BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

Jangan Khawatir, Ini Alasan Return Reksadana Pasar Uang Bisa Turun

Bareksa08 Juli 2020
Tags:
Jangan Khawatir, Ini Alasan Return Reksadana Pasar Uang Bisa Turun
Ilustrasi investor wanita sedang bingungan menghitung uang koin untuk ditabung dalam celengan sambil menghitung dengan kalkulator dan laptop

Imbal hasil reksadana masih lebih menarik dibandingkan deposito dan tabungan bank

Bareksa.com - Investor pemula mengenal reksadana pasar uang sebagai jenis investasi yang memiliki risiko rendah. Portofolio reksadana pasar uang adalah instrumen pasar uang, termasuk deposito dan surat utang dengan jatuh tempo kurang dari setahun.

Meski risikonya rendah, bukan berarti nilai reksadana pasar uang tidak bisa turun. Ada kalanya harga atau nilai aktiva bersih reksadana per unit penyertaan (NAB/UP) jenis reksadana pasar uang bisa turun.

Contohnya pada Juni 2020, rata-rata reksadana pasar uang yang tercermin dari Indeks Reksa Dana Pasar Uang Bareksa mencatat kinerja negatif, yakni turun tipis 0,09 persen. Padahal, di periode yang sama, jenis reksadana lain terutama yang berbasis saham, seperti reksadana saham dan campuran menguat.

Promo Terbaru di Bareksa

Investasi Aman dan Cuan di Reksadana, Klik di Sini

Illustration


Mengapa kinerja reksadana pasar uang bisa turun?

Kita biasa mengukur kinerja reksadana dengan membandingkan harga atau NAB/UP di akhir periode dengan di awal periode. Bila nilainya naik, berarti kinerjanya positif, tetapi bila nilainya turun berarti kinerjanya negatif.

Kinerja atau pergerakan harga reksadana ini akibat berubahnya nilai aset-aset yang ada di dalam portofolio reksadana tersebut. Untuk reksadana pasar uang, aset-aset ini berarti deposito dan obligasi dengan jatuh tempo kurang dari setahun.

Khusus di bulan Juni, kinerja negatif reksadana pasar uang lebih disebabkan oleh turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI 7 Day Reverse Repo Rate) menjadi 4,25 persen. Penurunan suku bunga acuan ini tentu membuat bunga deposito ikut turun, sehingga imbal hasil yang diberikan reksadana pasar uang juga lebih sedikit.

Akan tetapi, penurunan ini bukan berarti reksadana pasar uang tidak menarik lagi. Bila dibandingkan dengan menabung saja di bank, reksadana pasar uang masih memiliki kelebihan.

Simulasi Reksadana Pasar Uang vs. Deposito

Dibandingkan tabungan bank atau deposito, kelebihan reksadana adalah, keuntungannya tidak terkena pajak lagi dan tidak terkena biaya administrasi bulanan. Untuk membuktikannya, mari kita gunakan simulasi.

Di salah satu bank besar nasional, tabungan dengan nilai di bawah Rp1 juta tidak mendapatkan bunga. Sementara itu, tabungan dengan saldo Rp1 juta hingga Rp50 juta mendapatkan bunga 0,1 persen per tahun. Tabungan ini terkena biaya administrasi bulanan sebesar Rp15.000, sehingga biaya per tahun Rp180.000.

Rencanakan Masa Depan Keuangan dengan Investasi Reksadana, Klik di Sini

Adapun deposito di bank tersebut dengan saldo kurang dari Rp2 miliar dengan jangka waktu 12 bulan mendapatkan bunga 3,8 persen per tahun. Namun, bunga deposito itu, seperti halnya bunga tabungan, terkena potongan pajak sebesar 20 persen.

Sementara itu, top 10 reksadana pasar uang di Bareksa memberi imbal hasil (return) 6,19 persen hingga 7,26 persen setahun (per 7 Juli 2020). Artinya, top 10 reksadana pasar uang tersebut mencatat imbal hasil rata-rata 6,79 persen setahun. Imbal hasil ini tidak dipotong pajak lagi dan tidak ada biaya administrasi bulanan.

Tabel Top 10 Reksadana Pasar Uang Bareksa

Illustration


Sumber: Bareksa.com

Menggunakan data historikal return reksadana tersebut, dan membandingkannya dengan bunga deposito, kita bisa menghitung berapa perkiraan hasil investasi dengan modal Rp10 juta.

Seperti terlihat di dalam tabel, reksadana pasar uang bisa memberikan potensi hasil investasi terbesar dengan keuntungan Rp679.000 dalam setahun. Sementara Deposito bank hanya untung Rp304.000 dan tabungan bank justru rugi Rp172.000 setahun.

Siapkan Dana Darurat dengan Investasi Reksadana, Klik di Sini

Tabel Perbandingan Keuntungan Reksadana Vs Deposito dan Tabungan

Illustration


Sumber: Bareksa.com

Dengan melihat hasil simulasi tersebut, kita sebenarnya tidak perlu khawatir kinerja reksadana turun hanya sebulan. Sebab, return atau potensi keuntungan reksadana lebih besar bila dibandingkan dengan deposito, atau tabungan bank yang justru menggerus saldo awal kita.

Sebagai catatan, imbal hasil reksadana bisa naik atau turun tergantung dengan kondisi pasar. Jadi, hasil simulasi dengan investasi sebenarnya bisa lebih besar atau lebih kecil.

Reksadana adalah kumpulan dana investor yang dikelola oleh manajer investasi untuk dimasukkan ke dalam aset-aset keuangan seperti saham, obligasi dan pasar uang. Reksadana adalah investasi resmi yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Raih Financial Freedom dengan Investasi Reksadana, Klik di Sini

***

Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.


Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,96

Up0,58%
Up4,31%
Up7,57%
Up8,73%
Up19,20%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.094,08

Up0,44%
Up4,48%
Up7,05%
Up7,51%
Up2,61%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,18

Up0,60%
Up3,97%
Up7,04%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,13

Up0,53%
Up3,89%
Up6,64%
Up7,38%
Up16,99%
Up40,43%

Insight Renewable Energy Fund

2.269,81

Up0,81%
Up3,87%
Up6,51%
Up7,19%
Up20,23%
Up35,64%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua