Bareksa.com - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menilai ada lima saham yang bobotnya berpotensi meningkat dengan adanya penerapan indeks berbasis free float. Peningkatan bobot ini tentunya berdampak positif terhadap pergerakan saham dan investasi dengan portofolio saham terkait.
Head of Research Division Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya menjelaskan, Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini sedang mengubah metodologi perhitungan indeks dari market capitalization weighting menjadi capped free float adjusted market capitalization weighting. Dari 38 indeks yang ada, 29 indeks di antaranya akan menggunakan metodologi free float ini.
Adapun perhitungan indeks ini mengacu pada saham yang dimiliki publik dan tidak termasuk saham yang dimiliki manajemen dan saham treasury. Setiap saham dikenakan bobot maksimal 9 persen.
Implementasi indeks ini akan dilakukan dalam tiga tahap, yakni tahap pertama dengan 30 persen saham menggunakan free float yang efektif per 1 Oktober 2021. Lalu, 60 persen saham menggunakan free float yang efektif pada Januari 2022 dan seluruh saham menggunakan free float pada April 2022.
Berdasarkan analisa Mirae, setidaknya ada 15 saham yang bobotnya akan meningkat dalam metodologi free float ini. Sementara 15 saham lainnya, bobotnya akan menurun.
Dari 15 saham tersebut, ada 5 saham yang bobotnya naik signifikan, yakni PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Net Syariah Tbk (BANK).
Sementara 5 saham yang bobotnya menurun signifikan, yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) dan PT Bayan Resources Tbk (BYAN).
Dengan meningkatnya bobot 5 saham tersebut terhadap IHSG, maka pergerakan harganya juga akan ikut meningkat. Pasalnya, likuiditasnya makin meningkat dan sahamnya menjadi lebih menarik di mata investor institusi ataupun aset manajemen.
Dampak positifnya juga akan terasa pada produk reksadana yang memiliki portofolio 5 saham tersebut. Salah satu produk reksadana yang memiliki portofolio 3 dari 5 saham tersebut adalah Manulife Dana Saham Kelas A.
Reksadana saham dari PT Manulife Aset Manajemen Indonesia ini memiliki portofolio saham TLKM, ASII dan BBRI serta saham-saham lainnya. Kinerja produk ini relatif cukup baik, yakni bisa mencatatkan imbalan 25,55 persen dalam setahun.
Reksadana Schroder Dana Prestasi Plus juga memiliki portofolio saham TLKM, ASII dan BBRI. Reksadana saham dari PT Schroder Investment Management ini juga mencatatkan kinerja cukup baik, yakni dengan imbalan 14,79 persen dalam setahun.
(K09/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.