Bareksa.com - Kinerja reksadana sepanjang pekan ketiga Juni 2020 (15-19 Juni) sedikit berubah dari pekan sebelumnya. Jika pada pekan kedua Juni, reksadana pendapatan tetap menjadi jawara, namun pada pekan ketiga Juni 2020 reksadana sahamlah juaranya. Cemerlangnya kinerja reksadana saham sepanjang pekan lalu, seiring kinerja Indeks Harga Saham Gabungan yang naik 1,27 persen sepekan jadi 4.942 dari pekan sebelumnya 4.880.
Berdasarkan data Bareksa, sepanjang pekan lalu indeks reksadana saham membukukan return 2,65 persen atau merupakan yang tertinggi dibandingkan indeks reksadana lainnya. Kemudian disusul indeks reksadana saham syariah (1,89 pesen), indeks reksadana campuran (1,53 persen), indeks reksadana campuran syariah (1,19 persen), indeks reksadana pendapatan tetap (0,14 persen) dan indeks reksadana pendapatan tetap syariah (0,08 persen).
Adapun indeks reksadana pasar uang syariah stagnan (0 persen) pekan lalu, serta indeks reksadana pasar uang menjadi satu-satunya yang mencatatkan kinerja negatif 0,13 persen.
Sumber : Bareksa
Jika jangka waktunya ditarik sebulan terakhir (22 Mei-19 Juni 2020), reksadana saham juga masih menjadi jawaranya. Sebulan terakhir indeks reksadana saham membukukan return 6,62 persen, disusul indeks reksadana campuran 4,1 persen, indeks reksadana saham syariah 3,32 persen, indeks reksadana campuran syariah 3,2 persen, indeks reksadana pendapatan tetap 1,01 persen dan indeks reksadana pendapatan tetap syariah 0,56 persen.
Sedangkan indeks reksadana pasar uang dan indeks reksadana pasar uang syariah masing-masing minus 0,36 persen dan 0,08 persen.
Sumber : Bareksa
Meski begitu, secara year to date (30 Desember 2019-19 Juni 2020), mayoritas indeks reksadana mencatatkan kinerja negatif seiring gejolak pasar modal terdampak pandemi Covid-19. Dari 8 indeks reksadana, 5 di antaranya mencatatkan return negatif dan hanya 3 yang positif.
Kinerja tertinggi dibukukan indeks reksadana pasar uang syariah yang mencetak return positif 1,12 persen. Kemudian disusul indeks reksadana pendapatan tetap 1,03 persen dan indeks reksadana pasar uang 0,07 persen. Adapun indeks reksadana yang mencatatkan kinerja negatif YtD yakni indeks reksadana saham -22,39 persen, indeks reksadana saham syariah -21,9 persen, indeks reksadana campuran -11,61 persen, indeks reksadana campuran syariah -8,49 persen dan indeks reksadana pendapatan tetap syariah -0,95 persen.
Sumber : Bareksa
Setahun terakhir, kinerja indeks reksadana seimbang, 4 di antaranya positif dan 4 lainnya negatif. Kinerja tertinggi dibukukan indeks reksadana pendapatan tetap yang mencatatkan return 4,56 persen, kemudian indeks reksadana pasar uang 2,45 persen, indeks reksadana pasar uang syariah 2,16 persen dan indeks reksadana pendapatan tetap syariah 1,72 persen.
Adapun kinerja negatif dicatatkan indeks reksadana saham -32,88 persen, indeks reksadana saham syariah 40,13 persen, indeks reksadana campuran -13,5 persen, serta indeks reksadana campuran syariah -10,04 persen.
Sumber : Bareksa
Reksadana ialah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksadana juga diartikan, sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi.
Sebagaimana dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Reksadana memberikan imbal hasil (return) dari pertumbuhan nilai aset-aset yang ada dalam portofolionya. Imbal hasil ini potensinya lebih tinggi dibandingkan dengan deposito atau tabungan bank.
Sebaiknya, jenis reksadana yang dipilih bisa disesuaikan dengan karakter kita apakah seorang high-risk taker, medium-risk taker atau low-risk taker. Jika kita kurang berani untuk mengambil risiko rugi, bisa memilih reksadana pasar uang.
Namun, jika kita cukup berani tapi masih jaga-jaga untuk tidak terlalu rugi, bisa coba fixed income (reksadana pendapatan tetap) atau balanced (reksadana campuran). Sementara jika kita cukup berani ambil risiko, bisa berinvestasi di reksadana saham (equity).
Selalu sesuaikan instrumen investasi dengan profil risiko dan target investasi kamu.
***
Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.