Begini Kinerja IHSG dan Reksadana Pekan Keempat Januari 2020
Sepanjang periode 17-24 Januari 2020, IHSG mengalami penurunan 0,76 persen
Sepanjang periode 17-24 Januari 2020, IHSG mengalami penurunan 0,76 persen
Bareksa.com - Mengakhiri pekan keempat di bulan Januari 2020, kinerja bursa saham domestik diwarnai berbagai koreksi hingga harus berakhir di zona merah pada pekan lalu.
Sepanjang periode 17-24 Januari 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan 0,76 persen. Bersama IHSG, Indeks Straits Time juga terkoreksi 1,2 persen, Hang Seng anjlok 3,8 persen, Indeks Kospi terpangkas 0,2 persen, Indeks KLCI jeblok 1,4 persen dan Nikkei melorot 0,9 persen. Sementara itu bursa China yang libur satu hari lebih awal karena tahun baru Imlek ditutup melemah 3,2 persen.
Jika diperhatikan, pelemahan bursa saham Tanah Air memang masih lumayan dibandingkan dengan bursa saham lainnya, terbukti dari enam indeks bursa utama kawasan Asia lainnya, IHSG keluar sebagai runner up pekan lalu.
Promo Terbaru di Bareksa
Indeks bursa saham diwarnai dengan koreksi pada pekan lalu seiring dengan merebaknya virus corona jenis baru yang terus menelan korban.
Virus ini pertama kali ditemukan di kota Wuhan, provinsi Hubei China bagian tengah. Awalnya ada lebih dari 50 orang yang tiba-tiba terkena penyakit misterius. Setelah itu jumlah kasus yang dilaporkan terus bertambah.
Kabar teranyar, saat ini jumlah kasus sudah mencapai 847 kasus. Sudah ada korban jiwa sebanyak 26 orang. Virus ini paling banyak ditemukan di China, terutama di Wuhan. Korban pertama yang meninggal akibat virus ini adalah seorang pria berusia 61 tahun di Wuhan 9 Januari lalu.
Virus ini kini telah menyebar ke berbagai belahan dunia. Sumber penyebaran virus ini selalu sama, yaitu dari orang yang dalam waktu dekat bepergian ke China. Negara lain yang sudah melaporkan temuan kasus ini antara lain Jepang, Korea Selatan, Hong Kong, Macao, Thailand, Vietnam, Taiwan dan AS.
Kebanyakan kasus ditemukan di China. Negeri Panda itu menyumbang kasus terbanyak hingga 830 kasus. Hal ini membuat pemerintah China mengambil tindakan untuk mengkarantina kota Wuhan dan beberapa kota-kota lain.
Pemerintah China terus berupaya agar virus ini tak semakin menyebar luas dan terus memakan korban jiwa. Beberapa kota di China di karantina. Fasilitas transportasi umum seperti stasiun kereta hingga bandara di tutup.
Setiap orang dihimbau untuk tak bepergian sementara ini. Beberapa kota yang dikabarkan di karantina antara lain adalah Huanggang, Xiantao, Ezhou, Qianjiang, Zhijiang, Chibi dan Lichuan.
Kementerian Keuangan China telah menggelontorkan dana US$145 juta (Rp2 triliun) untuk membantu provinsi Hubei melawan virus korona baru ini. Kota Wuhan juga tengah membangun rumah sakit berkapasitas 1.000 tempat tidur yang rencananya mulai beroperasi awal minggu depan.
Suasana di China memang tengah mencekam. China kini berstatus darurat. Namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tak mau buru-buru mengumumkan kondisi sekarang ini sebagai situasi darurat global.
Hal yang dikhawatirkan adalah, jika virus ini terus meluas dan bertahan lama, dampaknya bisa tereskalasi dan membawa pukulan telak untuk ekonomi kawasan Asia. Sehingga wajar kalau bursa saham dalam sepekan cenderung tak bergairah.
Kasus wabah virus corona baru yang terjadi jelang tahun baru Imlek ini membuat suasana di China menjadi mencekam. Seharusnya tahun baru Imlek jadi momen untuk berkumpul dengan sanak famili dan mengunjungi berbagai tempat hiburan atau festival.
Namun akibat virus ganas ini, Beijing telah membatalkan berbagai perayaan Imlek. Disney Land di Shang Hai pun ditutup sementara. Sektor perjalanan, pariwisata, restoran dan hiburan adalah sektor yang paling merasakan dampaknya dari kejadian ini.
Reksadana Saham Terpuruk, Reksadana Pendapatan Tetap Terbaik
Kondisi IHSG yang masih berkutat di zona merah sepanjang pekan lalu, turut berdampak negatif terhadap kinerja reksadana yang berbasiskan instrumen saham dalam portofolionya yakni jenis reksadana campuran dan reksadana saham.
Sumber: Bareksa
Berdasarkan data Bareksa, kedua jenis reksadana tersebut kompak mencatatkan kinerja negatif sepanjang pekan lalu di mana indeks reksadana campuran mencatatkan penurunan 0,78 persen dan indeks reksadana saham merosot 1,56 persen.
Di sisi lain, indeks reksadana pendapatan tetap masih mencatatkan kinerja terbaik dengan apresiasi 0,81 persen, kemudian disusul dengan indeks reksadana pasar uang dengan kenaikan 0,04 persen.
Perlu diketahui, reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA011/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,58 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.288,82 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.