Bareksa.com - Manajer investasi menargetkan dana kelolaan (asset under management/AUM) reksadana bisa bertumbuh di atas 15 persen tahun ini. Hal ini didukung oleh peluncuran produk baru dan pengembangan jalur distribusi.
Presiden Direktur PT Sucor Asset Management, Jemmy Paul Wawointana, mengatakan perseroan menargetkan dana kelolaan tahun ini bisa bertumbuh 25 persen menjadi Rp25 triliun. Untuk mencapai target tersebut, Sucor AM akan meluncurkan tiga produk baru, yakni reksadana sukuk berbasis ESG, reksadana saham berbasis ESG dan reksadana pendapatan tetap.
"Dari ketiga produk tersebut, kami berharap bisa meraih dana kelolaan masing-masing Rp10 miliar," jelas dia di Jakarta, Selasa (2/2).
Selain itu, perseroan juga akan menambah jalur distribusi pemasaran tahun ini. Jalur distribusi yang dikembangkan adalah kerja sama melalui fintech. Dari pengembangan jalur distribusi ini, Sucor AM berharap bisa menggaet 400 ribu nasabah baru.
Mi lainnya, PT Avrist Asset Management juga berharap bisa mencapai pertumbuhan dana kelolaan 27 persen menjadi Rp7,6 triliun tahun ini. Direktur Avrist Asset Management Agra Pramudita, menjelaskan perseroan akan meluncurkan 6-7 produk untuk mendukung target tersebut.
Produk yang akan diluncurkan mayoritas adalah reksadana berbasis obligasi, reksadana terproteksi dan pasar uang. Sementara untuk reksadana saham, perseroan sudah terlebih dahulu mengeluarkannya pada tahun lalu.
"Dari produk baru, kami berharap bisa meraih dana kelolaan Rp500 miliar hingga Rp700 miliar," papar dia.
Terkait jalur distribusi, Avrist AM akan mengembangkan kerjasama melalui fintech dan kanal bank. Melalui kerja sama dengan fintech, perseroan berharap jumlah nasabah baru bisa bertumbuh 50 persen dibandingkan tahun lalu.
"Dengan kondisi pandemi dan pembatasan mobilitas serta banyaknya nasabah ritel baru, kami memperkirakan pertumbuhan jumlah nasabah baru melalui fintech akan tumbuh lebih dari 50 persen tahun ini dibandingkan tahun lalu," ungkap dia.
Kemudian Panin Asset Management menargetkan dana kelolaan Rp16,3 triliun pada tahun ini. Nilai ini meningkat sekitar 16,42 persen dibandingkan akhir 2020 yang melebihi Rp14 triliun.
Direktur Panin Asset Management Rudiyanto, mengatakan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang diprediksi bisa menembus 6.700 tahun ini menjadi faktor yang mendorong kinerja Panin AM. Pasalnya, dengan target IHSG tersebut, return semua reksa dana kecuali reksa dana indeks bisa meningkat 2 persen di atas kenaikan IHSG.
"Kalau IHSG misalkan naik 10 persen, maka return reksadana bisa mencapai sekitar 2-3 persen lebih tinggi," ujar dia di Jakarta belum lama ini.
Dengan melihat potensi peningkatan IHSG tersebut, Panin AM mencoba masuk ke saham-saham undervalued. Saham-saham tersebut ada di segmen medium cap dan juga kombinasi dengan big cap.
Untuk mencapai target tersebut, perseroan akan meluncurkan produk lima produk reksa dana terproteksi tahun ini. Selain itu, perseroan juga akan meluncurkan produk lain sesuai permintaan konsumen.
Perseroan juga berencana meluncurkan ulang aplikasi pada akhir kuartal I 2021 atau kuartal II 2021. Aplikasi ini akan diluncurkan dengan pendekatan ke nasabah institusi. "Rencana aplikasi yang akan diluncurkan ulang dilengkapi dengan analisa big data," papar dia.
(K09/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.