Kelolaan Reksadana Pendapatan Tetap Naik 2 Persen Agustus, MI Ini Catat Lonjakan
AUM industri reksadana pendapatan tetap mencapai Rp121,3 triliun per Agustus 2020
AUM industri reksadana pendapatan tetap mencapai Rp121,3 triliun per Agustus 2020
Bareksa.com - Industri reksadana sepanjang Agustus mencatat pemulihan yang tercermin dari meningkatnya dana kelolaan atau nilai aktiva bersih (NAB) reksadana. Sejumlah manajer investasi dengan dana kelolaan terbesar mengalami lonjakan besar dalam sebulan.
Menurut Bareksa Mutual Fund Industry Data Market – Monthly Report August 2020 yang mengolah data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana kelolaan industri reksadana naik 3 dalam sebulan menjadi Rp520,8 triliun per Agustus 2020. Demikian juga jenis reksadana pendapatan tetap (fixed income) yang naik 2 persen sebulan menjadi Rp121,3 triliun per Agustus 2020.
Sebagai catatan, laporan dana kelolaan reksadana ini hanya mencatat reksadana yang dijual ke publik, tidak termasuk kontrak pengelolaan dana, reksadana penyertaan terbatas, private equity fund, discretionary fund, DIRE, dan KIK-EBA.
Promo Terbaru di Bareksa
Seiring dengan peningkatan dana kelolaan (asset under management/AUM), unit penyertaan reksadana pendapatan tetap juga naik 2 persen dalam sebulan. Per Akhir Agustus 2020, jumlah unit penyertaan reksadana pendapatan tetap mencapai 76,1 miliar.
Meskipun demikian, bila dilihat sepanjang tahun berjalan (year to date/YTD), dana kelolaan reksadana pendapatan tetap masih turun 0,59 persen per Agustus 2020. Jumlah unit penyertaan juga turun 3,71 persen secara YTD.
Grafik Pergerakan AUM dan Unit Penyertaan Reksadana Pendapatan Tetap YTD
Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry Data Market – Monthly Report August 2020
Peningkatan dana kelolaan seiring dengan peningkatan unit penyertaan menandakan bahwa tidak hanya kinerja aset reksadana yang meningkat, tetapi juga semakin banyak investor yang membeli (subscribe) unit reksadana.
Dari daftar 20 manajer investasi dengan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap terbesar di industri, yang mencakup 91 persen pangsa pasar Indonesia, mayoritas mengalami kenaikan pada Agustus 2020. Hanya lima manajer investasi yang mencatat penurunan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap selama sebulan.
Dari posisi pertama hingga kelima manajer investasi dengan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap terbesar, pertumbuhannya hanya tipis-tipis. Bahkan posisi pertama, Manulife Aset Manajemen Indonesia mencatat penurunan AUM reksadana pendapatan tetap 1 persen menjadi Rp12,83 triliun. Bahana TCW Investment Management di posisi ketiga juga mengalami penurunan AUM reksadana pendapatan tetap 1 persen jadi Rp11,76 triliun.
Batavia Prosperindo Aset Manajemen di posisi kedua mengalami peningkatan 2 persen menjadi Rp12 triliun. Sementara Sinarmas Asset Management di posisi keempat naik 3 persen ke Rp11,72 triliun dan Mandiri Manajemen Investasi di peringkat kelima naik 1 persen ke Rp7,91 triliun.
Tabel Top 20 Manajer Investasi AUM Reksadana Pendapatan Tetap Terbesar
Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry Data Market – Monthly Report August 2020
Yang menarik, pertumbuhan di peringkat 6-10. Ashmore Asset Management Indonesia di peringkat sembilan mencatat pertumbuhan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap 30 persen dalam sebulan menjadi Rp5,3 triliun. Kemudian, AUM reksadana pendapatan tetap BNP Paribas Asset Management di posisi kedelapan tumbuh 13 persen sebulan jadi Rp6,3 triliun.
Kemudian, AUM reksadana pendapatan tetap Eastpring Investments Indonesia di posisi keenam mencatat kenaikan 3 persen ke Rp7,13 triliun dan Schroder Investment Management Indonesia di posisi ketujuh juga naik 4 persen ke Rp6,72 triliun. Adapun Danareksa Investment Management mencatat penurunan AUM reksadana pendapatan tetap 3 persen ke Rp4,44 triliun.
Selain itu, Trimegah Asset Management yang berada di posisi ke 13 membukukan kenaikan AUM reksadana pendapatan tetap 10 persen sebulan jadi Rp3,32 triliun.
Perlu diketahui, reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana pendapatan tetap adalah reksadana yang mayoritas portofolionya adalah efek bersifat utang atau obligasi. Reksadana ini cocok untuk investor dengan profil risiko moderat dan untuk jangka waktu sekitar 1-3 tahun.
Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report August 2020. Untuk berlangganan laporan ini silakan hubungi [email protected] (cc: [email protected]).
***
Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.