Bareksa.com - Dana kelolaan industri reksadana nasional pada Maret 2020 anjlok 13,05 persen secara year to date (YtD) jadi Rp471,4 triliun. Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report Maret 2020 yang mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mencatat, jumlah unit reksadana di industri reksadana nasional pada bulan lalu juga menyusut 3,82 persen jadi 408,6 juta unit reksadana.
Sumber : Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report Maret 2020
Minusnya pertumbuhan dana kelolaan pada Maret 2020, tak lain karena dampak dari tekanan pasar keuangan dan pasar modal akibat pandemi COVID-19 atau virus corona. Sentimen negatif wabah corona telah menghantam sektor keuangan dan pasar modal di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Terkoreksinya pertumbuhan industri reksadana nasional, dipengaruhi oleh laju pertumbuhan jenis-jenis reksadana di dalamnya. Salah satunya reksadana pendapatan tetap yang juga mengalami pertumbuhan minus pada Maret 2020, meski besaran koreksinya tidak sebesar pertumbuhan yang minus pada industri reksadana secara keseluruhan.
Dana kelolaan fixed income fund pada Maret 2020 secara year to date (YtD) mengalami pertumbuhan minus 5,91 persen menjadi Rp114,84 triliun. Di sisi lainnya pun pada Maret 2020, jumlah unit reksadana pendapatan tetap tertekan 4,65 persen pada Maret 2020 jadi 75,3 juta unit.
Sumber : Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report Maret 2020
Laporan Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report Maret 2020 yang dirilis Bareksa, tampak posisi lima manajer investasi teratas tidak banyak berubah dibandingkan Februari, yakni :
1. Sinarmas AM
Juara pertama Manajer investasi (MI) pada perolehan dana kelolaan atau AUM reksadana pendapatan tetap Maret 2020, masih diduduki jawara bulan lalu yakni PT Sinarmas Asset Management. Pada Maret 2020, Sinarmas AM membukukan AUM Rp14,16 triliun dan meraih pangsa pasar 12 persen.
Secara bulanan dan year to date, AUM reksadana pendapatan tetap Sinarmas AM tumbuh 3 persen dan 2 persen. Sedangkan secara tahunan (YoY), dana kelolaan reksadana pendapatan tetap Sinarmas AM pada Maret 2020, tumbuh 13 persen.
2. Batavia PAM
Ranking kedua dana kelolaan reksadana pendapatan terbesar pada Maret 2020 ditempati oleh PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen, yang pada Februari 2020 masih menempati posisi ketiga. Dana kelolaan reksadana pendapatan tetap Batavia PAM pada Maret senilai Rp11,06 triliun dan penguasaan pangsa pasar 10 persen.
AUM reksadana pendapatan tetap Batavia PAM pada Maret berhasil tumbuh 5 persen secara tahunan (YoY) tapi secara year to date (YtD) minus 3 persen.
3. Bahana TCW
Posisi ketiga ditempati PT Bahana TCW Investment Management, yang sebelumnya pada Februari 2020 menempati posisi kedua dengan perolehan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap terbesar. Pada Maret 2020, dana kelolaan reksadana pendapatan tetap Bahana TCW Rp10,81 triliun dan market share 9 persen.
AUM Bahana TCW untuk reksadana pendapatan tetap pada Maret 2020 tertekan 11 persen secara year to date (YtD) dan minus 16 persen secara year on year (YoY).
4. Manulife AM
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia berada di posisi sama seperti bulan lalu, yakni menempati urutan keempat MI dengan perolehan dana reksadana pendapatan tetap terbesar. Pada Maret 2020, AUM reksadana pendapatan tetap Manulife AM tercatat Rp10,71 triliun dan market share 9 persen.
Manulife berhasil mencetak kenaikan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap 12 persen secara year on year (YoY), namun minus 1 persen secara year to date (YtD) dan minus 3 persen secara bulanan.
5. Mandiri Investasi
Posisi lima MI dengan perolehan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap terbesar pada Maret 2020, juga masih ditempati jawara kelima pada bulan lalu yakni PT Mandiri Manejemen Investasi (MMI).
Dana kelolaan reksadana pendapatan tetap Mandiri Investasi pada Maret 2020 senilai Rp7,54 triliun dan market share 7 persen.
AUM fixed income fund Mandiri Investasi pada Maret 2020 terkoreksi baik secara bulanan, year to date (YtD) maupun year on year (YoY) yakni minus 15 persen, 14 persen, dan 1 persen.
Daftar 20 MI juara AUM reksadana pendapatan tetap Maret 2020
Sumber : Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report Maret 2020
Sebagai informasi, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Sementara reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang menginvestasikan sekurang-kurangnya 80 persen dari asetnya dalam bentuk efek utang atau obligasi. Obligasi atau surat utang ini bisa yang diterbitkan oleh perusahaan (korporasi) maupun obligasi pemerintah.
Tujuannya untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil. Risikonya relatif lebih besar daripada reksadana pasar uang tetapi lebih moderat dibandingkan saham sehingga cocok untuk jangka waktu 1 sampai 3 tahun.
Sesuai dengan karakternya, reksadana pendapatan tetap ini memiliki tingkat pengembalian hasil yang stabil karena memiliki aset surat utang atau obligasi yang memberikan keuntungan berupa kupon secara rutin.
Dalam jangka pendek dan menengah, nilai aktiva bersih (NAB) dari reksa dana pendapatan tetap cenderung naik stabil dan tidak banyak berfluktuasi (naik-turun). Karena itu, reksadana ini cocok untuk investor bertipe konservatif (risk averse).
Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa: Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report Maret 2020. Untuk berlangganan laporan ini silakan hubungi marketing@bareksa.com (cc: data@bareksa.com).
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.