Bareksa.com - Reksadana pendapatan tetap direkomendasikan bisa dipilih oleh investor yang memiliki tujuan investasi jangka menengah. Alasannya tak lain reksadana pendapatan tetap memiliki peluang memberikan cuan tahun ini.
PT Invofesta Utama dilansir Bisnis.com, menyarankan investor mulai melirik reksadana pendapatan tetap karena memberikan imbal hasil menjanjikan. Tim riset Invofesta menilai investor dengan jangka waktu investasi menengah dapat mempertimbangkan reksadana berbasis pendapatan tetap karena masih bisa menorehkan imbal hasil yang menarik.
Alasannya, sentimen tapering yang sempat memberikan kekhawatiran telah diperjelas oleh Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) melalui FOMC meeting. The Fed tidak akan terburu-buru untuk menaikkan tingkat suku bunga karena inflasi yang dianggap masih bersifat sementara.
Reksadana pendapatan tetap adalah reksadana yang berinvestasi minimum 80 persen di instrumen pendapatan tetap. Instrumen itu antara lain surat utang atau obligasi, sukuk yang jatuh temponya lebih dari satu tahun.
Sepanjang tahun berjalan hingga 27 Agustus 2021, Infovesta mencatat kinerja reksadana pasar uang memiliki imbal hasil tertinggi yaitu 2,31 persen. Lalu, diikuti oleh reksadana pendapatan tetap 1,51 persen.
Sementara itu, reksadana campuran dan saham masih mencatatkan imbal hasil negatif masing-masing minus 0,68 persen dan 5,34 persen.
Tim riset Invofesta menilai reksadana berbasis saham masih tertekan karena penurunan yang cukup dalam akibat pandemi Covid-19 di Indonesia.
Meski begitu, pada kuartal III 2021 indeks reksadana saham dan campuran sudah mencatatkan imbal hasil positif masing-masing 0,52 persen dan 0,79 persen.
Sementara itu Infovesta menilai Indonesia telah memasuki era new economy dengan saham-saham berbasis teknologi yang akan bertumbuh pesat hingga 2030. Jadi, secara jangka panjang, investor dapat mempertimbangkan reksadana saham berbasis teknologi.
Hanya saja, baiknya memperhatikan toleransi risiko dari masing-masing investor mengingat pergerakan saham-saham di sektor tersebut yang cukup fluktuatif.
Di sisi lain, saham-saham bluechip yang cenderung tertekan sepanjang tahun ini mulai menunjukkan kinerja yang lebih baik secara month-to-date pada 27 Agustus 2021, kinerja LQ45 naik 2,75 persen atau yang tertinggi di antara Kompas 100 dan IDX Sektor teknologi.
Masing-masing sebesar 1,15 persen dan minus 8,25 persen. Hal ini membuat investasi pada reksadana saham berbasis saham bluechip juga dapat menjadi alternatif investasi lainnya bagi investor.
(Martina Priyanti/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.