Bareksa.com – Di tengah kondisi bursa saham yang bergejolak, masyarakat investor perlu mencari investasi yang stabil. Ada dua jenis investasi berisiko rendah yang bisa menjadi alternatif, yakni reksadana pasar uang dan Surat Berharga Negara (SBN).
Reksadana adalah kumpulan dana investor yang dikelola oleh manajer investasi untuk dimasukkan ke dalam aset-aset keuangan. Adapun reksadana pasar uang memiliki mayoritas aset berupa deposito dan obligasi dengan jatuh tempo kurang dari setahun.
Sementara itu, SBN adalah surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah untuk mencari pembiayaan anggaran negara. Buat investor ritel, salah satu jenis SBN syariah adalah Sukuk Ritel seri SR012, yang sedang ditawarkan selama periode penawaran 24 Februari hingga 18 Maret 2020.
SR012 diterbitkan dalam bentuk tanpa warkat dan dapat diperdagangkan (tradable) di pasar sekunder sampai dengan jatuh temponya yakni 3 tahun, tepatnya pada 10 Maret 2023. SR012 bisa menjadi alternatif bagi investor yang mencari produk investasi dengan risiko rendah, selain misalnya reksadana pasar uang yang juga menawarkan risiko yang tidak berbeda jauh.
Bagaimana perbandingan dua instrumen dengan risiko rendah tersebut? Simak ulasannya berikut ini.
Imbal Hasil (Return)
Kementerian Keuangan menetapkan tingkat imbal hasil tetap (fixed coupon) 6,3 persen per tahun. Meskipun hitungannya per tahun, pembayaran kupon dilakukan rutin secara bulanan (kupon per tahun dibagi 12).
Imbalan tersebut dianggap sebagai penghasilan sehingga terkena pajak penghasilan final (PPh) sebesar 15 persen. Maka, setelah dipotong pajak, imbal hasil bersih yang dapat diterima investor menjadi 5,36 persen per tahun.
Perlu diingat, imbal hasil SR012 bersifat fixed rate, sehingga nilai yang diterima investor akan tetap hingga jatuh tempo (jika terus memegangnya). Namun di sisi lain, investor juga berpotensi mendapatkan keuntungan lain berupa capital gain karena SR012 bisa diperdagangkan di pasar sekunder.
Sementara itu, imbal hasil reksadana pasar uang tidak dikenakan pajak atau potongan lagi sehingga yang diterima oleh investor sudah bersih.
Menurut data marketplace Bareksa, top 5 reksadana pasar uang dengan return tertinggi setahun (per 26/02/2020) terakhir bisa memberikan keuntungan 6,83 persen hingga 7,56 persen bersih tanpa dipotong pajak lagi. Lihat juga rekomendasi reksadana Bareksa Februari 2020 di sini.
Tabel Top 5 Return Reksadana Pasar Uang (1 Tahun)
Sumber : Bareksa
Akan tetapi, return reksadana ini bersifat fluktuatif dan tidak ada yang menjamin pasti naik terus. Oleh karena itu, investor wajib memahami dengan membaca prospektus dan fund fact sheet reksadana sebelum memutuskan berinvestasi reksadana.
Likuiditas
Likuiditas adalah seberapa cepat suatu instrumen dicairkan atau dijadikan uang tunai (cash). SR012 adalah instrumen yang bisa diperdagangkan (tradable) di pasar sekunder sehingga investor bisa menjualnya jika sedang membutuhkan dana, tetapi dengan catatan khusus.
Sebagai informasi, perdagangan, pengalihan dan/atau pemindahbukuan atas kepemilikan SR012 dapat dilakukan mulai tanggal 11 Juni 2020 atau setelah berakhirnya Minimum Holding Period (MHP) yang ditetapkan oleh Pemerintah (yaitu masa sejak tanggal setelmen sampai dengan tanggal pembayaran imbalan ketiga).
Di sisi lain, reksadana pasar uang dapat dicairkan kapan saja dan berapa saja (tidak ada batas minimal) saat kita membutuhkan dana darurat. Maka dari itu, reksadana pasar uang bisa dibilang lebih likuid dibandingkan dengan SR012.
Jaminan Pemerintah
SR012 dijamin 100 persen baik pokok maupun imbal hasilnya, seperti tertera dalam Undang-Undang. Adapun reksadana pasar uang tidak dijamin, tetapi diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan dalam pengelolaannya.
Tabel berikut menampilkan ringkasan perbandingan antara SR012 dan reksadana pasar uang.
Sumber: Bareksa.com
Kesimpulannya, kita sebagai investor dalam membeli atau memutuskan untuk mengalokasikan aset investasi tidak hanya sekadar membandingkan return yang didapat, melainkan juga harus tahu dan disiplin atas keputusan investasi yang akan diambil nantinya.
Namun yang perlu ditekankan ialah, kedua produk yang tersedia di Bareksa ini cocok bagi investor dengan profil risiko rendah (risk averse), tinggal disesuaikan saja dengan kebutuhan masing-masing.
***
Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?
Pemerintah telah resmi membuka masa penawaran Sukuk Ritel seri SR012 mulai 24 Februari 2020. Masa penawaran investasi syariah itu hingga 18 Maret 2020.
Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi SBN? Segera daftar di sbn.bareksa.com sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP. Baca panduannya di sini.
Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di sbn.bareksa.com untuk memesan SBN seri berikutnya.
Bila sudah memiliki akun Bareksa untuk reksadana sebelumnya, segera lengkapi data Anda berupa NPWP dan rekening bank yang dimiliki.
Kalau belum punya NPWP, tapi mau beli SBN? Kita juga bisa meminjam NPWP punya orang tua atau suami.
PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
(KA01/hm)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.