Empat Reksadana Pendapatan Tetap Ini Untung di Atas 13 Persen YtD 2019

Bareksa • 18 Nov 2019

an image
Ilustrasi investor sedang merencanakan investasinya di reksadana pendapatan tetap (shutterstock)

IHSG mengalami koreksi 1,07 persen year to date (YtD)

Bareksa.com - Pasar keuangan Indonesia semakin mendekati penghujung tahun dengan telah memasuki pekan ketiga di bulan November 2019. Sejauh ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menjadi tolok ukur kinerja pasar saham Indonesia masih tercatat mengalami koreksi 1,07 persen year to date (YtD) per Jumat (15/11/2019).

Di sisi lain, kondisi tersebut sedikit banyak tentunya memberi pengaruh terhadap kinerja reksadana yang ada di Indonesia.


Sumber: Bareksa

Berdasarkan data Bareksa per Jumat (15/11/2019), tiga jenis reksadana kompak mencatatkan kinerja positif yakni pendapatan tetap, pasar uang, dan campuran. Adapun satu yang mencatatkan kinerja negatif yakni saham.

Adapun reksadana pendapatan tetap memimpin kenaikan sejauh ini dengan berhasil melaju 8,7 persen YtD, kemudian di nomor dua ditempati reksadana pasar uang (4,42 persen YtD), lalu di nomor tiga ditempati reksadana campuran (1,97 persen YtD), dan terakhir ditempati reksadana saham (-10,91 persen YtD).


Sumber: Bareksa

Secara lebih terperinci, berdasarkan data produk reksadana yang dijual Bareksa, terdapat empat besar produk reksadana pendapatan tetap yang menghasilkan imbal hasil (return) tertinggi yakni di atas 13 persen. Berikut ulasannya.

1. Cipta Bond

Reksadana pendapatan tetap yang menjadi juara sejauh ini adalah Cipta Bond dengan kenaikan 13,4 persen YtD.


Sumber: Bareksa

Reksadana yang dikelola oleh PT Ciptadana Asset Management ini, hingga Oktober 2019 telah memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) senilai Rp59,16 miliar.

Cipta Bond bertujuan untuk memberikan alternatif investasi dengan tingkat pengembalian yang kompetitif kepada investor dengan melakukan investasi pada efek bersifat utang dalam mata uang rupiah.

Sebagai informasi, Cipta Bond dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp100.000. Reksadana yang diluncurkan sejak 18 Juni 2014 ini bekerja sama dengan bank kustodian PT Bank CIMB Niaga Tbk.

2. Syailendra Fixed Income Fund

Reksadana pendapatan tetap dengan kenaikan tertinggi kedua sejauh ini adalah Syailendra Fixed Income Fund dengan kenaikan 13,27 persen YtD.


Sumber: Bareksa

Reksadana yang dikelola oleh PT Syailendra Capital ini, hingga Oktober 2019 telah memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) senilai Rp144,57 miliar.

Syailendra Fixed Income Fund bertujuan untuk memperoleh pendapatan investasi terutama dari efek-efek bersifat utang yang dipilih secara selektif.

Sebagai informasi, Syailendra Fixed Income Fund dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp100.000. Reksadana yang diluncurkan sejak 08 Desember 2011ini bekerja sama dengan bank kustodian Standard Chartered Bank.

3. Sucorinvest Bond Fund

Reksadana pendapatan tetap dengan kenaikan tertinggi ketiga sejauh ini adalah Sucorinvest Bond Fund dengan kenaikan 13,18 persen YtD.


Sumber: Bareksa

Reksadana yang dikelola oleh PT Sucorinvest Asset Management ini, hingga Oktober 2019 telah memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) senilai Rp85,11 miliar.

Sucorinvest Bond Fund bertujuan untuk memberikan suatu tingkat pengembalian yang menarik dengan memelihara stabilitas modal dengan berinvestasi pada instrumen berpendapatan tetap.

Sebagai informasi, Sucorinvest Bond Fund dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp100.000. Reksadana yang diluncurkan sejak 07 Desember 2016 ini bekerja sama dengan bank kustodian The Hongkong And Shanghai Banking Corporation.

4. Manulife Obligasi Negara Indonesia II

Reksadana pendapatan tetap dengan kenaikan tertinggi ketiga sejauh ini adalah Manulife Obligasi Negara Indonesia II dengan kenaikan 13,12 persen YtD.


Sumber: Bareksa

Reksadana yang dikelola oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia ini, hingga Oktober 2019 telah memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) senilai Rp1,82 triliun.

Manulife Obligasi Negara Indonesia II bertujuan untuk menghasilkan pendapatan yang stabil dengan risiko seminimal mungkin dengan melakukan investasi pada efek bersifat utang yang diterbitkan oleh Negara Republik Indonesia dalam mata uang rupiah.

Sebagai informasi, Manulife Obligasi Negara Indonesia II dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp10.000. Reksadana yang diluncurkan sejak 23 Januari 2009 ini bekerja sama dengan bank kustodian Standard Chartered Bank.

Reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Selain itu, reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Sementara reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang minimal 80 persen dana kelolaannya diinvestasikan ke instrumen obligasi dan pasar uang. Reksadana jenis ini cocok untuk Anda yang memiliki profil risiko rendah-moderat serta cocok untuk tujuan jangka waktu menengah antara 1 hingga 3 tahun.

(KA01/AM)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.