Ingin Lakukan Diversifikasi Investasi Reksadana, Begini Caranya
Untuk pemilihan portofolio disarankan untuk tetap berdasarkan profil risiko dan kebutuhan
Untuk pemilihan portofolio disarankan untuk tetap berdasarkan profil risiko dan kebutuhan
Bareksa.com - Direktur PT Panin Asset Management atau Panin AM, Rudiyanto menyarankan kepada investor reksadana, untuk melakukan diversifikasi investasi jenis reksadana jika ingin menambah nilai investasi reksadana pada tahun ini hingga akhir tahun. "Tidak ada spesifikasi jenis reksadana khusus, lakukan diversifikasi," kata Rudiyanto kepada Bareksa (17/7/2020) .
Saran yang disampaikan Rudiyanto tersebut, juga terkait dengan penilaian mengenai potensi dampak kebijakan Bank Indonesia (BI) yang menurunkan tingkat suku bunga acuan kepada reksadana. Laman resmi BI menyebutkan bahwa Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 15-16 Juli 2020, memutuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) 25 bps menjadi 4 persen, suku bunga Deposit Facility 25 bps menjadi 3,25 persen, dan suku bunga Lending Facility 25 bps menjadi 4,75 persen.
BI menyebutkan keputusan itu konsisten dengan prakiraan inflasi yang tetap rendah, stabilitas eksternal yang terjaga dan sebagai langkah lanjutan untuk mendorong pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19. Rudiyanto menyampaikan penurunan suku bunga, secara teori akan memberikan dampak positif untuk reksadana pendapatan tetap yang berinvestasi di obligasi.
Promo Terbaru di Bareksa
"Makanya, untuk pemilihan portofolio disarankan untuk tetap berdasarkan profil risiko dan kebutuhan serta melakukan diversifikasi pada beberapa jenis reksadana," lanjut Rudiyanto.
Pengaruh Tidak Langsung
Sementara itu mengenai dampak kebijakan penurunan suku bunga acuan terhadap jenis reksadana lainnya, Rudiyanto menyampaikan paling kepada reksadana campuran yang memiliki banyak obligasi.
"Untuk saham, menurut saya sifatnya hanya sentimen saja dan yang namanya sentimen, bisa berubah dengan cepat," kata Rudiyanto.
Tips Diversifikasi Investasi
Ada prinsip investasi yang menyebutkan, "don't put your eggs in one basket" atau, "Jangan meletakkan telur-telur Anda dalam satu keranjang," juga berlaku dalam investasi di reksadana.
Salah satu kegunaan diversifikasi investasi ialah untuk mengurangi risiko investasi dari instrumen berikut jenis investasi yang Anda pilih. Baiknya, jangan menempatkan seluruh dana investasi (eggs/telur) Anda dalam satu jenis instrumen investasi (basket), karena jika instrumen investasi Anda (basket) jatuh, maka seluruh dana (eggs/telur) Anda akan turun nilainya (pecah).
Maka, tempatkanlah dana Anda dalam beberapa jenis instrumen investasi dengan melakukan diversifikasi. Tempatkanlah telur Anda dalam beberapa keranjang maka dengan begitu, jika salah satu keranjang investasi Anda jatuh, maka Anda masih memiliki cadangan keranjang investasi di tempat lain, yang harapannya dapat menopang keseluruhan jenis investasi Anda agar tidak jatuh nilainya secara keseluruhan.
Berikut tips agar Anda bisa menentukan bentuk-bentuk diversifikasi investasi di reksadana yang tepat :
1. Tujuan Investasi
Investasi bisa dikatakan menyisihkan sejumlah "uang nganggur" atau idle money, untuk kebutuhan jangka panjang dan bukan merupakan uang yang digunakan untuk kebutuhan lainnya, apalagi kebutuhan sehari-hari.
Di sisi lain pada kenyataannya, banyak orang yang ingin berinvestasi jangka pendek dengan tingkat likuiditas yang tinggi, namun mengharapkan tingkat imbal hasil yang optimal.
Bagi Anda yang baru memulai investasi reksadana, maka sangat penting untuk menentukan tujuan investasi yang akan dicapai. Jika tujuan investasi jangka panjang, maka komposisi reksadana saham akan lebih tinggi dibandingkan dengan reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap, yang nilai imbal hasilnya tidak sebesar reksadana saham.
Tapi, jika tujuan investasi untuk jangka pendek hingga menengah, maka komposisi reksadana pasar uang dan pendapatan tetap akan lebih tinggi dibandingkan dengan reksadana saham, agar mampu tumbuh stabil dan likuiditas terjaga.
2. Kenali Karakter Risiko
Berkaitan dengan tujuan yang telah dipilih, profil risiko sangat menentukan komposisi pembagian investasi reksadana. Sebagai informasi, terdapat empat jenis kategori profil risiko yakni:
Konservatif, profil risiko ini investor sangat mengutamakan keutuhan nilai pokok investasi dengan risiko fluktuasi yang sangat rendah, terutama untuk memenuhi kebutuhan likuiditas bulanan. Komposisi yang tepat untuk profil risiko ini ialah reksadana pasar uang di kisaran antara 80 persen hingga 90 persen, kemudian sisanya pada reksadana pendapatan tetap antara 10 persen hingga 20 persen.
Konservatif moderat, pada profil risiko ini, investor masih tetap mengutamakan tingkat keutuhan nilai pokok investasi, namun masih bersedia menerima fluktuasi investasi jangka pendek untuk mendapatkan hasil investasi yang lebih baik dibandingkan dengan produk perbankan.
Komposisi yang tepat untuk profil risiko ini ialah 60 persen hingga 70 persen pada reksadana pasar uang, dan 30 persen hingga 40 persen pada reksadana pendapatan tetap.
Moderat agresif, pada profil risiko ini, ciri utamanya adalah investor mulai berani mencoba alternatif untuk mendapatkan hasil investasi yang relatif tinggi, dan bersedia menerima risiko fluktuasi investasi yang juga relatif tinggi. Jenis profil risiko moderat agresif, komposisi yang tepat adalah 40 persen hingga 50 persen pada reksadana pasar uang atau reksadana pendapatan tetap, dan 50 persen hingga 60 persen pada reksadana campuran atau saham.
Agresif, pada profil risiko ini, ciri utamanya ialah investor sangat mengutamakan hasil investasi yang tinggi dalam jangka panjang dan siap menerima tingginya risiko investasi.
Jenis profil risiko agresif, komposisi yang tepat ialah 70 persen hingga 80 persen pada instrumen reksadana saham, dan 20 persen hingga 30 persen pada reksadana pendapatan tetap atau reksadana campuran.
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(AM)
***
Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.380,2 | 1,09% | 5,00% | 7,35% | 8,50% | 19,34% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.090,33 | 0,49% | 5,21% | 6,68% | 7,14% | 2,71% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.838,73 | 0,53% | 3,93% | 6,33% | 7,43% | 17,20% | 39,76% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,71 | 0,66% | 3,97% | 6,69% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.259,31 | 0,74% | 3,72% | 6,02% | 7,00% | 19,69% | 35,52% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.