Solusi Mengatasi Rasa Takut dan Serakah dalam Berinvestasi

Bareksa • 20 Dec 2019

an image
Ilustrasi seorang manajer investasi sedang mengelola portofolio antara jual atau beli instrumen investasinya agar produk reksadana yang dikelola tumbuh optimal (shutterstock)

JIka belum bisa mengatasi rasa takut dan serakah, maka salah satu yang bisa dipertimbangkan adalah reksadana campuran

Bareksa.com -  Sebagai seorang manusia, investor tentu tidak akan bisa lepas dari yang namanya emosi. Hal itu merupakan sesuatau yang normal. Namun emosi yang tidak terkontrol justru bisa merusak rencana investasi anda. Ada dua emosi utama yang bisa mempengaruhi kesuksesan seorang investor, yaitu FEAR (ketakutan) dan GREED (keserakahan).

Pada saat harga suatu saham naik drastis, Anda bisa saja serakah ingin memperoleh keuntungan yang banyak. Kemudian Anda nekad mencaplok saham tersebut di harga tinggi. Kemudian saat harganya malah turun, Anda tinggal gigit jari.

Di waktu lain, saat harga saham sudah mencapai target profit yang ditentukan, bisa saja anda memilih menahan saham tersebut dengan harapan harganya naik lagi dan bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Tetapi yang terjadi malah harga berbalik dengan cepat dan anda jadi rugi.

Ketakutan sangat wajar dialami seorang investor saham, terutama saaat harga saham yang dibelinya turun. Namun bila terlalu takut, ia malah buru-buru menjualnya. Jika ia sabar, bukan tidak mungkin harga sahamnya berbalik arah dan malah untung.

Ketakutan adalah hal yang lumrah. Takut rugi atau takut kejeblos, semuanya manusiawi. Jika sama sekali tidak takut, seorang investor malah bisa menjadi sembrono, asal beli, asal tubruk.

Ketakutan yang berlebihanlah yang tidak menguntungkan karena ia akan selalu terlambat untuk melakukan tindakan atau terburu-buru mengambil tindakan. Sehingga malah rugi, atau keuntungan yang didapat tipis.

Menyeimbangkan ketakutan dan keserakahan adalah kebutuhan mutlak yang perlu Anda miliki. Jika tidak, selama apa pun bertransaksi saham, Anda tidak akan pernah mendapatkan keuntungan.

Mengutip buku Jurus Cuan yang ditulis oleh Desmon Wira, berikut adalah beberapa tips yang dapat Anda lakukan dalam menyeimbangkan FEAR dan GREED :

• Kesuksesan Anda sangat dipengaruhi bagaimana menyeimbangkan peran ketakutan dan keserakahan dalam keseharian transaksi saham. Orang yang memiliki kontrol diri yang baik akan dengan mudah melakukannya.

Namun, bila sulit mengendalikannya, Anda dapat berpegang pada disiplin mengikuti perencanaan trading. Analisa dan tentukan mana saham yang akan dibeli, tentukan titik take profit dan stop loss. Lakukan hal ini dengan disiplin :Plan the trade and trade the plan.

• Ketakutan sangat di pengaruhi bagaimana Anda mengatur cash flow. Jika Anda menggunakan utang, margin atau menghabiskan semua kekayaan di saham, bisa dipastikan anda akan sangat ketakutan kalau saham tiba-tiba anjlok.

• Realisasikan profit jika sudah untung sesuai target Anda. Bersyukurlah dengan apa yang sudah didapat. Jangan terlalu tinggi untung banyak. Masih ada banyak waktu di lain hati untuk melakukan trading. Tentukan titik take profit Anda. Berhenti trading setelah untung jika perlu.

• Ini mungkin klise, tapi Anda bisa memulai trading dengan berdoa. Bukankah Anda sedang berusaha mencari uang dengan halal, mengapa tidak minta petunjuk-Nya? Percayalah, ada banyak hal yang tidak bisa Anda kontrol dalam hidup ini.

Solusi

Jika Anda sadar memiliki emosi yang sulit dikendalikan, Anda bisa terlebih dahulu mencoba instrumen investasi lain yang risikonya tidak sebesar saham atau reksadana saham. Salah satu yang bisa Anda pertimbangkan adalah reksadana campuran.

Sesuai dengan namanya (campuran), maka jenis reksadana ini memiliki karakteristik yang mencampur sejumlah instrumen investasi menjadi satu. Itulah sebabnya potensi keuntungan dan kerugian dari jenis reksadana ini juga berasal dari beberapa sumber sekaligus.

Pada reksadana campuran, alokasi instrumen saham maupun obligasi tidak boleh melebihi batas yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni 79 persen dari nilai aktiva bersih (NAB).

Manajer investasi boleh memilih instrumen investasi mana yang lebih besar jumlahnya. Dengan karakteristik itu, maka potensi keuntungan yang bisa diperoleh dari reksadana campuran dapat lebih tinggi dari reksadana pendapatan tetap atau reksadana pasar uang, namun cenderung lebih rendah dari reksadana saham.

Risiko yang ada pada reksadana campuran juga cenderung terjaga karena diversivikasi aset yang dilakukan. Jika tiba-tiba kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) buruk, kamu bisa berharap keuntungan dari instrumen obligasi atau pasar uang. Begitupun sebaliknya, jika kinerja obligasi tidak begitu baik, kamu bisa mengharapkan keuntungan yang besar dari instrumen saham.

Jika Anda adalah tipikal investor yang moderat, Anda bisa melakukan hal sebaliknya yakni dengan menempatkan mayoritas dana pada instrumen obligasi atau pasar uang. Tapi kalau Anda masih bingung membagi porsi saham dan obligasi serta pasar uang pada reksadana campuran, maka kamu bisa membaginya rata 50:50.

Reksadana campuran akan memiliki potensi imbal hasil yang lebih tinggi jika kamu menempatkannya untuk tujuan investasi jangka panjang setidaknya 3 tahun hingga 5 tahun. Hal ini disebabkan karena sifatnya yang tidak terlalu mampu menghasilkan pendapatan yang besar dalam waktu cepat.

Keuntungan dari reksadana campuran akan lebih lambat dibandingkan reksadana saham, sehingga Anda perlu bersabar hingga akumulasi keuntungannya cukup besar untuk bisa digunakan sesuai tujuan keuanganmu.

Untuk diketahui, reksadana ialah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi.

Sebagaimana dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.

Reksadana memberikan imbal hasil (return) dari pertumbuhan nilai aset-aset yang ada di dalam portofolionya. Imbal hasil ini potensinya lebih tinggi dibandingkan dengan deposito atau tabungan bank.

Sebaiknya, jenis reksadana yang dipilih bisa disesuaikan dengan karakter kita apakah seorang high-risk taker, medium-risk taker atau low-risk taker. Jika kita kurang berani untuk mengambil risiko rugi, bisa memilih reksadana pasar uang.

Namun, jika kita cukup berani tapi masih jaga-jaga untuk tidak terlalu rugi, bisa coba fixed income (reksadana pendapatan tetap) atau balanced (reksadana campuran). Sementara jika kita cukup berani ambil risiko, bisa berinvestasi di reksadana saham (equity).

Demi kenyamanan berinvestasi pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko kamu.

(KA01/AM)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.