Bareksa.com - Ekonomi Indonesia diperkirakan akan pulih dari tekanan resesi akibat pandemi virus corona Covid-19. Investasi di pasar keuangan, termasuk pasar saham dan pasar obligasi diperkirakan akan kembali bergairah menjelang akhir tahun dan memasuki tahun 2021.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin (14/12/20) kemarin ditutup melesat 1,25 persen ke level 6.012,51 dan menjadi kali pertama berada di level 6.000, setelah tertekan akibat dampak dari virus corona pada bulan Maret silam.
IHSG mampu menghijau setelah ada sentimen dari luar negeri saat otorisasi makanan dan obat-obatan Amerika Serikat (FDA) menyetujui vaksin Pfizer untuk penggunaan darurat. Saat ini IHSG hanya terkoreksi 4,56 persen selama tahun berjalan (YTD).
Pemerintah memperkirakan ekonomi Indonesia pada 2021 akan tumbuh di kisaran 4,5 persen hingga 5,5 persen. Angka ini tentu jauh melonjak dari kondisi resesi tahun ini, dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi sebesar minus 1,1 persen hingga 0,2 persen.
Meski kinerja IHSG masih minus 4,56 persen (YTD), dua reksadana saham di Bareksa sudah mempunyai kinerja yang positif. Sebagai tambahan informasi, kedua reksadana saham diatas mempunyai AUM dengan kategori diatas Rp 500 miliar dan diperjualbelikan dengan menggunakan mata uang Rupiah.
Sumber : Bareksa.com
Kedepannya, Direktur Bareksa Prioritas Ricky Rachmatulloh mengatakan sejumlah faktor bisa mendorong pasar keuangan bergerak positif pada tahun depan, sehingga investasi di pasar modal Indonesia bisa kembali atraktif.
Sejumlah faktor tersebut antara lain, penemuan vaksin Covid-19, pemilihan presiden Amerika Serikat yang berjalan lancar, hingga penguatan beberapa indikator lain seperti nilai tukar rupiah, pemulihan sektor perdagangan, dan membaiknya sentimen pasar.
Dia memandang pasar saham Indonesia yang tercermin dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah terdiskon cukup dalam sepanjang 2020 sehingga terbuka peluang besar bagi IHSG di tahun 2021 untuk melanjutkan tren pembalikan arah yang sudah dimulai di Q3 2020. Ditambah lagi dengan pemilihan presiden AS yang berjalan lancar.
Bareksa Prioritas, yang menyediakan fitur pengelolaan aset bagi nasabah high net worth individuals (HNWI), menyarankan para nasabahnya untuk mengambil momen pemulihan pasar ini untuk menempatkan dana investasinya. Dengan melihat profil risiko dan horison investasi, Bareksa Prioritas memberikan pendampingan sesuai dengan kebutuhan dan preferensi para nasabahnya.
"Nasabah dengan profil risiko agresif untuk saat ini kami sarankan alokasi investasinya lebih berat di pasar saham, termasuk reksadana saham dan indeks saham. Untuk nasabah dengan profil moderat, obligasi dan reksadana pendapatan tetap bisa menjadi pilihan,” ujar Ricky.
(KA02/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.