Bareksa.com - Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, hingga pekan I April 2021 (per 9 April), nilai aktiva bersih reksadana mencapai Rp579,8 triliun atau meningkat dibandingkan akhir 2020 yang senilai Rp573,5 triliun.
Jumlah unit penyertaan juga meningkat dari 435,1 miliar unit pada Desember 2020 naik jadi 438,5 miliar unit pada pekan I April 2021.
Sumber : statistik pasar modal OJK
Jika dilihat berdasarkan jenisnya, untuk jenis konvensional, reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang tercatat yang membukukan kenaikan dana kelolaan.
Nilai aktiva bersih reksadana pendapatan tetap per Desember 2020 senilai Rp133,54 triliun, naik jadi Rp135,47 triliun pada pekan I April 2021. Tidak berbeda, kelolaan (NAB) reksadana pasar uang senilai Rp84,42 triliun pada Desember 2020, naik jadi Rp89,06 triliun pada pekan I April.
Adapun untuk jenis reksadana syariah, kenaikan kelolaan masing-masing dibukukan oleh reksadana efek luar negeri dari Rp12,65 triliun jadi Rp15,98 triliun, reksadana pasar uang syariah dari Rp10,13 triliun jadi Rp11,32 triliun, serta reksadana saham syariah dari Rp5,81 triliun jadi Rp5,86 triliun.
Sumber : statistik pasar modal OJK
Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report March 2021 menyebutkan dana kelolaan reksadana pada Maret 2021 turun 1,34 persen atau berkurang Rp7,4 triliun jadi Rp565,9 triliun, jika dibandingkan Desember 2020 atau sepanjang tahun berjalan (YtD).
Sepanjang kuartal I tahun ini kelolaan reksadana ini naik turun. Pada Feburuari 2021, kelolaan reksadana tercatat Rp571,7 triliun dan Januari Rp571,2 triliun. Dengan begitu, secara bulanan (MoM) kelolaan reksadana Maret turun 1 persen atau berkurang Rp5,8 triliun.
Namun jika dilihat secara tahunan kelolaan reksadana Maret 2021 naik 20 persen dibandingkan Maret 2020. Untuk diketahui nilai kelolaan reksadana Maret 2020 merupakan level yang terendah tahun lalu, terdampak gejolak pasar akibat pandemi Covid.
Dana kelolaan industri reksadana pada Maret 2020 atau kuartal I tahun lalu tercatat Rp471,4 triliun atau berada di bawah angka Rp500 triliun. Nilai itu anjlok hingga 13,05 persen YtD. Maret tahun lalu merupakan waktu terjadinya peristiwa market crash yang tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun dalam.
(Abdul Malik/Tim Data)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.