Bareksa.com - Kinerja indeks reksadana kembali tertekan pada periode 25 September hingga 2 Oktober 2020. Menurut hasil riset mingguan Infovestas, terdapat tiga jenis indeks reksadana yang mencetak imbal hasil negatif pada penutupan pekan lalu. Kondisi itu seiring kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun 0,39 persen.
"Tekanan di IHSG diikuti oleh kinerja indeks reksadana saham dan reksadana campuran yang mencatatkan imbal hasil negatif masing-masing 0,37 persen dan 0,29 persen," ungkap hasil riset Infovestas yang dipublikasi Senin (5/10/2020).
Selanjutnya, kinerja indeks reksadana pendapatan tetap juga mencatatkan pertumbuhan negatif 0,11 persen. Hanya indeks reksadana pasar uang yang tercatat masih positif 0,07 persen. Di sisi lain, indeks obligasi pemerintah mengalami kenaikan 0,16 persen dan indeks obligasi korporasi menguat 0,13 persen.
Sumber : Riset Infovesta
Perbandingan dengan Indeks Acuan
Menurut Infovesta, pada akhir September 2020 sekaligus mengakhiri kuartal III 2020, kinerja semua indeks reksadana mengalami tekanan, terkecuali indeks reksadana pasar uang. Hal ini tampak kurang sejalan dengan kinerja indeks pasar modal domestik, di mana pasar saham (IHSG) terkoreksi 7,03 persen, namun indeks surat utang negara yakni Infovesta Government Bond Index justru menguat 0,38 persen sepanjang September 2020. Selain itu, indeks obligasi korporasi melalui Infovesta Corporate Bonds Index (ICBI) juga menguat 0,47 persen di periode yang sama.
Tercatat, indeks reksadana pasar uang (Infovesta Money Market Funds Index) menguat 0,38 persen sepanjang September 2020. Namun tiga indeks reksadana lainnya, seperti indeks reksadana pendapatan tetap (Infovesta Fixed Income Funds Index), indeks reksadana campuran (Infovesta Balanced Funds Index), dan indeks reksadana saham (Infovesta Equity Funds Index), masing-masing melemah 0,14 persen, 4,1 persen, dan 6,27 persen. Perbedaan hanya terjadi pada kinerja Infovesta Fixed Income Funds Index yang justru melemah di saat IGBI maupun ICBI mencatat kinerja positif.
Pelemahan kinerja IHSG juga dibarengi dengan aksi jual investor asing di mana sepanjang September 2020, investor asing mencatat aksi jual bersih senilai Rp15,5 triliun. Sehingga total akumulasi sepanjang year to date (YTD) 30 September 2020 net sell asing sudah mencapai Rp62,9 triliun. Hal serupa juga terjadi di pasar Surat Utang Negara (SUN) di mana kepemilkan investor asing mengalami penyusutan Rp8,79 triliun sepanjang September 2020 ke level Rp933,15 triliun.
"Tak hanya itu, pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga melemah 2,44 persen ke level Rp14.918 per dolar AS juga diperkirakan turut menjadi sentimen pemberat kinerja pasar saham," riset Infovesta memaparkan.
Kinerja Indeks Pasar Modal domestik dan Reksa Dana hingga periode akhir September 2020
Sumber : Riset Infovesta
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.