Bareksa.com - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Wimboh Santoso, menyatakan kinerja produk pengelolaan investasi terus menunjukkan tren positif. "Selama masa pandemi reksadana masih membukukan net subscription," ungkap Wimboh dalam materi presentasinya dalam forum rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI (1/10/2020).
Mengutip materi presentasi Wimboh, industri reksadana nasional terus membukukan net subscription (berlangganan/pembelian bersih) sejak Juni hingga September 2020. Sepanjang tahun ini, dana kelolaan reksadana mencatatkan net redemption (pencarian/penjualan bersih) pada Maret yang mencapai Rp21,42 triliun dan Mei Rp3,9 triliun. Namun pada bulan-bulan lainnya selalu membukukan net subscription secara bervariasi.
Nilai subscription bulanan tertinggi terjadi pada Agustus yang mencapai Rp13,05 triliun. Kemudian pada Juli nilai net subscriptionnya mencapai Rp9,65 triliun dan Januari Rp4,13 triliun. Pada Februari, April dan Juni masing-masing membukukan net subcription Rp390 miliar, Rp840 miliar dan Rp1,18 triliun.
Sepanjang September (hingga tanggal 25) nilai net subscription mencapai Rp8,31 triliun, dan dalam sepekan saja yakni pada 21-25 September terjadi net subscription Rp1,39 triliun.
Data tersebut menunjukkan kepercayaan masyarakat untuk berinvestasi di reksadana masih terus terjaga, meskipun sempat terjadi aksi redemption cukup besar pada Maret akibat sentimen pandemi Covid-19. Namun sejak Juni kondisinya berangsur pulih, dan masyarakat kembali menempatkan dananya di reksadana.
Jumlah Net Subscription/Redemption Reksadana
Sumber : materi presentasi Wimboh Santoso
OJK menyatakan sektor jasa keuangan tetap stabil di tengah upaya pemulihan ekonomi. Menurut catatan OJK, indikator sektor jasa keuangan cukup baik, salah satunya sentimen positif di pasar modal yang didorong oleh investor domestik. "Penghimpunan dana di pasar modal dan nilai aktiva bersih (NAB) atau dana kelolaan reksadana meningkat diiringi penambahan emiten baru," demikian disampaikan OJK dalam publikasinya (30/9/2020).
OJK mencatat dana kelolaan reksadana hingga 18 September 2020 senilai Rp521,21 triliun, atau meningkat dibandingkan Agustus yang senilai Rp520,84 triliun dan Juli Rp503,26 triliun. Jumlah emiten baru juga naik jadi 45 emiten per 22 September dari sebelumnya 32 emiten pada Agustus dan 28 emiten pada Juli. Senada, penghimpunan dana di pasar modal melonjak jadi Rp84,9 triliun per 22 September, dari Rp63,7 triliun pada Agustus dan Rp54,1 triliun pada Juli.
Kinerja Pasar Modal 2020 (Rp triliun)
Sumber : OJK
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.