Stabil di Tengah Pandemi, Begini Strategi Reksadana Pasar Uang Capital AM
Capital Money Market Fund mencatatkan return 7,42 persen setahun terakhir
Capital Money Market Fund mencatatkan return 7,42 persen setahun terakhir
Bareksa.com - Saat pasar saham dibayangi oleh sentimen negatif akibat pandemi global virus corona Covid-19, investor cenderung untuk memilih aset investasi yang lebih stabil dengan risiko rendah, seperti reksadana pasar uang.
Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sejak awal tahun hingga akhir Februari 2020 dana kelolaan industri reksadana secara umum turun 3,12 persen. Dalam periode sama, AUM jenis reksadana pasar uang justru meningkat 10,44 persen.
Peningkatan ini seiring dengan bertambahnya unit penyertaan reksadana pasar uang menjadi 58,1 juta unit per akhir Februari 2020. Angka ini menunjukkan pertumbuhan 10,20 persen secara YTD.
Promo Terbaru di Bareksa
Sebagai informasi, reksadana pasar uang memiliki portofolio berisikan instrumen pasar uang, termasuk deposito dan obligasi dengan jatuh tempo kurang dari setahun. Maka dari itu, reksadana ini masih stabil di tengah goncangan pasar saham.
Di marketplace investasi Bareksa, reksadana pasar uang masih stabil dan memberikan imbal hasil (return) positif di tengah pandemi ini. Per 6 April 2020, reksadana pasar uang di Bareksa ada yang bisa memberikan return 1,92 persen YTD.
Reksadana tersebut adalah Capital Money Market Fund. Setahun terakhir, reksadana yang dikelola oleh Capital Asset Management ini mencatatkan return 7,42 persen.
Head of Investment Capital Asset Management, Doddy Vierzehn Putra, memproyeksikan di tengah kondisi saat ini, suku bunga bank masih bisa naik. Sehingga, hal ini bisa mendorong return reksadana pasar uang lebih tinggi lagi.
"Bunga deposito akan ikuti kenaikan yield SBN (surat berharga negara)," ujar Doddy dalam market update melalui video conference dengan Bareksa 6 April 2020.
Proyeksi kenaikan suku bunga seiring dengan skenario pemerintah menghadapi pandemi Covid-19, yang akan memberikan stimulus ekonomi. Dampaknya, defisit anggaran penerimaan dan belanja negara (APBN) bisa mencapai maksimal 5 persen.
Doddy menjelaskan bahwa pemerintah juga mencari dana masyarakat untuk pembiayaan APBN ini. Maka, yield SBN diperkirakan akan naik, dan bunga deposito juga ikut naik.
Sementara itu, berkaitan dengan pengelolaan reksadana, Capital AM memiliki strategi khusus berdasarkan jenisnya reksadana pasar uang. Manajer investasi ini menerapkan parameter pemilihan bank untuk menaruh dananya.
Parameter tersebut dibagi menjadi kuantitatif dan kualitatif. Dalam parameter kuantitatif, yang menjadi pertimbangan adalah penyediaan modal dan rasio kredit macet (non-performing loan/NPL).
Berkaitan dengan penyediaan modal, bank harus memenuhi Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) dengan profil risiko peringkat 3, minimum sebesar 10 persen. Lalu, rasio NPL Net maksimum adalah ketentuan BI sebesar 5 persen.
Sementara itu, dalam parameter kualitatif, deposito bank harus dapat dicairkan sebelum jatuh tempo (breakable). Menurutnya, deposito dengan sistem breakable ini membuatnya likuid dan memudahkan bila ada pencairan (redemption) besar.
"Bila ada redemption, masih bisa jalan karena deposito breakable. Deposito ditempatkan dengan nominal kecil, jadi kalau ada redemption tidak berdampak pada kinerja secara keseluruhan," kata Doddy.
Capital AM juga mengurangi eksposur pada bank yang mendekati batas ketentuan dalam parameter. Persyaratan tersebut berdasarkan data kuartal terakhir dan dierbarui setiap 3 bulan sekali.
Lalu, berkaitan dengan kebijakan investasi, Doddy mengatakan dalam reksadana Capital Money Market Fund, porsi obligasi korporasi maksimal 40 persen. Adapun obligasi yang dipilih harus memenuhi rating minimal investment grade yaitu peringkat BBB.
Berdasarkan Fund Fact Sheet Februari 2020, reksadana Capital Money Market Fund memiliki aset terbesar di Deposito Bank Banten, Deposito BPD Sulut, Deposito Bank Kesejahteraan Ekonomi, Obligasi Bank Rakyat Indonesia Tbk dan Obligasi PT Bank Mayapada Tbk.
Per akhir Februari 2020, reksadana pasar uang ini memiliki dana kelolaan (AUM) sebesar Rp127,95 miliar.
Reksa Dana Capital Money Market Fund bertujuan untuk menghasilkan tingkat pertumbuhan yang optimal dalam jangka waktu pendek dan menengah dengan likuiditas yang tinggi.
Reksadana pasar uang bisa dipilih bagi pemula atau investor dengan profil risiko rendah, dan untuk jangka waktu pendek (sekitar setahun).
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.