Bareksa.com - Berbagai sentimen negatif mulai dari penyebaran virus corona hingga perlambatan ekonomi global menekan kinerja pasar modal sepanjang tahun berjalan ini. Di tengah kondisi pasar yang masih belum stabil ini, investor bisa mencari produk investasi dengan risiko lebih rendah seperti reksadana jenis pasar uang dan pendapatan tetap.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menjadi acuan pasar modal mencatat imbal hasil negatif 6,62 persen sejak awal tahun hingga 21 Februari 2020. Hal ini tentu menekan kinerja sebagian besar reksadana berbasis saham, seperti jenis reksadana saham dan campuran.
Di sisi lain, kabar positif justru datang di pasar obligasi nasional. Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah seri acuan (benchmark) terus menurun hingga level terendah setahun terakhir 6,52 persen pada 20 Februari 2020, yang mengindikasikan peningkatan harga di pasar. Adapun suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7-Day Reverse Repo Rate tercatat turun ke 4,75 persen, menurut Rapat Dewan Gubernur BI 20 Februari 2020.
Grafik Pergerakan Yield Obligasi Pemerintah Tenor 10 Tahun
Sumber: Bursa Efek Indonesia, diolah Bareksa.com
Seiring dengan tekanan di pasar saham, Indeks Reksadana Saham Bareksa masih mencatat return minus 9,36 persen dan Indeks Reksadana Campuran Bareksa turun 3,62 persen sejak awal tahun hingga 21 Februari 2020.
Sementara itu, reksadana jenis pasar uang dan pendapatan tetap masih stabil. Indeks Reksadana Pasar Uang Bareksa mencatat return 0,18 persen dan Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Bareksa juga untung 2,80 persen year to date (YTD) per 21 Februari 2020.
Grafik Perbandingan Return IHSG dan Indeks Reksadana Saham, Campuran, Pendapatan Tetap dan Pasar Uang Bareksa YTD
Sumber: Bareksa.com
Dengan latar belakang kondisi pasar seperti dijelaskan tersebut, tim analis Bareksa merekomendasi reksadana jenis pasar uang dan pendapatan tetap untuk saat ini. Kemudian, berdasarkan sejumlah parameter, lima produk yang dijual di Bareksa ini layak mendapatkan rekomendasi.
Berikut adalah Top 5 reksadana rekomendasi Bareksa periode Februari 2020:
1. Reksadana Sucorinvest Money Market Fund (Pasar Uang)
2. Reksadana Syailendra Dana Kas (Pasar Uang)
3. Reksadana Syailendra Fixed Income Fund (Pendapatan Tetap)
4. Reksadana RHB Fixed Income Fund 2 (Pendapatan Tetap)
5. Reksadana Maybank Dana Pasar Uang (Pasar Uang)
Dalam Rekomendasi produk yang dijual di Bareksa, tim analis memilih produk berdasarkan lima parameter Bareksa, yakni: correlation, standar deviasi, beating index, status suspend, dan related issue. Berikut penjelasannya.
1. Correlation
Correlation pada reksadana adalah pengukuran pergerakan reksadana terhadap Indeks Reksadana Bareksa. Ini menunjukkan bahwa semakin tinggi correlation-nya maka reksadana tersebut bergerak di arah yang sama dengan indeks.
2. Standar Deviasi
Standar Deviasi pada reksadana merupakan satuan risiko reksadana, yang menghitung penyimpangan rata-rata dari reksadana. Hal ini juga mencerminkan besaran return suatu reksadana jika standard deviasi dianggap sebagai proyeksi return ke depan. Angka standar deviasi pada reksadana yang jauh dari rata-rata diibaratkan memiliki risiko yang besar dan juga sebaliknya.
3. Beating Index
Beating Index merupakan seberapa sering kinerja produk Reksadana melampaui Indeks Reksadana Bareksa. Indeks Reksadana Bareksa merupakan rata-rata return reksadana per tipe Reksadana dalam periode tertentu.
4. Status Suspend
Status Suspend merupakan pernilaian terhadap produk yang pernah dihentikan sementara oleh pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun Bareksa. Penilaian ini merupakan cerminan penilaian dari sisi tata kelola (governance).
5. Related Issue
Seperti halnya status suspend, penilaian Related Issue merupakan penilaian seputar isu yang beredar di media maupun forum. Penilaian ini merupakan cerminan penilaian dari sisi tata kelola governance.
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Baca juga tips investasi saat portofolio minus akibat tekanan pasar di sini.
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.