Bareksa.com - Sebanyak dua emiten anak usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), yakni PT PP London Sumatra Tbk (LSIP) atau Lonsum dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) mencatatkan perolehan laba yang naik signifikan pada kuartal I 2021. Peningkatan laba ini berpengaruh positif terhadap pergerakan harga sahamnya dan juga reksadana dengan portofolio saham tersebut.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis perusahaan, London Sumatra mencatat laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp297 miliar pada kuartal I 2021. Nilai ini meroket 267 persen dibandingkan kuartal I 2020 yang mencapai Rp81 miliar.
"Kenaikan laba ini seiring kenaikan laba usaha yang sebagian diimbangi oleh kenaikan beban pajak penghasilan," tulis manajemen.
Adapun laba usaha perseroan meningkat 328 persen menjadi Rp367 miliar yang ditopang oleh kenaikan laba bruto 181 persen menjadi Rp426 miliar. Sementara Ebitda dan core profit tercatat Rp442 miliar dan Rp305 miliar.
Peningkatan laba ini ditopang oleh penjualan yang meningkat 48 persem menjadi Rp1,2 triliun. Kenaikan penjualan disebabkan oleh meningkatnya volume penjualan dan harga jual rata-rata (ASP) produk sawit.
Pada kuartal I 2021, harga jual rata-rata CPO dan palm kernel (PK) meningkat masing-masing 12 persen dan 45 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara volume penjualan CPO dan PK di periode yang sama meningkat 27 persen dan 29 persen.
London Sumatra juga mempertahankan posisi keuangan yang sehat dengan total aset Rp11,44 triliun, termasuk di dalamnya kas dan setara kas Rp2,4 triliun. Sedangkan liabilitas mencapai Rp1,85 triliun dan dan tidak adanya pendanaan melalui utang bank 31 Maret 2021.
Serupa dengan London Sumatra, Grup Indofood yang lain, yakni Salim Ivomas juga mencatat peningkatan kinerja. Pada kuartal I 2021, Salim Ivomas mencatat laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk berbalik positif Rp106 miliar. Sebelumnya, pada kuartal I 2020, Salim Ivomas mencatat kerugian Rp52 miliar.
"Kenaikan laba terutama berasal dari naiknya laba usaha dan penurunan beban keuangan yang sebagian diimbangi oleh kenaikan beban pajak penghasilan," tulis manajemen.
Pada kuartal I 2021, Salim Ivomas mencatat laba bruto Rp1,04 triliun atau meningkat 106 persen secara tahunan. Laba usaha juga meningkat 319 persen secara tahunan menjadi Rp 601 miliar. Ebitda dan core profit masing-masing meningkat 53 persen dan 311 persen.
Kenaikan laba ini ditopang oleh penjualan yang mencapai Rp4,7 triliun, atau naik 42 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penjualan yang meningkat disebabkan oleh kenaikan harga jual rata-rata (ASP) dari produk sawit dan produk minyak & lemak nabati (EOF) serta kenaikan volume penjualan produk EOF.
"ASP CPO dan PK pada kuartal I 2021 masing-masing naik 13 persen dan 48 persen dibandingkan kuartal I 2020," tulis manajemen.
Dari sisi volume, Salim Ivomas mencatat volume penjualan CPO menurun 2 persen menjadi 164 ribu ton. Sementara itu volume penjualan produk PK meningkat 6 persen menjadi 42 ribu ton.
Peningkatan kinerja ini berpengaruh positif terhadap pergerakan saham SIMP dan LSIP. Pada penutupan perdagangan, Senin (5/7), saham SIMP mencapai Rp432 atau sudah meningkat 74,19 persen dalam setahun. Sementara saham LSIP mencapai Rp1.085 atau telah meningkat 32,32 persen dalam setahun terakhir.
Peningkatan saham ini berpengaruh positif terhadap kinerja reksadana saham dengan portofolio saham LSIP. Berdasarkan data Bareksa, setidaknya ada dua reksadana yang memiliki portofolio saham LSIP, yakni reksadana Sucorinvest Sharia Equity Fund dan Sucorinvest Maxi Fund.
Dari sisi kinerja, reksadana Sucorinvest Maxi Fund sudah membukukan tingkat pengembalian (return) 30,08 persen dalam setahun. Sementara reksadana Sucorinvest Sharia Equity Fund mencapai 57,4 persen dalam setahun.
(K09/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.