Bareksa.com - Posisi 10 besar manajer investasi dengan dana kelolaan reksadana terbesar mengalami perubahan pada Desember 2019 dibandingkan Desember 2018. Perubahan atau pergeseran posisi memang terjadi di posisi 1-5, di mana nama-nama manajer investasinya masih sama, hanya berubah posisi dan ranking.
Seperti tertuang dalam laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report Desember 2019, pada posisi 6-10 MI dengan asset under management (AUM) terbesar pada Desember 2019 ada dua pendatang baru yakni PT Eastspring Investment Indonesia dan PT BNI Asset Management di posisi 9 dan 10 yang menggeser PT Trimegah Asset Management dan PT BNP Paribas Asset Management.
Dari top 10 manajer investasi itu mayoritas membukukan kenaikan dana kelolaan pada Desember 2019 secara tahunan/year on year (YoY) dan year to date (YtD). Hanya dua MI yang mencatatkan penurunan AUM yakni PT Schroders Investment Management Indonesia atau Schoders Indonesia turun 12 persen dan PT Sinarmas Asset Management menyusut 1 persen.
Secara bulanan (month on month/MoM) ada empat MI dalam top 10 yang mencatatkan penurunan AUM pada Desember 2019 dibandingkan November 2019. Mereka adalah PT Bahana TCW Investment Management, PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Sinarmas AM dan BNI-AM.
Secara berurutan, PT Batavia Prosperindo Aset Manajement berhasil menjadi MI juara dana kelolaan reksadana pada 2019 senilai Rp47,14 triliun dengan market share 9 persen. Posisi Batavia PAM naik dua peringkat karena pada Desember 2018 lalu, perseroan berada di urutan ketiga. Nilai AUM Batavia bertambah sekitar Rp7 triliun karena pada Desember 2018 nilai AUMnya baru Rp40,34 triliun.
Batavia berhasil menyalip Schroders dan PT Mandiri Manajemen Investasi yang pada Desember 2018 berada di urutan pertama dan kedua.
Schroders Indonesia yang pada 2018 merupakan MI juara AUM reksadana, namun pada Desember 2019 posisinya merosot jadi berada di posisi empat dengan AUM Rp40,72 trilliun. Posisi Schroders bahkan berada di bawah bahana TCW Investment yang di posisi ketiga.
Nilai AUM Schroders tercatat anjlok atau berkurang hampir Rp6 triliun pada Desember 2019 dibandingkan Rp46,29 triliun di Desember 2018. Dana kelolaan Schroders menyumbang 8 persen terhadap total AUM industri reksadana pada Desember 2019, atau menyusut dibandingkan pangsa pasar 9 persen pada Desember 2018.
Sedangkan Mandiri Investasi tetap bertahan di ranking dua dengan AUM reksadana Rp44,98 triliun pada Desember 2019. Dibandingkan Desember 2018 di mana AUM Mandiri Investasi senilai Rp42,03 triliun, maka dana kelolaan perseroan bertambah lebih dari Rp2 triliun. Mandiri Investasi membukukan pangsa pasar 8 persen.
Bahana TCW berada di posisi ketiga dengan AUM reksadana Rp40,96 triliun pada Desember 2019. Posisi Bahana naik 1 peringkat dibandingkan Desember 2018 yang berada di posisi keempat. Nilai AUM Bahana bertambah sekitar Rp1,3 triliun pada Desember 2019 dibandingkan setahun sebelumnya yang sebesar Rp38,76 triliun. Dana kelolaan Bahana naik 6 persen secara tahunan dan YtD dan menyumbang 8 persen terhadap total AUM industri.
Di posisi kelima ada Manulife Investment dengan dana kelolaan reksadana Rp29,69 triliun pada Desember 2019 atau posisinya tetap dibandingkan Desember 2018. Meski begitu, nilai AUM Manulife bertambah Rp1,9 triliun pada Desember 2019 dibandingkan Desember 2018 yang senilai Rp27,79 triliun. Meski secara bulanan AUM Manulife menyusut 3 persen pada Desember 2019 dibandingkan November, namun secara tahunan naik 7 persen. AUM Manulife mencatatkan market share 5 persen.
Top 10 MI Dana Kelolaan Terbesar 2019
Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report Desember 2019
Ranking 6-10 Besar
Di posisi 6-10 besar MI dengan AUM reksadana terbesar, secara berurutan ditempati PT Danareksa Investment Management, Sinarmas AM, PT Syailendra Capital, Eastspring Investment dan BNI-AM. Pada Desember 2019, Trimegah dan BNP Paribas harus rela terdepak dari posisi 10 besar.
Danareksa yang berada di posisi 6 atau naik 1 peringkat tercatat membukukan AUM Rp22,68 triliun atau menyumbang 4 persen terhadap total AUM industri pada Desember 2019. Dibandingkan Desember 2018 yang senilai Rp19,16 triliun, nilai AUM Danareksa bertambah sekitar Rp3,52 triliun pada akhir tahun lalu. Secara bulanan AUM Danareksa naik 4 persen dan tahunan tumbuh 18 persen.
Sinarmas AM pada Desember 2019 berada di posisi 7 atau turun 1 peringkat dari Desember 2018 yang berada di posisi 6 membukukan AUM Rp22,49 triliun pada akhir tahun lalu. Market share Sinarmas AM 4 persen atau sama dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan peringkat Sinarmas AM karena dana kelolaan perseroan memang menyusut 5 persen secara bulanan dan 1 persen secara tahunan.
Di posisi 8, ada Syailendra Capital dengan AUM Rp20,71 triliun per Desember 2019. Meski posisi Syailendra tetap dibandingkan Desember 2018 yang berada di posisi 8, namun nilai AUM perseroan tercatat naik cukup tinggi mencapai 16 persen secara tahunan dan 1 persen secara bulanan. Pada akhir tahun lalu AUM Syailendra tercatat bertambah Rp2,84 triliun. Market share Syailendra tetap 4 persen.
Di posisi 9 dan 10 adalah pendatang baru yakni Eastspring dengan dana kelolaan Rp20,61 triliun dan BNI-AM dengan Rp20,28 triliun. Secara tahunan AUM Eastspring dan BNI-AM sama-sama melonjak yakni masing-masing 24 persen dan 33 persen.
Ranking Eastspring melompat dua peringkat dari posisi 11 pada Desember 2018. Sedangkan lompatan BNI-AM lebih tinggi yakni 3 peringkat dari posisi 13 pada Desember 2018. Market share Eastspring dan BNI-AM sama-sama 4 persen pada Desember 2019 atau naik dari masing-masing 3 persen pada Desember 2018.
Secara nilai, AUM Eastspring pada Desember 2019 bertambah Rp3,94 triliun dari Desember 2018 yang sebesar Rp16,67 triliun dan AUM BNI-AM bertambah Rp4,99 triliun.
Top 10 MI Dana Kelolaan Terbesar 2018
Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report Desember 2018
Adapun Trimegah dan BNP Paribas pada Desember 2019 harus puas berada di posisi 11 dan 12 atau tergusur dari posisi top 10. Meskipun secara ranking turun, namun sejatinya Trimegah mencatatkan kenaikan dana kelolaan jadi Rp19 triliun dan BNP Rp18,55 triliun atau naik 9 persen dan 10 persen secara tahunan.
Secara total industri, dana kelolaan reksadana pada Desember 2019 tercatat naik 6,88 persen jadi Rp542 triliun.
Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report Desember 2019
Perlu diketahui, reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa: Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report Desember 2019. Untuk berlangganan laporan ini silakan hubungi marketing@bareksa.com (cc: data@bareksa.com).
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.