Bareksa.com - Industri reksadana Tanah Air kembali menunjukkan tren positif menjelang berakhirnya tahun 2020. Hal tersebut tercermin dari meningkatnya dana kelolaan atau asset under management (AUM) industri reksadana Rp17,97 triliun (3,39 persen) pada bulan lalu, dari yang sebelumnya Rp529,87 triliun per Oktober 2020 menjadi Rp547,84 triliun per November 2020.
Sekadar informasi, posisi AUM per November menjadi yang tertinggi sepanjang berjalannya tahun 2020, melampaui posisi tertinggi tahun ini yang sebelumnya dicapai pada Januari yang sebesar Rp537,33 triliun. Capaian pada bulan lalu juga melanjutkan pertumbuhan yang dicapai pada September yang saat itu tumbuh Rp19,72 triliun (3,87 persen).
Kenaikan AUM industri reksadana memang tergolong cukup wajar, seiring dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang meroket 9,44 persen sepanjang bulan November.
Sumber: Bareksa
Kinerja IHSG yang mengesankan dalam sepanjang bulan lalu, turut memberikan sentimen positif terhadap mayoritas kinerja reksadana, di mana seluruhnya kompak mencatatkan kenaikan imbal hasil bulanan.
Indeks reksadana saham memimipin dengan lonjakan 10,03 persen, disusul indeks reksadana campuran yang melesat 6,28 persen, kemudian indeks reksadana pendapatan tetap yangbertambah 1,64 persen, dan indeks reksadana pasar uang naik tipis 0,1 persen.
Menurut analisis Bareksa, kinerja IHSG pada bulan lalu ditopang oleh sentimen positif yang antara lain berasal dari terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), perkembangan vaksin Covid-19, hingga penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).
Di tengah peningkatan AUM yang terjadi pada industri reksadana, tentu ditopang oleh kinerja manajer investasi yang solid di dalamnya. Dari 99 manajer investasi yang ada, 62 diantaranya berhasil mencatatkan pertumbuhan AUM, 24 mengalami penurunan AUM, dan 13 sisanya tidak mengalami perubahan.
Dari 62 manajer investasi yang berhasil mencatatkan peningkatan AUM sepanjang November 2020, siapa saja 10 besar manajer investasi yang menorehkan kenaikan AUM tertinggi?
No | Manajer Investasi | AUM 31 Okt 2020 (Rp triliun) | AUM 30 Nov 2020 (Rp triliun) | Pertumbuhan (Rp miliar) |
1 | PT Manulife Aset Manajemen Indonesia | 38.94 | 42.29 | 3,349.99 |
2 | PT Ashmore Asset Management Indonesia | 16.64 | 19.15 | 2,511.72 |
3 | PT Sucorinvest Asset Management | 17.06 | 19.08 | 2,021.33 |
4 | PT BNI Asset Management | 23.53 | 25.25 | 1,726.21 |
5 | PT Schroder Investment Management Indonesia | 33.76 | 35.34 | 1,586.38 |
6 | PT Mandiri Manajemen Investasi | 46.89 | 48.38 | 1,484.65 |
7 | PT Panin Asset Management | 12.05 | 13.24 | 1,189.70 |
8 | PT Bahana TCW Investment Management | 42.58 | 43.64 | 1,058.85 |
9 | PT Danareksa Investment Management | 28.73 | 29.54 | 816.66 |
10 | PT Syailendra Capital | 21.90 | 22.65 | 750.25 |
Sumber: OJK, diolah Bareksa
Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat 10 besar manajer investasi dengan pertumbuhan AUM tertinggi pada bulan lalu mencatatkan angka yang bervariatif mulai dari Rp750,25 miliar hingga Rp3,35 triliun.
Adapun terkait prospek industri reksadana yang menyisakan sekitar tiga pekan lagi, kinerja reksadana diperkirakan masih berpotensi meneruskan tren positifnya seiring dengan sejumlah sentimen positif yang hadir terutama terkait dengan perkembangan vaksin Covid-19 serta kondisi perekonomian yang perlahan terus membaik.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.