Bareksa.com - Sejak World Health Organization (WHO) secara resmi menetapkan virus Covid-19 sebagai pandemi, penyebarannya berdampak pada perekonomian global dan juga pasar modal di seluruh negara. Pasalnya akibat pandemi tersebut, perekonomian global dan pasar modal terus menunjukkan volatilitas, bahkan cenderung menurun.
Hingga pekan ketiga Maret 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi hingga 33,41 persen ke level 4.194 secara year to date. Bahkan, selama dua pekan terakhir, Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai memberlakukan empat kali suspensi perdagangan sementara (trading suspension) secara otomatis karena mengalami pelemahan hingga 5 persen dalam satu hari.
Hal ini tentu menimbulkan keresahan bagi investor dan masyarakat pada umumnya. Director, Chief Investment Officer PT Jagartha Penasihat Investasi (Jagartha Advisors) Erik Argasetya mengatakan untuk menyiasati kondisi yang ada saat ini, pihaknya merekomendasikan beberapa hal berikut :
1. Persiapkan Dana Darurat
Hal pertama yang perlu dilakukan dalam kondisi saat ini adalah meningkatkan dana darurat. Para ahli kesehatan memperkirakan, pandemi ini memerlukan waktu yang agak lama hingga mereda sampai mencapai titik normal. Karena itu, investor perlu mengalokasikan lebih banyak dana darurat untuk tiga hingga enam bulan ke depan. Anda bisa memegang dana darurat secara tunai atau mengalokasikannya di tabungan, deposito, tabungan atau reksadana pasar uang.
Apabila ingin mengalokasikannya di reksadana pasar uang, di Bareksa terdapat 37 reksadana pasar uang yang bisa dipilih. Semua reksadana pasar uang tersebut masih membukukan return positif untuk tenor satu tahun. Bahkan tiga produk di antaranya bisa membukukan imbal hasil di atas 7 persen.
NAV 3 Reksadana Pasar Uang
Sumber : Bareksa
2. Mengevaluasi dan Menyeimbangkan Kembali Portofolio
Terlepas dari apapun kondisinya, investor sebaiknya mengevaluasi portofolionya secara berkala sesuai dengan tujuan investasi dan juga profil risiko investor. Pentingnya evaluasi ini disebabkan karena profil risiko investor bisa berubah sesuai dengan usia, kondisi finansial dan juga kondisi pasar seperti yang terjadi saat ini. Begitu juga dengan tujuan investasi yang bisa berubah mengikuti situasi yang sedang terjadi.
3. Momentum Investasi
Jika sudah mengevaluasi dan menyeimbangkan kembali portofolio dan masih memiliki sisa dana untuk diinvestasikan, maka investor bisa melakukan investasi saham. Penurunan pasar saham yang sudah “diskon besar-besaran” memberikan banyak kesempatan bagi para investor untuk mulai membangun portofolionya.
Dalam situasi seperti saat ini, aksi beli yang disertai dengan modal pengetahuan yang cukup bisa memberikan keuntungan. Sebab ada beberapa sektor saham yang bersifat defensif meskipun diterpa gejolak, seperti saham di sektor konsumer dan kesehatan. Menariknya, karena adanya himbauan pemerintah untuk bekerja, belajar dan beribadah dari rumah, maka ada beberapa emiten telekomunikasi yang mungkin dapat diuntungkan dengan tingginya permintaan data internet.
Jika dilihat secara jangka panjang pun, pasar saham akan selalu kembali rebound setelah adanya sebuah epidemi (epidemi cenderung lebih terpusat di daerah tertentu dibandingkan pandemi – pandemi terakhir adalah tahun 2009). Terlihat dalam tabel berikut, index bursa global MSCI World Equity Index yang mewakili emiten-emiten dari pasar global.
Data Bursa Saham Global Setelah Pandemi
Sumber : StashAway, CNBC
Karena itu, dengan melihat kondisi pasar terkini, investor juga dapat membeli produk investasi berbasis saham karena harga saham yang rendah dan membiarkannya hingga kondisi pasar kembali membaik. Apabila tidak ingin berinvestasi secara langsung di saham, Anda juga bisa berinvestasi melalui produk reksadana berbasis saham. Di Bareksa, terdapat 73 produk reksadana saham yang bisa dipilih.
4. Diversifikasi Investasi
Kendati pasar saham saat ini sedang menghadapi gejolak, namun investor masih bisa meraup keuntungan jika melakukan diversifikasi investasi. Diversifikasi ini dilakukan dengan tidak hanya menanamkan investasi di instrumen yang berbasis pasar modal. Ada beberapa instrumen investasi yang bisa dipilih oleh investor seperti berinvestasi di emas, obligasi atau investasi alternatif yang ditawarkan oleh platform fintech.
(K09/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.