Bareksa.com - Pasar obligasi Indonesia diperkirakan masih akan tumbuh sepanjang tahun ini, seiring dengan tren suku bunga rendah. Reksadana pendapatan tetap yang portofolionya obligasi juga berpotensi diuntungkan.
Investment Specialist Mandiri Manajemen Investasi Gilang Fajar menjelaskan bahwa pergerakan pasar obligasi tidak bisa lepas dari tren suku bunga. Saat ini, suku bunga acuan Bank Indonesia terbilang sangat rendah.
Grafik Suku Bunga Acuan BI Terendah Sepanjang Masa
Sumber: Bank Indonesia, diolah Bareksa.com
"Meski pasar obligasi jangka pendek cukup volatil karena ada dampak dari imbal hasil US Treasury yang naik, dalam jangka panjang suku bunga acuan Indonesia masih rendah dan bisa menjadi katalis positif untuk ke pasar obligasi domestik," ujarnya dalam Investalk Bareksa X Mandiri Manajemen Investasi di Instagram Live, 4 Mei 2021.
Selain itu, Gilang menilai likuiditas perbankan cukup melimpah, yang bisa ditaruh di pasar surat berharga negara (SBN). Imbal hasil (yield) obligasi Indonesia juga cukup menarik bila dibandingkan dengan imbal hasil pemerintah negara lain.
Sebagai gambaran, yield obligasi Indonesia sekarang di kisaran 6,5 persen sementara inflasi hanya di kisaran 3 persen. Artinya, ada selisih (spread) sekitar 3 persen yang mencerminkan real yield atau imbal hasil riil dari obligasi Indonesia saat ini.
"Ini membuat potensi capital inflow (dana asing masuk) masih terbuka lebar, dan memberikan impak positif ke pasar obligasi dalam negeri," tambah Gilang.
Sebagai informasi, pergerakan yield berkebalikan dengan harga obligasi sehingga bila yield atau suku bunga turun, harga obligasi naik dan begitupun sebaliknya. Saat harga obligasi naik, reksadana pendapatan tetap yang memiliki obligasi juga ikut diuntungkan.
Satu reksadana pendapatan tetap yang menjadi rekomendasi dari Mandiri Investasi adalah Mandiri Investa Dana Obligasi II (MIDO II). Mayoritas portofolio reksadana pendapatan tetap ini adalah obligasi pemerintah berdurasi sekitar 3-5 tahun.
"Kami rekomendasikan MIDO II untuk investor dengan tujuan jangka menengah-panjang, yang tidak mau terekspos volatilitas saham yang tinggi," kata Gilang.
Reksadana pendapatan tetap mayoritas portofolionya adalah obligasi, baik SBN atau obligasi korporasi. Reksadana pendapatan tetap cocok untuk investor dengan profil risiko moderat dengan tujuan investasi jangka menengah-panjang 3-5 tahun.
Investor yang sudah mendapatkan THR pada tahun ini, tetapi tidak mudik, bisa menyimpan dana di reksadana pendapatan tetap. Mumpung ada promo Investalk Bareksa X Mandiri Investasi berhadiah smartphone dan voucher reksadana.
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.