan rumah yang pas untuk gaya hidupnya, maka lebih baik kumpulkan uang dulu.
"Kalau situasinya pekerjaan masih pindah-pindah dan masih lanjang dan tidak memikirkan keluarga besar sama sekali, maka mungkin lebih baik menggumpulkan uang lebih dahulu dan menyewa rumah dulu. Tapi situasi ini tidak forever ya," paparnya.
Prita mengatakan mungkin dahulu orang memikirkan menaruh uang di tabungan saja cukup. Tapi lanjut Prita, yang mungkin teman-teman lupa kalau tabungan saat itu diciptakan hanya untuk menaruh uang tapi tidak untuk menumbuhkan uang.
"Jadi karena kita ingin uang kita tumbuh untuk uang muka rumah yang makin naik, maka penting sekali kita mencari produk investasi yang aman," kata Prita.
Selain memilih produk investasi yang aman, kata Prita, perlu juga dipertimbangkan mengenai pemilihan banyak produk. Lalu hal yang juga penting adalah instrumen investasi yang dipilih harus disesuaikan dengan profil risiko.
Prita mengatakan salah satu instrumen investasi yang bisa dipertimbangkan dipilih untuk menyiapkan uang muka pembelian rumah adalah di reksadana pasar uang. Termasuk jika smart investor sudah memasang target ingin membeli rumah 2 tahun ke depan.
"Dua tahun sangat cocok dengan reksadana pasar uang. Reksadana ini cocok buat semua teman yang punya tujuan serupa dan apapun misalnya dana nikah, dana pendidikan dan DP rumah," kata Prita.
Menurut Prita instrumen investasi lainnya yang bisa dipilih termasuk oleh single jika ingin membeli rumah adalah Surat Berharga Negara (SBN) Ritel.
Apalagi saat ini tengah dipasarkan Sukuk Negara Ritel (SR) seri SR015. Kemudian pilihan ketiga, bisa berupa reksadana pendapatan tetap.
"Jadi jangan beli hanya satu reksadana, misalnya nih saat beli dipecah di mana ada reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap atau beli SBN Ritel," kata Prita.
Prita mengatakan smart investor yang masih muda memiliki kelebihan bisa investasi semakin banyak. "Saya sudah coba Robo Advisor Bareksa, ini sudah sangat membantu dan saya enjoy pakai. Menurut saya kalau milenial tidak memanfaatkan ini, maka akan rugi banget," kata Prita.
(Martina Priyanti/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.