Alasan Warren Buffett Pilih Reksadana Indeks Sebagai Instrumen Investasi Terbaik

Bareksa • 12 Jun 2020

an image
Ilustrasi foto Warren Buffet (shutterstock)

Buffett berwasiat untuk menginvestasikan 90 persen aset di reksadana indeks, 10 persen sisanya di obligasi pemerintah

Bareksa.com - Orang terkaya nomor 3 dunia versi Forbes, Warren Buffett, berfikir bahwa berinvestasi di reksadana indeks adalah cara terbaik untuk membuat uang kita bertumbuh. Investor tersukses dan jadi ikon dunia saat ini bagaikan "buku panduan hidup" bagi para investor, ketika dia berbagi tentang strategi dan saran investasinya. 

Buffett ialah investor legendaris atau biasa dijuluki master value investing, yang mengajarkan tentang pentingnya mengedepankan kesabaran, displin dan hindari risiko merupakan hal penting untuk mencapai kesuksesan investasi. Dia mengaku berinvestasi di instrumen saham tidak bisa diterapkan pada semua orang. Faktanya, kebanyakan investor akan mendapatkan keuntungan lebih besar dengan strategi lebih sederhana.

"Berinvestasilah di reksadana indeks yang biayanya rendah," ungkap Buffet seperti dilansir Businsess Insider (17/12/2019).

"Rekomendasi rutin saya ialah Reksadana Indeks S&P 500 yang biayanya murah," tulis Buffett dalam surat pemegang saham tahunan 2016 Berkshire Hathaway.

Reksadana indeks memang mewakili investasi di pasar yang luas. Dalam kasus reksadana indeks S&P 500, kita membeli bagian kecil dari saham 500 perusahaan publik terbesar Amerika Serikat. Hasilnya otomatis, kita melakukan diversifikasi investasi dan meminimalisir risiko secara keseluruhan. Yang paling penting, tidak ada market timing, atau pengaruh keputusan memilih saham individual. Kinerja reksadana ini secara sederhana bisa ditracking dari kinerja indeks acuannya.

"Reksadana indeks adalah investasi yang masuk akal bagi kebanyakan orang. Biaya yang rendah dalam investasi di reksadana indeks adalah masuk akal bagi mayoritas investor. Dengan berinvestasi secara berkala di reksadana indeks, seorang investor yang tidak berpengalaman bisa mengalahkan kinerja para investor paling profesional sekalipun," ujar konglomerat yang juga pegiat filantropi tersebut.

Soal bagaimana cara kita berinvestasi, kita tidak perlu menempatkan banyak dana di reksadana indeks saat memulainya. Buffett justru merekomendasikan sebaliknya. Investasi dalam jumlah sedikit namun berkala dalam jangka panjang. Metode ini dikenal sebagai dollar cost averaging, dan merupakan strategi bagi investor jangka panjang. Terpenting kata Buffet, jangan pernah membayar banyak biaya untuk investasi.

Dalam buku pemegang saham tahunan 2002, Buffet juga menyatakan jika dirinya menempatkan jumlah dana investasi yang relatif sama secara berkala dalam jangka 20-30 tahun. "Saya akan memilih investasi di reksadana indeks tersebut dan saya tahu Vanguard memiliki biaya yang rendah. Saya yakin banyak orang lain juga melakukannya," ungkapnya.  

"Namun saya akan sangat hati-hati dengan biaya. Sebab para manajer investasi akan melakukannya agar Anda membeli reksadana indeks tersebut. Saya kira, orang-orang yang membeli reksadana indeks umumnya mendapatkan hasil lebih baik, ketimbang mereka yang membeli reksadana dengan biaya lebih tinggi. Ini hanya masalah matematika," Buffett menambahkan.

Buffett merujuk pada rasio biaya yang diterapkan oleh sebuah produk reksadana, atau biaya yang harus Anda bayarkan kepada broker untuk mengelola investasi Anda. Nilai itu merepresentasi persentase dari total saldo akun investasi Anda. Biaya itu diambil secara otomatis, sehingga mudah terlewatkan, namun jelas disampaikan dalam setiap reksadana. Sebagai contoh, jika Anda berinvestasi di reksadana indeks dengan rasio biaya 0,5 persen, maka broker akan menarik biaya US$5 untuk setiap US$1.000 total saldo Anda setiap tahunnya. 

Reksadana indeks membuat investasi keuangan jadi terjangkau buat masyarakat banyak. Reksadana ini didesain pasif, sehingga tidak butuh banyak perhatian dari manajer investasi untuk mengelolanya. Tiga besar perusahaan manajemen investasi global yang menyediakan reksadana indeks saat ini ialah Vanguard, Fidelity dan Schwab. Umumnya mereka hanya mengenakan biaya kurang dari 0,1 persen untuk produk reksadana indeks mereka yang paling populer, bahkan beberapa produk lainnya bebas biaya. 

Seperti dilansir Yahoofinance, pada 2013 silam Buffet bercerita kepada investor bahwa dirinya menulis surat wasiat kepada istrinya untuk mengalokasikan 90 persen kakayaannya pada instrumen reksadana indeks berbiaya rendah. Sementara sisanya sebesar 10 persen diinvestasikan pada obligasi pemerintah jangka pendek.

Dalam suratnya tahun 1987 kepada pemegang saham Berkshire Hathaway (NYSE: BRK.A) (NYSE: BRK.B), Buffett menjelaskan pemikirannya, yang tampaknya telah berubah sedikit selama 30 tahun terakhir. Keluhan utama Buffett dengan obligasi jangka panjang karena tidak lebih baik dari mata uang  dolar AS.

Terlebih, Buffet kurang percaya pada kemampuan dolar AS untuk mempertahankan nilainya dalam jangka panjang. Memang, dolar membuat inflasi yang sangat tinggi dalam 10 tahun sebelum penulisan surat itu, sehingga wajar jika Buffett skeptis. Dia percaya inflasi yang signifikan tidak dapat dihindari karena besarnya utang luar negeri AS.

Reksadana ialah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksadana juga diartikan, sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi.

Selalu sesuaikan instrumen investasi dengan profil risiko dan target investasi kamu.

***

Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.