Bareksa.com - Reksadana pendapatan tetap berhasil menjadi jenis reksadana yang tahan banting di tengah gejolak pasar modal sepanjang Februari 2020 akibat meluasnya wabah virus corona COVID-19. Dibandingkan tiga jenis reksadana lainnya yakni reksadana saham, campuran dan pasar uang, indeks reksadana pendapatan tetap satu-satunya yang mencetak return positif sepanjang bulan lalu.
Tercatat sepanjang bulan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan tersungkur minus 7,33 persen. Seiring anjloknya IHSG, kinerja reksadana berbasis saham yakni indeks reksadana saham dan indeks reksadana campuran masing-masing ambrol negatif 6,77 persen dan 3,35 persen. Indeks reksadana pasar uang bahkan stagnan dengan return net asset value (NAV) 0 persen. Hanya indeks reksadana pendapatan tetap yang masih tahan banting atau bertahan dengan kenaikan tipis 0,05 persen.
Jumlah dana kelolaan fixed income fund ini juga membukukan kenaikan tipis 0,66 persen secara year to date jadi Rp122,86 triliun pada Februari 2020. Pada Desember 2019, dana kelolaan reksadana pendapatan tetap Rp122 triliun.
Dengan kenaikan asset under management (AUM) secara industri, siapa saja juara dana kelolaan reksadana pendapatan tetap bulan lalu? Berdasarkan laporan Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report February 2020 yang dirilis Bareksa, tampak posisi teratas tidak banyak berubah.
1. Sinarmas AM
Juara pertama manajer investasi (MI) juara AUM reksadana pendapatan tetap Februari 2020 di yakni PT Sinarmas Asset Management yang membukukan AUM Rp13,76 triliun dan meraih pangsa pasar 11 persen.
Meskipun secara bulanan dan year to date, AUM reksadana pendapatan tetap Sinarmas AM menyusut 5 persen dan 1 persen, namun masih tetap menjadi yang terbesar pada Februari. Pada Januari 2020, AUM reksadana pendapatan tetap Sinarmas AM Rp14,56 triliun.
Berdasarkan data Bareksa, top 3 reksadana pendapatan tetap Sinarmas yang mengelola dana kelolaan terbesar per Februari yakni Danamas Stabil Rp8,02 triliun, Simas Danamas Mantap Plus Rp995,2 miliar dan Simas Income Fund Rp663,4 miliar. Sayangnya ketiga reksadana tersebut belum tersedia di Bareksa.
2. Bahana TCW
Posisi kedua ialah PT Bahana TCW Investment Management dengan dana kelolaan Rp13,76 triliun dan market share 10 persen. AUM Bahana TCW untuk reksadana pendapatan tetap pada Februari 2020 tertekan 2 persen secara bulanan maupun year to date. Pada Januari 2020, dana kelolaan reksadana pendapatan tetap Bahana TCW senilai Rp12,14 triliun.
Berdasarkan data Bareksa, top 3 reksadana pendapatan tetap Bahana TCW yang memilik AUM terbesar Februari 2020 yakni Bahana Income Stream Rp1,76 triliun, Bahana Prime Income Fund Rp1,51 triliun serta Bahana Pendapatan Tetap Utama 2 Rp1,42 triliun.
3. Batavia PAM
Ranking tiga dana kelolaan reksadana pendapatan terbesar pada Februari 2020 ditempati oleh PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen senilai Rp11,48 triliun dan pangsa 9 persen. AUM reksadana pendapatan tetap Batavia pada Februari berhasil naik 1 persen baik secara bulanan maupun year to date. Bahkan secara tahunan AUM fixed income fund perseroan melonjak 10 persen. Pada Januari 2020, AUM reksadana pendapatan tetap Batavia Rp11,4 triliun.
Data Bareksa mencatat top 3 reksadana pendapatan tetap Batavia PAM dana kelolaan terbesar per Februari di antaranya Batavia Dana Obligasi Unggulan 2 senilai Rp1,48 triliun, Batavia Dana Obligasi Andalan Rp1,33 triliun, Batavia Dana Obligasi Gemilang Rp1,18 triliun.
4. Manulife AM
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia berada di urutan keempat dengan AUM reksadana pendapatan tetap Rp11,08 triliun dan market share 9 persen pada Februari 2020. Manulife berhasil mencetak kenaikan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap 2 persen secara year to date, namun minus 1 persen secara bulanan. Secara tahunan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap Manulife naik 5 persen. Pada Januari 2020, Manulife membukukan AUM reksadana pendapatan tetap Rp11,18 triliun.
Top 3 reksadana pendapatan tetap dana kelolaan terbesar Manulife yakni Manulife Dana Tetap Utama Rp4,29 triliun, Manulife Obligasi Negara Unggulan II Rp2,4 triliun, serta Manulife Pendapatan Tetap Bulanan II Rp1,01 triliun.
5. Mandiri Investasi
Posisi lima ditempati oleh PT Mandiri Manejemen Investasi (MMI) dengan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap Februari 2020 senilai Rp8,87 triliun dan market share 7 persen. AUM fixed income fund Mandiri Investasi pada Februari 2020 naik 1 persen secara bulanan maupun year to date. Secara tahunan AUM melesat 18 persen. Pada Januari 2020, AUM reksadana pendapatan tetap Mandiri Investasi Rp8,74 triliun.
Tiga produk reksadana pendapatan tetap Mandiri Investasi dana kelolaan terbesar pada Februari 2020 yakni Mandiri Obligasi Utama Rp1,65 triliun, Mandiri Obligasi Utama 2 Rp1,37 triliun dan Mandiri Investa Dana Utama Rp1,33 triliun.
Selengkapnya daftar MI juara AUM reksadana pendapatan tetap Februari 2020 sebagai berikut :
Sumber : Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report February 2020
Untuk diketahui, dana kelolaan industri reksadana nasional pada Februari 2020 anjlok 3,12 persen secara year to date jadi Rp525,3 triliun. Berdasarkan laporan Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report Februari 2020 yang dirilis Bareksa, disebutkan asset under management industri reksadana Februari 2020 anjlok jika dibandingkan Desember 2019 yang sebesar Rp542,2 triliun.
Laporan yang mengutip data OJK tersebut mengungkapkan, seiring penurunan dana kelolaan, jumlah unit reksadana di industri reksadana nasional pada bulan lalu juga menyusut 0,35 persen jadi 423,3 juta unit reksadana, padahal sejatinya jumlah produk reksadananya bertambah 0,05 persen jadi 2.213 produk.
Sumber : Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report February 2020
Penurunan dana kelolaan pada Februari 2020 seiring tekanan yang dialami pasar modal sepanjang bulan lalu akibat wabah virus corona COVID-19. Sentimen negatif wabah corona telah menghantam pasar modal di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Tercatat sepanjang bulan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan tersungkur minus 7,33 persen. Seiring anjloknya IHSG, kinerja reksadana berbasis saham yakni indeks reksadana saham dan indeks reksadana campuran masing-masing ambrol negatif 6,77 persen dan 3,35 persen.
Indeks reksadana pasar uang bahkan stagnan dengan return net asset value (NAV) 0 persen. Hanya indeks reksadana pendapatan tetap yang masih tahan banting atau bertahan dengan kenaikan tipis 0,05 persen.
Sumber : Bareksa
Seiring kenaikan return NAV reksadana pendapatan tetap pada Februari 2020, jumlah dana kelolaan fixed income fund ini juga membukukan kenaikan tipis 0,66 persen secara year to date jadi Rp122,86 triliun. Pada Desember 2019, dana kelolaan reksadana pendapatan tetap Rp122 triliun.
Sumber : Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report February 2020
Meskipun dari sisi dana kelolaan mencatatkan kenaikan, namun sebenarnya jumlah unit reksadana pendapatan tetap tertekan 1,26 persen pada Februari 2020 jadi 78 juta unit dibandingkan 79 juta unit pada Desember 2019. Artinya sepanjang bulan lalu, reksadana yang mayoritas isi portofolionya merupakan surat utang ini membukukan kenaikan harga nilai aktiva bersih.
Sumber : Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report February 2020
Sebagai informasi, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Sementara reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang menginvestasikan sekurang-kurangnya 80 persen dari asetnya dalam bentuk efek utang atau obligasi. Obligasi atau surat utang ini bisa yang diterbitkan oleh perusahaan (korporasi) maupun obligasi pemerintah.
Tujuannya untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil. Risikonya relatif lebih besar daripada reksadana pasar uang tetapi lebih moderat dibandingkan saham sehingga cocok untuk jangka waktu 1 sampai 3 tahun.
Sesuai dengan karakternya, reksadana pendapatan tetap ini memiliki tingkat pengembalian hasil yang stabil karena memiliki aset surat utang atau obligasi yang memberikan keuntungan berupa kupon secara rutin.
Dalam jangka pendek dan menengah, nilai aktiva bersih (NAB) dari reksa dana pendapatan tetap cenderung naik stabil dan tidak banyak berfluktuasi (naik-turun). Karena itu, reksadana ini cocok untuk investor bertipe konservatif (risk averse).
Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa: Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report February 2020. Untuk berlangganan laporan ini silakan hubungi marketing@bareksa.com (cc: data@bareksa.com).
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.