Bareksa.com – PT Ashmore Asset Management Indonesia, perusahaan manajemen investasi bagian dari Ashmore Investment Management Ltd, akan menjadi manajer investasi pertama yang melepas sahamnya ke publik melalui mekanisme initial public offering (IPO). Perseroan melepas sebanyak 111,11 juta saham atau setara dengan 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor.
Mengutip prospektus perseroan, Ashmore AM telah melakukan masa penawaran sejak 12 Desember 2019 dan akan berakhir pada 19 Desember 2019. Setelah itu, perseroan memperkirakan bisa mendapat izin efektif pada 30 Desember 2019.
Perseroan juga memperkirakan memulai masa penawaran pada 2-8 Januari 2020 sampai akhirnya pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 14 Januari 2020. Dalam pelaksanaan IPO ini, perseroan telah menunjuk Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi.
Meski belum ada kepastian harga saham perseroan, namun Ashmore AM memperkirakan, akan menggunakan sekitar Rp200 miliar dari hasil IPO untuk pengembangan infrastruktur IT. Harapannya, untuk mendukung industri pasar modal dalam penetrasi keuangan segmen nasabah dengan pendapatan menengah dan bawah, generasi milenial yang aktif menggunakan fasilitas teknologi dan e-commerce.
“Pembentukan sistem tersebut akan dilakukan di platform aplikasi sendiri dan/atau platform aplikasi yang sudah ada,” tulis prospektus Ashmore AM.
Ashmore AM merinci, pengembangan infrastruktur IT akan dilakukan dalam tiga fase yakni; pembuata aplikasi figital termasuk infrastruktur pelayanan dan pengolahan data untuk nasabah ritel, pengembangan artificial intelligence untuk edukasi, dan distribusi reksadana melalui platform aplikasi.
“Sementara sisa dana IPO akan memperkuat sumber dana dalam rangka pembentukan produk baru.”
Kinerja Ashmore AM
Dalam merealisasikan rencana IPO ini, Ashmore AM menggunakan laporan keuangan Juni 2019. Pada periode ini, ekuitas perseroan mencapai Rp38,96 miliar naik tipis 2,71 persen dari periode sama 2018 Rp37,93 miliar.
Dari rasio keuangan, pendapatan usaha perseroan dari kegiatan manajer investasi mencapai Rp308,89 miliar atau naik 26,52 persen dari periode sama 2018 yang sebesar Rp244,14 miliar. Dengan beban usaha Rp195,96 miliar, perseroan berhasil meraup laba bersih Rp86,5 miliar atau naik 29,41 persen dari periode yang sama di 2018 yakni Rp66,84 miliar.
Secara umum, perseroan memiliki peluang usaha yang baik dilihat dari semakin meningkatnya pemahaman masyarakat Indonesia terhadap seberapa pentingnya investasi. Industri aset manajemen di Indonesia masih terbilang baru dan masih bertumbuh di atas pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Namun begitu, penetrasi industri manajemen aset yang terlihat dari rasio dana kelolaan terhadap PDB masih sangat rendah. Perseroan melihat kesempatan untuk bertumbuh diatas pertumbuhan ekonomi dan industri berdasarkan pertumbuhan yang telah dicapai perseroan di tiga tahun terakhir ini. Dari Juni 2016 sampai Juni 2019, dana kelolaan perseroan telah bertumbuh 33 persen setiap tahunnya dibandingkan dengan pertumbuhan industri sebesar 18 persen. Perseroan melihat posisi perseroan telah tepat untuk mengkapitalisasi pertumbuhan ekonomi, perbaikan literasi keuangan dan potensi deregulasi.
Saat ini perseroan menawarkan tiga tema utama dalam mengelola dana, yakni saham, obligasi dan pasar uang melalui 19 reksadana dan 9 kontrak pengelolaan dana dengan total dana kelolaan Rp30 triliun per Oktober 2019. Perseroan melihat adanya prospek untuk mengembangkan tema tersebut dan mendiversifikasi tipe produk perseroan untuk menghasilkan stabilitas laba perseroan, di antaranya obligasi perusahaan, aset syariah dan private equity.
Adapun dana kelolaan reksadana Ashmore AM berdasarkan data OJK per November 2019 senilai Rp13,9 triliun.
Sumber : Bareksa
Sebagai informasi, PT Ashmore Asset Management Indonesia adalah perusahaan Manajer Investasi anak usaha dari yang berasal dari Inggris. Pada tahun 2012, Perusahaan mengambil alih saham mayoritas Buana Megah Abadi yang merupakan hasil pemisahan kegiatan Manajer Investasi dari PT Evergreen Capital. Sebagai pengelola reksadana, perusahaan memiliki Ijin sebagai Manajer Investasi dengan No.KEP-04/BL/MI/2011 pada 15 Jun 2011.
Perlu diketahui, reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.