Bareksa.com - Pasar finansial di berbagai negara termasuk Indonesia sempat tertekan dan anjlok pada pekan lalu. Lonjakan kasus virus corona (COVID-19) di luar China, dinilai menjadi penyebab instrumen investasi mulai dari obligasi hingga indeks saham, termasuk di Indonesia rontok.
Hingga kemarin (2/3/2020), 66 negara termasuk Indonesia terdampak virus corona. Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan penyebaran virus corona sebagai darurat global karena virus yang berasal dari Wuhan Provinsi Hubei, China, kian sulit dikendalikan.
Terkait kondisi pasar saham dan pasar keuangan beberapa waktu belakangan ini, apa yang mesti dilakukan investor khususnya investor reksadana?
Head of Investment PT Avrist Asset Management (Avram), Tubagus Farash Akbar Farich, memiliki sejumlah saran bagi investor reksadana.
"Untuk investor reksadana yang paling penting tetap memeriksa kesesuaian aset reksadananya dan horison investasinya. Artinya, reksadana saham untuk jangka panjang, pendapatan tetap untuk jangka menengah dan panjang, ETF dan obligasi untuk jangka menengah, dan reksadana pasar uang untuk jangka panjang," kata Farash kepada Bareksa, Selasa (3/3).
Farash menyatakan kondisi pasar saham dan pasar keuangan belakangan ini memang terkoreksi karena kekhawatiran atas dampak corona sehingga membuat valuasi saham dan obligasi menjadi murah. Meski begitu, ia menyarankan investor juga bisa melihat adanya potensi baik dari kondisi pasar saham pada saat ini.
"Baik untuk dimanfaatkan untuk menambah investasi di saham kapitalisasi besar dengan fundamental baik melalui reksadana indeks LQ45 atau IDX30. Atau, menambah investasi di Surat Berharga Negara melalui ETF obligasi," jelas Farash.
Menurutnya, setelah issue virus corona membaik, diperkirakan pasar modal akan kembali positif kinerjanya.
Target AUM
Di sisi lain, Farash menjelaskan manajemen Avrist Asset Management (Avram) hingga hari ini tidak berencana mengubah besaran target dana kelolaan (asset under management/AUM) pada tahun ini. "Target AUM tahun ini tetap Rp8 triliun," kata Farash.
ia menjelaskan target dana kelolaan atau AUM Avram pada tahun ini jauh lebih besar yakni naik mencapai 45,45 persen dibandingkan perolehan dana kelolaan tahun lalu. Dana kelolaan yang berhasil dihimpun Avram pada 2019, kata Farash, tercatat Rp5,5 triliun.
Sumber : Bareksa
Untuk diketahui, reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut, nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Sebagaimana dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Reksadana memberikan imbal hasil (return) dari pertumbuhan nilai aset-aset yang ada di dalam portofolionya. Imbal hasil ini potensinya lebih tinggi dibandingkan dengan deposito atau tabungan bank.
Jenis reksadana yang dipilih, bisa disesuaikan dengan karakter kita apakah seorang high-risk taker, medium-risk taker, atau low-risk taker. Jika kurang berani untuk mengambil risiko rugi, bisa memilih reksadana pasar uang.
Sementara jika cukup berani tapi masih jaga-jaga untuk tidak terlalu rugi, bisa coba fixed income (reksadana pendapatan tetap) atau balanced (reksadana campuran). Jika cukup berani ambil risiko, bisa berinvestasi di reksadana saham (equity).
Perlu diketahui soal reksadana, selain aman karena diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), reksadana juga berpotensi memberikan imbal hasil optimal, bukan objek pajak, serta sangat berpeluang bisa mengalahkan angka inflasi.
Jangan lupa, demi kenyamanan berinvestasi pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko kamu ya.
(AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.