IHSG Pekan Kedua Februari Mengecewakan, Reksadana Berbasis Saham Anjlok
IHSG mengakumulasi pelemahan 2,21 persen sepanjang periode 10 – 14 Februari 2020
IHSG mengakumulasi pelemahan 2,21 persen sepanjang periode 10 – 14 Februari 2020
Bareksa.com - Mengakhiri pekan kedua di bulan Februari 2020, bursa saham domestik harus rela mengalami pergerakan yang cukup mengecewakan. Hal itu lantaran Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mengakumulasi pelemahan 2,21 persen sepanjang periode 10 – 14 Februari 2020 dengan berakhir di level 5.866,95.
Kinerja IHSG bertolak belakang dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang mampu menguat sepanjang pekan lalu. Sebut saja Indeks Hang Seng (Hongkong) naik 1,5 persen, Indeks SSE Composite (China) dan Indeks Kospi (Korea) yang masing-masing terapresiasi 1,43 persen, dan Indeks Strait Times (Singapura) yang bertambah 1,21 persen.
Meski risiko penyebaran virus corona masih sangat tinggi, tetapi pelaku pasar berharap stimulus dari pemerintah dan Bank Sentral China bisa membuat pasar kembali semarak.
Promo Terbaru di Bareksa
Penyebaran virus corona memang semakin mengkhawatirkan. Saat ini jumlah kasus virus corona sudah lebih dari 60.000 dan korban jiwa hampir mencapai 1.500 orang.
Penyebaran virus yang semakin luas sangat mungkin membuat perekonomian China melambat. Sebab masyarakat dan dunia usaha yang khawatir tertular virus mematikan tentu akan lebih membatasi aktivitas mereka.
Untuk mengurangi dampak virus corona terhadap perekonomian, pemerintah dan Bank Sentral China memberikan berbagai stimulus. Pada 3 dan 4 Februari, Bank Sentral China menggelontorkan likuiditas CNY1,7 triliun (Rp3.336,64 triliun dengan kurs saat ini) ke perekonomian melalui operasi pasar terbuka.
Bank sentral juga akan mengurangi giro wajib minimum (GWM) bagi perbankan yang ingin menyalurkan kredit ke sektor usaha vital. Debitur yang mengakses kredit khusus tersebut akan mendapatkan bunga khusus yang lebih murah dari bunga pasar.
Sementara Pemerintah China mengungkapkan telah mengalokasikan dana senilai CNY71,85 miliar (Rp140,97 triliun) untuk memerangi virus corona. Pemerintah China juga memberikan insentif fiskal berupa pembebasan bea masuk bagi produk antara yang akan digunakan sebagai bahan baku alat pencegah penyebaran virus lebih lanjut. Barang-barang donasi dari luar negeri seperti mobil ambulans dan produk disinfektan juga dibebaskan dari pajak pertambahan nilai (PPN).
Pelaku pasar berharap dana-dana stimulus itu bisa mengalir ke pasar keuangan. Dengan begitu, likuiditas akan melimpah sehingga menciptakan gairah yang tinggi.
Kinerja Reksadana Berbasis Saham Melemah
Kondisi bursa saham yang terpuruk sepanjang pekan lalu, turut memberikan sentimen negatif bagi kinerja reksadana yang berbasiskan saham dalam portofolionya, yakni reksadana saham dan reksadana campuran.
Sumber: Bareksa
Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana saham menjadi yang terburuk sepanjang pekan lalu dengan pelemahan 2,5 persen, disusul oleh indeks reksadana campuran yang terpangkas 1,11 persen di periode yang sama.
Di sisi lain, indeks reksadana pendapatan tetap terapresiasi 0,35 persen, dan terakhir indeks reksadana pasar uang naik tipis 0,07 persen.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA01/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.