Bareksa.com - PT Shinhan Asset Management Indonesia menargetkan dana kelolaan (asset under management/AUM) reksadana tahun ini Rp3,5 triliun. Nilai ini meningkat 66,6 persen dibandingkan realisasi pada 2020 yang senilai Rp2,1 triliun.
Direktur Utama Shinhan Asset Management Tjiong Toni mengatakan, realisasi dana kelolaan Rp2,1 triliun pada tahun lalu sebenarnya berada di bawah target perseroan. Pasalnya, perseroan menargetkan dana kelolaan tahun lalu sebesar Rp3 triliun.
Penyebab menurunnya dana kelolaan pada tahun lalu karena adanya pandemi Covid-19 yang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Penyebab lainnya karena perseroan mengembalikan lagi satu fund dari nasabah institusi karena kebijakan internal.
Padahal, nilai dana kelolaan dari nasabah institusi tersebut sekitar Rp1,2 triliun. Dengan nilai tersebut, perseroan seharusnya bisa mencapai target dana kelolaan Rp3 triliun pada tahun lalu.
Kendati demikian, perseroan kembali menargetkan dana kelolaan di atas Rp3 triliun tahun ini. Untuk mencapai target tersebut, perseroan akan meningkatkan pemasaran melalui perbankan.
"Kami akan memfokuskan pemasaran melalui Shinhan Bank, Hana Bank dan bank asal Korea Selatan," terang dia di Jakarta, Selasa (16/2).
Perseroan juga akan mengembangkan pemasaran digital. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan kampanye melalui media sosial dan website milik perusahaan.
Pada tahun ini, perseroan akan mengandalkan produk reksadana saham. Menurut Toni, dengan meningkatnya kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG), imbalan (return) reksadana saham milik Shinhan Asset bisa meningkat menjadi 20 persen.
Produk lainnya pun seperti reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang juga akan berkembang tahun ini. Menurut Toni, imbalan dari kedua produk reksadana tersebut bisa mencapai masing-masing 6-6,5 persen dan 5-6 persen tahun ini.
Selain itu, perseroan juga berencana meluncurkan produk baru pada tahun ini. Produk itu adalah reksadana penyertaan terbatas (RDPT). Dari produk ini, perseroan menargetkan dana kelolaan Rp300-500 miliar.
"Produk akan diluncurkan sekitar pertengahan tahun. Kami optimistis bisa mencapai target Rp300-500 miliar dari produk itu karena proyek yang menjadi underlying cukup jelas," ujar dia.
(K09/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.