Bareksa.com - Sentimen negatif melonjaknya kasus Covid-19 dan memanasnya tensi hubungan Amerika Serikat-China membayangi kinerja pasar modal sepanjang Juli 2020. Meski begitu, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara bulanan tercatat naik mengencang pada bulan lalu dibandingkan Juni. IHSG sepanjang Juli tercatat naik 4,98 persen ditutup di 5.150 lebih kencang dibandingkan sepanjang Juni 2020 yang secara bulanan menguat 3,19 persen ditutup di 4.905.
Tren terus naiknya IHSG sepanjang bulan lalu, menurut Direktur PT Anugrah Mega Investama Hans Kwee seiring dibukanya kembali aktivitas ekonomi. Bahkan pada Juli IHSG akhirnya menembus level 5.000 meski masih dibayangi volatilitas.Sepanjang Juli 2020, kinerja pasar saham masih ditopang oleh optimisme kenormalan baru, tidak adanya gelombang kedua, kemajuan pembuatan vaksin Covid-19, serta sentimen positif dari laporan keuangan perusahaan khususnya di bursa Amerika Serikat.
"Namun, jelang akhir bulan sentimen positif tersebut mulai pudar dan mulai tertekan oleh sejumlah sentimen negatif seperti meningkatnya tensi antara AS dan China serta kurang mulusnya stimulus perekonomian AS," ujar Hans dalam keterangannya (2/8/2020).
Di dalam negeri, perkembangan kasus Covid-19 yang kian melambung juga menambah bayang-bayang gelap untuk pasar. Belum lagi kinerja laporan keuangan mayoritas emiten yang anjlok di paruh pertama tahun ini. “Orang mulai sadar pembuatan vaksin masih membutuhkan waktu. Efek dari laporan keuangan [Wall Street] mulai pudar, lalu laba korporasi di Indonesia mulai keluar,” ungkapnya.
Sumber : Bareksa
Seiring bergairahnya pasar saham sepanjang Juli 2020, kinerja mayoritas indeks reksadana turut cemerlang. Tarcatat berdasarkan data Bareksa, 6 dari 8 indeks reksadana membukukan kinerja positif sepanjang bulan lalu.
Kenaikan tertinggi dibukukan indeks reksadana saham yang naik 3,45 persen sebulan pada Juli. Kemudian diikuti reksadana saham syariah yang naik 2,52 persen, indeks reksadana campuran (2,43 persen), indeks reksadana campuran syariah (1,84 persen), indeks reksadana pendapatan tetap (1,73 persen) dan indeks reksadana reksadana pendapatan tetap syariah (0,7 persen).
Sementara dua indeks lainnya yakni indeks reksadana pasar uang dan pasar uang syariah masing-masing mencatatkan minus 0,05 persen dan negatif 0,12 persen.
Dengan kinclongnya kinerja IHSG dan indeks reksadana sepanjang Juli 2020 bagaimana peluang kinerjanya pada Agustus ini? Menurut Hans delapan sentimen yang mungkin mempengaruhi pergerakan IHSG sepanjang pekan pertama Agustus 2020 ini ialah :
1. Peningkatan kasus Covid-19 menjadi perhatian pelaku pasar karena parsial lockdown yang diterapkan berpotensi menganggu aktivitas ekonomi.
2. AS memasuki resesi setelah pertumbuhan ekonomi Q2 minus 32,9 persen. Negatif cukup besar tetapi masih lebih baik dari perkiraan pasar yang memperkirakan minus 34,7 persen.
3. The Fed yang tetap mempertahankan bunga rendah dan stimulus bersejarahnya menjadi sentiment positif bagi pasar keuangan.
4. Data klaim pengguran Amerika Serikat memberikan indikasi perlambatan pemulihan ekonomi setelah pelongaran lockdown.
5. Pasar menanti paket stimulus setelah program sebelumnya berakhir 31 Juli 2020. Proposal US$1 triliun yang diajukan Partai Republik masih belum disepakati Partai Demokrat. Kemungkinan mundurnya stimulus akan menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan.
6. Laporan Keuangan perusahaan di AS masih menjadi sentimen di pasar keuangan. Kinerja perusahaan yang lebih baik dari perkiraan menjadi sentimen positif sepekan sebelumnya.
7. Zona Eropa memasuki resesi setelah tumbuh negatif 12,1 persen. Data ini di bawah perkiraan pasar dan menjadi sentimen negatif.
8. Harga emas yang melewati US$2.000 per troy ounce mengindikasikan perpindahan aset ke safe haven.
"Kami melihat potensi aset berisiko terkoreksi seiring kekawatiran pasar akan meningkatnya risiko IHSG sepanjang pekan ini," pungkas Hans.
Reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai
***
Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.