Bareksa.com - Sentimen negatif wabah virus corona yang sudah menyebar di 27 negara dan telah menelan 1.110 korban jiwa pada Rabu (12/2/2020), membuat investor cenderung menghindari instrumen investasi berisiko.
Direktur Utama PT Trimegah Asset Management (Trimegah AM), Antony Dirga, mengatakan obligasi negara baik yang konvensional maupun syariah, memang merupakan safe haven lokal di tengah isu corona dan pelambatan pertumbuhan ekonomi global. Tapi, tidak hanya obligasi yang saat ini dinilai menjadi safe haven lokal.
"Reksadana berbasis obligasi dan pasar uang pasar uang pada umumnya juga bisa menjadi safe haven di pasar lokal kita," kata Antony kepada Bareksa, Rabu (12/2).
Dia melanjutkan, untuk investor dengan risk appetite yang lebih tinggi, juga bisa mempertimbangkan reksadana saham. "Alasannya dikarenakan valuasi saham-saham yang menjadi murah dengan adanya koreksi di pasar," imbuhnya.
Di sisi lain dari sisi sebagai manajer investasi (MI), Trimegah AM kata Antony, untuk mengantisipasi dampak virus corona dan pelambatan ekonomi dunia, secara umum pihaknya tetap menjalankan proses investasi yang selama ini dijalankan dengan disiplin.
"Dalam proses itu, secara natural proyeksi ekonomi yang terkena dampak corona mendorong kami untuk membeli saham atau obligasi yang cenderung defensive dan meninggikan level kas pada reksadana-reksadana kami," katanya.
"Virus Corona memang akan berdampak melemahkan ekonomi kita, paling sedikit dari pendapatan devisa turis dan juga dari bottleneck barang-barang produksi intermediary yang berasal dari China," kata Antony.
Menurut Antony, secara natural risk appetite, investor terhadap reksadana terpengaruh negatif akhir-akhir ini. "Namun kami di Trimegah cukup yakin bahwa belajar dengan pengalaman yang serupa di tahun 2003 ketika SARS memukul ekonomi di Asia, pelemahan ekonomi yang terjadi ini hanya bersifat sementara dan malah memberikan opportunity untuk masuk pada reksadana saham atau campuran yang semakin murah fundamental valuasinya. Kami cukup yakin, aktivitas ekonomi akan mengalami rebound yang v-shape ketika masalah virus Corona ini berakhir," papar Antony.
Pada Januari 2020, Trimegah AM mencatatkan dana kelolaan Rp19,5 triliun. Dana kelolaan perseroan bertambah sekitar Rp584 miliar dibandingkan Desember 2019 yang sekitar Rp19 triliun.
Sumber : Bareksa.com
Hingga akhir 2020, Antony menyatakan target dana kelolaan tumbuh 15 persen dibandingkan Desember 2019. Pada Desember tahun lalu, jumlah investor perseroan sudah mencapai 40 ribu akun, dengan komposisi aset investor institusi menyumbang 80 persen dan investor ritel menyumbang 20 persen.
"Sedangkan kalau dari sisi account, lebih banyak yang individu atau investor ritel tapi, meski investor institusi lebih sedikit tapikan dananya lebih besar," ungkapnya.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.