Bareksa.com – Berikut reksadana yang diperdagangkan di marketplace Bareksa dengan return tertinggi, beserta kinerja indeks benchmark periode sebulan terakhir (per 16 September 2020) :
Reksadana Saham
IHSG : -3,61 persen
Indeks Reksadana Saham : -3,46 persen
Sucorinvest Maxi Fund : -1,73 persen
Indeks Reksadana Saham Syariah : -2,62 persen
Manulife Saham Syariah Asia Pasi?k Dollar AS : 1,98 persen
Reksadana Campuran
Indeks Reksadana Campuran : -2,12 persen
Sucorinvest Flexi Fund : 0,4 persen
Indeks Reksadana Campuran Syariah : -1,36 persen
Schroder Syariah Balanced Fund : -1,87 persen
Reksadana Pendapatan Tetap
Indeks Reksadana Pendapatan Tetap: -0,35 persen
Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 1,68 persen
Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Syariah : -0,34 persen
Eastspring Syariah Fixed Income Amanah Kelas A : 0,83 persen
Reksadana Pasar Uang
Benchmark:
- Bunga deposito sebelum pajak dengan dana kurang dari Rp100 juta dan tenor satu bulan :
> BCA : 0,395 persen per bulan
> Bank Mandiri : 0,354 persen per bulan
> BNI : 0,354 persen per bulan
> BRI : 0,354 persen per bulan
Indeks Reksadana Pasar Uang : -0,31 persen
Prospera Dana Lancar : 0,98 persen
Indeks Reksadana Pasar Uang Syariah : 0,08 persen
Sucorinvest Sharia Money Market Fund : 0,56 persen
Ringkasan Informasi Pasar
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 16 September 2020 turun 0,83 persen ke level 5.058,48. Berdasarkan data id.investing.com (diakses 16/09/2020 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat di level 7 persen, pada 16 September 2020.
Di tengah melemahnya IHSG, pasar obligasi masih stabil sehingga kinerja reksadana pendapatan tetap juga terus bertumbuh. Reksadana pendapatan tetap memiliki portofolio mayoritas di efek surat utang.
Di marketplace reksadana Bareksa, terdapat dua reksadana pendapatan tetap yang mampu mencetak imbal hasil (return) 27,21 persen dan 21,41 persen dalam tiga tahun terakhir. Dua reksadana itu adalah Syailendra Pendapatan Tetap Premium dan Manulife Obligasi Negara Indonesia II Kelas A yang mayoritas portofolionya adalah obligasi.
Reksadana Syailendra Pendapatan Tetap Premium mencetak return 27,21 persen dalam tiga tahun terakhir. Berdasarkan fund fact sheet periode Juli 2020, portofolio investasi reksadana ini adalah Obligasi Berkelanjutan I Indah Kiat Pulp & Paper Tahap I Tahun 2020 Seri B (INKP01BCN1), PT Bank Permata Tbk (BNLI), Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap I Tahun 2017 Seri A (SIBMTR01ACN1), Obligasi Berkelanjutan II PTPP Tahap II Tahun 2019 Seri A (PTPP02ACN2), dan Obligasi Berkelanjutan III Indosat Tahap I Tahun 2019 Seri B (ISAT03BCN1).
Sedangkan Manulife Obligasi Negara Indonesia II Kelas A mencetak return 21,41 persen dalam tiga tahun terakhir. Berdasarkan fund fact sheet periode Agustus 2020 adalah ASIIIJ 5,8 persen 04/07/21, INDOGB 7,5 persen 06/15/35, INDOGB 7,375 persen 05/15/48, INDOGB 8,375 persen 04/15/39, dan INDOIS 6,75 persen 04/15/43.
Reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai
(AM)
***
Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.