Dirut Avrist AM, Hanif Mantiq : Bidik AUM Rp8 Triliun, Kembangkan ETF Ritel

Bareksa • 03 Feb 2020

an image
Direktur Utama Avrist Asset Management Hanif Mantiq berbinang dengan wartawan di Jakarta, Rabu (11/12/2019). (Issa A/Bareksa)

Perseroan berharap IHSG pada tahun ini bisa berada di level 7.000

Bareksa.com - PT Avrist Asset Management menargetkan dana kelolaan (asset under management/AUM) pada tahun 2020 sebesar Rp 8 triliun. Nilai ini meningkat dibandingkan perolehan pada 2019 sebesar Rp 5 triliun.

Presiden Direktur Avrist Asset Management, Hanif Mantiq, mengatakan untuk mencapai target AUM pada tahun ini, perseroan akan mengembangkan produk reksadana exchange traded fund (ETF) dengan membidik investor ritel. "Kami akan menggenjot ETF dengan underlying obligasi pemerintah," kata dia di Jakarta belum lama ini.

Dari produk ETF tersebut, perseroan menargetkan bisa meraup AUM di atas Rp1 triliun. Adapun pada 2019, perseroan membidik perolehan AUM dari produk ETF Rp500 miliar.

Selain itu, perseroan berharap kondisi pasar modal bisa berkembang lebih baik sehingga indeks harga saham gabungan (IHSG) pada tahun ini bisa berada di level 7.000. Dengan bangkitnya pasar modal Indonesia, dia berharap imbal hasil (return) reksadana saham bisa mencapai 15 persen.

"Tahun 2020 bisa lebih baik, inflasi dan rupiah stabil sehingga bisa menjanjikan return yang lebih baik di reksadana saham," ucap dia.

Menurut data Bareksa, salah satu produk reksadana saham Avrist Asset Management adalah Avrist Ada Saham Blue Safir. Reksadana ini mencatat perolehan AUM Rp478,22 miliar pada akhir 2019.


Sumber : Bareksa

Sementara untuk reksadana pendapatan tetap, dia meyakini akan tetap berkembang pada tahun 2020. Dia berharap, return reksadana pendapatan tetap bisa di atas 8 persen.

Menurut data Bareksa, salah satu produk reksadana pendapatan tetap Avrist Asset Management adalah Avrist Prime Bond Fund. Reksadana pendapatan tetap ini bisa memberikan imbal hasil hingga 13,19 persen dalam setahun.



Sumber : Bareksa

Di sisi lain, Direktur Avrist Asset Management Jonni Hutabarat mengatakan pihaknya merealisasikan AUM Rp5,6 triliun pada 2019. AUM itu sebagian besar ditopang oleh reksadana pendapatan tetap Rp1,5 triliun.

Sementara kontributor lainnya ialah reksadana terproteksi Rp1 triliun. Kemudian, dikontribusi pula oleh reksadana pasar uang sekitar Rp1,5 triliun dan reksadana saham Rp1 triliun.

Pada 2019, Avrist juga meluncurkan Avrist ETF Fixed Rate Bond I (XAFA) bersama dengan PT Mandiri Sekuritas. Produk reksadana ini ditargetkan dapat mengumpulkan dana Rp1 triliun pada 2020.

Menurut Hanif, penerbitan ETF Fixed Rate Bond ini merupakan salah satu upaya Avrist dalam menyediakan produk yang bisa memperbesar basis investor ritel di pasar obligasi. Sebab, selama ini, investor ritel tidak bisa mengakses pasar obligasi karena minimnya dana yang kurang dari Rp1 miliar.

Sementara itu, Ketua Tim Pengelola Investasi Avrist Asset Management Tubagus Farash menuturkan, produk ETF XAFA ini akan memberikan imbal hasil sebesar 6,7 persen.

“Investor akan mendapat pembagian hasil investasi secara berkala setiap 6 bulan serta memiliki kemungkinan capital gain,” kata dia.  

Selain itu, Hanif menyatakan Avrist Asset juga akan mengejar penambahan 20 ribu investor ritel baru pada 2020. Adapun sampai saat ini jumlah investor ritel di Avrist Asset Management baru mencapai 3.000 investor.

“Kami kerja sama dengan berbagai macam platform baik fintech, sekuritas, dan juga coba menambah mitra bank distribusi,” kata Hanif.    

Di sisi lain, Avrist Asset Management juga berencana akan meluncurkan produk reksadana pasar uang dengan nilai tukar dolar AS. Hanif menyatakan, pihaknya sedang memproses rencana penerbitan produk reksadana baru tersebut.

Berdasarkan data Bareksa, perusahaan yang merupakan anak usaha PT Avrist Assurance ini membukukan AUM Rp5,28 triliun pada akhir 2019. Perolehan AUM ini meningkat dibandingkan akhir 2018 yang sebesar Rp3,13 triliun.


Sumber :Bareksa

Sampai saat ini, Avrist Asset Management memiliki 37 produk reksadana. Produk tersebut terdiri dari dua reksadana campuran, tiga reksadana indeks/ETF, empat reksadana pasar uang, tujuh reksadana pendapatan tetap, tiga reksadana saham dan sisanya adalah reksadana terproteksi.

Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

(K09/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.