Bareksa.com - Salah satu jenis reksadana yang dipasarkan bagi investor adalah reksadana indeks. Reksadana indeks ialah reksadana yang meniru portofolio indeks acuannya, baik itu indeks saham maupun indeks obligasi.
Reksadana indeks jadi salah satu instrumen investasi yang disarankan oleh Warren Buffet, salah satu orang terkaya dunia yang mengumpulkan hartanya dari investasi.
Adapun tujuan dari penerbitan reksadana indeks adalah meniru pergerakan indeks acuannya. Jadi, semakin mirip dengan indeks acuannya, maka reksadana indeks tersebut semakin baik.
Misalnya, reksadana indeks saham ada yang mengacu pada indeks LQ45, maka isi portofolio reksadana tersebut sama dengan saham-saham dalam LQ45. Sedangkan indeks LQ45 merupakan indeks saham yang berisi saham-saham paling sering diperdagangkan (likuid) serta memiliki kinerja keuangan (fundamental) yang kuat.
Khusus untuk investasi reksadana indeks saham, seperti halnya investasi saham atau reksadana saham, ada risiko pergerakan pasar yang cepat. Artinya, reksadana indeks saham bisa naik atau turun dalam jangka waktu pendek.
Lalu, bagaimana meraih keuntungan optimal sementara menghadapi kondisi ini dengan tenang? Nah, berikut sejumlah tips investasi di reksadana indeks saham yang bisa dipertimbangkan untuk dilakukan :
Sebagai investor, profil risiko adalah hal yang wajib diketahui sebelum berinvestasi. Alasannya, profil risiko ini akan menentukan kita dalam memilih produk investasi yang sesuai, berdasarkan tingkat return (keuntungan) yang diharapkan dengan seberapa besar tingkat risiko yang mampu kita tanggung.
Pada prinsip investasi, tingkat risiko yang berani kita ambil ini akan berbanding lurus dengan potensi imbal hasil (return) yang diharapkan. Bila kita ingin mendapatkan potensi keuntungan tinggi, kita harus berani menghadapi risiko yang tinggi.
Untuk reksadana indeks saham, kita harus siap untung dan juga siap rugi. Profil risiko investor yang cocok dengan reksadana indeks saham adalah tipe agresif yang siap menerima risiko (risk taker).
Orang dengan profil risiko agresif siap kehilangan sebagian besar bahkan seluruh dana investasinya demi imbal hasil yang besar. Makanya, siapkan nyali sebelum membeli reksadana indeks saham, meski portofolio reksadana indeks saham adalah saham-saham pilihan yang sudah terseleksi.
Jangan lupa juga untuk meneliti isi portofolio dari reksadana tersebut untuk meyakinkan keputusan investasi kita.
Karena reksadana indeks saham sifatnya fluktuatif, kita bisa mendapatkan hasil yang optimal bila berinvestasi untuk jangka panjang. Ukuran jangka panjang adalah di atas lima tahun, sehingga kita harus menyesuaikan tujuan keuangan kita juga.
Tujuan keuangan jangka panjang nilainya juga seringkali besar. Misalnya, untuk pendidikan anak atau menyiapkan masa pensiun.
Setelah kita menentukan tujuan keuangan kita, kita bisa merencanakan jumlah uang yang kita investasikan. Kalau modal kita sangat kecil, kita harus disiplin untuk rutin berinvestasi agar hasilnya bisa maksimal.
Kebiasaan rutin ini juga sering disebut dengan strategi dollar cost averaging, yakni berinvestasi dengan nilai yang sama secara berkala. Misalnya, kita berinvestasi Rp100.000 secara rutin tiap bulan dalam waktu lima tahun.
Dengan strategi ini, kita tidak perlu memikirkan bagaimana kondisi pasar saham saat ini, yang penting adalah kita selalu berinvestasi dengan nilai yang sama. Hasilnya, kita bisa mendapatkan harga rata-rata investasi kita dan risiko bisa lebih rendah karena pembelian dilakukan secara berkala.
Sudah tahu investasi saham yang jadi dasar reksadana indeks sangat berfluktuasi dalam jangka pendek, lalu kenapa masih juga kita penasaran untuk membuka portofolio kita setiap hari?
Kalau kita sudah menentukan untuk tujuan jangka panjang, tidak perlu terlalu sering memantau portofolio karena malah bikin kita makin deg-degan atau tergoda untuk mencairkan sebelum rencana kita tercapai.
Memang, kita boleh saja melihat dan mempertimbangkan kembali portofolio dalam waktu tertentu, misalnya setahun sekali. Jadi kalau dalam setahun belum sesuai dengan ekspektasi kita, kita bisa mengambil langkah selanjutnya, apakah menambah atau mengalihkan ke produk yang lain.
Atau, ketika pasar saham sedang jatuh seperti saat ini, hal ini bisa kita manfaatkan sebagai momentum untuk membeli di harga yang murah. Ibaratnya sedang ada diskon di toko, kita tentu ingin membeli dalam jumlah yang lebih banyak karena ketika harga naik kita bisa untuk berkali lipat.
Berinvestasi itu seperti menanam pohon. Bila pohon sudah berbuah, kita bisa menikmati hasilnya tanpa harus menebang pokoknya.
Demikian juga dalam berinvestasi, bila investasi reksadana indeks saham sudah naik cukup tinggi, tidak ada salahnya kita mengambil sebagian hasilnya untuk dinikmati. Kita juga bisa menyesuaikan hal ini dengan tujuan atau jangka waktu yang kita tentukan di awal tadi.
(Martina Priyanti/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.