Yuk Kenali Rasio Sharpe, Treynor dan Jensen untuk Ukur Kinerja Reksadana
Merupakan pengukuran yang membandingkan return dengan risiko dari suatu portofolio reksadana
Merupakan pengukuran yang membandingkan return dengan risiko dari suatu portofolio reksadana
Bareksa.com - Ada baiknya, sebelum melakukan investasi dalam sebuah instrumen investasi reksadana, seorang investor melihat kondisi pasar dan evaluasi terhadap kinerja reksadana terlebih dulu. Tujuannya tak lain agar investor dapat menemukan reksadana yang paling cocok dan sesuai dengan kondisi pasar.
Misalnya, ketika kondisi pasar sedang semarak atau bullish market, maka urutan untuk memilih reksadana dimulai dari reksadana saham, reksadana campuran, reksadana pendapatan tetap, dan terakhir reksadana pasar uang.
Sebaliknya, jika pasar sedang lesu atau bearish market, maka urutan pilihan reksadana dimulai dari reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, dan terakhir reksadana saham.
Promo Terbaru di Bareksa
Nah, setelah memilih jenis reksadana yang cocok, langkah selanjutnya bagi seorang investor adalah memilih produk reksadana yang memiliki kinerja terbaik. Mengevaluasi kinerja produk reksadana, bisa berdasarkan kinerja portofolio aset dalam menghasilkan imbal hasil dan risiko (risk adjusted return).
Ada tiga model yang dapat digunakan yaitu Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan Jensen Ratio. Berikut ulasan mengenai model pengukuran kinerja tersebut.
1. Sharpe Ratio
Rasio ini merupakan perbandingan antara excess return yang dihasilkan dibandingkan dengan total risiko portofolio reksadana. Adapun excess return adalah selisih antara return portofolio dikurangi dengan return bebas risiko.
Sementara itu total risiko dalam rasio ini tercermin dalam nilai Standar Deviasi (SD) yang meliputi risiko sistematis maupun risiko dari portofolio aset reksadana itu sendiri. Semakin tinggi nilai sharpe ratio, menunjukkan semakin baik kinerja dari suatu reksadana.
Berikut contoh sejumlah reksadana saham yang memiliki nilai sharpe ratio tertinggi
Sumber: Bareksa
2. Treynor Ratio
Seperti sharpe ratio, Rasio Treynor juga merupakan perbandingan antara excess return dibandingkan dengan risiko dari reksadana. Tapi yang membedakan, risiko yang dibandingkan hanya dari risiko sistematis (risiko pasar) saja yang tercermin dari nilai beta.
Nilai rasio Treynor yang semakin tinggi juga menggambarkan kinerja dari suatu reksadana semakin baik.
Sumber: Bareksa
3. Jensen Ratio
Sementara pengukuran Jensen memperhitungkan excess return yang diperoleh sebuah portofolio melebihi hasil yang diharapkan. Pengukuran ini juga dikenal sebagai alpha. Rasio Jensen mengukur seberapa banyak tingkat hasil portofolio pada kemampuan manajer investasi untuk mendapatkan hasil di atas rata-rata.
Sumber: Bareksa
Sebuah portofolio dengan kelebihan hasil yang positif akan mempunyai alpha yang positif, sedangkan portofolio yang secara konsisten memberikan kelebihan hasil yang negatif akan mempunyai alpha yang negatif. Maka, semakin tinggi nilai Jensen, maka kinerja dari suatu reksadana menunjukan semakin baik.
Salah Satu Model Evaluasi
Dalam menentukan produk reksadana, model rasio yang digunakan dapat dipilih salah satu dari ketiga model evaluasi, kemudian membandingkan produk reksadana yang satu dengan reksadana lainnya yang masih berada dalam satu jenis.
Kemudian, memilih reksadana dengan melihat nilai rasio di atas merupakan pengukuran yang membandingkan return dengan risiko dari suatu portofolio reksadana.
Hal lain yang perlu diperhatikan oleh investor saat mengevaluasi kinerja reksadana adalah kewajaran dari isi portofolio, seperti besar kecilnya dana kelolaan, layanan dan transformasi informasi yang tidak secara langsung tercermin dari pergerakan nilai aktiva bersih (NAB) reksadana.
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(Martina Priyanti/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.