Bareksa.com - PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memproyeksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tahun ini bisa mencapai level 6.400-6.800. Peningkatan indeks ini bisa menjadi sentimen positif bagi investasi berbasis saham, yakni reksadana saham.
Wealth Management Head Bank OCBC NISP Juky Mariska menjelaskan, pada Juni 2021, IHSG bergerak sideways di kisaran 5.950-6.100 atau meningkat hanya sekitar 0,64 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Melandainya pergerakan IHSG diakibatkan adanya kekhawatiran akan kemungkinan lockdown secara penuh, meski pemerintah berusaha keras menghindari hal tersebut.
"Dengan lonjakan kasus baru harian bulan lalu, investor mengambil lebih banyak sikap wait and see daripada sikap panic selling," jelas dia dalam keterangan tertulis, Jumat (23/7).
Ke depan, investor yang tenang dan oportunistik akan mencari saham pada sektor yang mencatatkan kinerja kurang baik pada Juni lalu. Sektor tersebut seperti transportasi dan logistik yang terkoreksi 6,72 persen, properti dan real estate yang terkontraksi 5,54 persen dan non-cyclicals konsumen yang menurun 3,39 persen.
Selain itu, rencana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham GoTo dan pencatatan saham (listing) Bukalapak pada bulan depan juga akan menjadi fokus investor. Sebab hal ini akan menjadi ujung tombak revolusi teknologi di Indonesia dan membantu menggeser ekonomi lama ke ekonomi baru.
Sementara dari sisi global, investor dikejutkan oleh sikap The Fed yang membahas waktu untuk melakukan program pelonggaran kuantitatifnya. Bank sentral juga memperkirakan kenaikan suku bunga dapat dimulai pada 2023, lebih awal dari sebelumnya.
Terlepas dari nada hawkish-nya, The Fed hanya cenderung keluar dari kebijakan dovish-nya secara bertahap - dimulai dengan memperlambat pembelian obligasinya dari awal 2022.
Kehati-hatian The Fed seharusnya tetap menguntungkan aset berisiko pada sisa 2021 dengan mempertahankan tingkat bunga di level 0-0,25 persen dan masih membeli obligasi senilai US$120 miliar per bulan untuk mendukung ekonominya.
Optimisme akan meningkatnya IHSG ini tentunya bisa berdampak positif bagi investasi berbasis saham, yakni reksadana saham. Berdasarkan data Bareksa, 45 produk reksadana yang ada, mencatatkan kinerja yang positif dalam satu tahun terakhir.
Bahkan beberapa reksadana bisa mencatatkan tingkat pengembalian (return) di atas 50 persen seperti Manulife Saham Andalan dan Sucorinvest Sharia Equity Fund.
Adapun Manulife Saham Andalan mencatat imbal hasil 65,43 persen dalam satu tahun (per 22/7/2021), sedangkan Sucorinvest Sharia Equity Fund membukukan imbalan 53,32 persen.
(K09/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.