Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini diperkirakan akan melemah, seiring perhatian investor yang tertuju pada kampanye pemilihan presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS). Pelemahan IHSG ini berimbas signifikan terhadap reksadana dengan underlying saham. Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, pada pekan ini, IHSG akan bergerak melemah di level support 4.881-5.001 dan level resistance 5.099-5.187.
"Pasar sedang mencerna dengan seksama perkembangan politik yang ada di AS," kata dia di Jakarta akhir pekan lalu.
Pemilihan presiden AS memang cukup menyita perhatian investor. Menurut Hans, menurut sejumlah jajak pendapat dan hasil debat yang dilakukan, kemungkinan Joe Biden untuk menang cukup besar. Apabila hal tersebut terjadi, maka peluang adanya stimulus fiskal menjadi lebih besar sehingga mempercepat pemulihan ekonomi di AS.
"Kemenangan Biden akan membuat kebijakan ekonomi AS lebih pasti dan berbeda dengan Donald Trump yang labil dan bisa berubah tergantung mood sehingga membuat nilai tukar dolar AS bisa melemah dalam jangka panjang," kata dia.
Namun peluang yang lebih besar untuk Biden ini diprediksi akan membuat Trump kembali menekan Tiongkok untuk mendapatkan dukungan pemilih. Manuver yang dilakukan Trump ini bisa meningkatkan risiko perang dagang dan menjadi sentimen negatif bagi pasar saham.
UU Cipta Kerja
Dari dalam negeri, Hans menyoroti efek yang ditimbulkan setelah demonstrasi menentang Undang-Undang Cipta Kerja. Menurut Hans, demonstrasi tersebut bisa menimbulkan klaster baru penyebaran Covid-19. Hal ini tentunya akan menambah jumlah kasus positif Covid-19 di Tanah Air.
Head of Investment PT Reswara Gian Investa Kiswoyo Adi Joe menilai IHSG akan berada di level 5.000-5.250 pada pekan ini. Dia mengungkapkan, sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG adalah laporan keuangan kuartal III-2020 emiten blue chip dan keadaan masyarakat pasca demonstrasi pekan lalu.
Kemudian, Analis PT Philip Sekuritas Anugerah Zamzami, mengatakan IHSG pekan ini akan berada di level 5.005-5.100. Dia menilai, investor akan memperhatikan data neraca dagang dan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada pekan ini. Selain itu, pertumbuhan kasus Covid-19 juga masih menjadi perhatian investor.
"Angka pertumbuhan Covid-19 yang terus meningkat memasuki kuartal IV 2020 ini menjadi momok bagi percepatan pemulihan ekonomi," terang dia.
Reksadana Saham
Seiring pelemahan IHSG ini, return atau imbal hasil reksadana saham diperkirakan juga akan melemah. Berdasarkan data Bareksa, dari 74 reksadana saham yang bisa dibeli di Bareksa, hampir seluruhnya membukukan return negatif secara year to date (ytd). Hanya ada satu reksadana saham yang membukukan imbal hasil positif, yakni Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS dengan return 0,69 persen.
Namun, dalam jangka panjang, reksadana saham masih membukukan kinerja yang cemerlang. Dari 74 reksadana saham yang ada di Bareksa, sekitar 17 reksadana membukukan imbal hasil positif dalam lima tahun.
Bahkan, dua produk reksadana saham dari PT Sucor Asset Management, yakni Sucorinvest Equity Fund dan Sucorinvest Maxi Fund membukukan imbal hasil yang cukup fantastis, yakni 72,99 persen dan 58,49 persen dalam lima tahun.
Kinerja Reksadana Saham Sucor
Sumber : Bareksa
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Reksadana saham adalah reksadana yang mayoritas aset dalam portofolionya adalah instrumen aset saham atau efek ekuitas. Reksadana jenis ini berisiko berfluktuasi dalam jangka pendek tetapi berpotensi tumbuh dalam jangka panjang.
Maka dari itu, reksadana saham yang agresif disarankan untuk investor dengan profil risiko tinggi dan untuk investasi jangka panjang (>5 tahun). Demi kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.
(K09/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.