Bareksa.com - Mengakhiri pekan pertama di bulan Oktober 2019, kinerja pasar saham Indonesia terlihat sangat mengecewakan di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat anjlok 2,19 persen secara mingguan ke level 6.061,25 pada penutupan perdagangan Jumat (04/10/2019).
Sepanjang pekan lalu, sentimen yang beredar memang tidak mendukung bursa saham domestik untuk bergerak positif. Dari dalam negeri, aksi demonstrasi masih terjadi setidaknya pada awal-awal pekan.
Mahasiswa dan berbagai elemen massa mendatangi gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) karena pada awal pekan adalah hari terakhir masa bakti DPR 2014-2019 dan kemudian esoknya disusul oleh pelantikan DPR periode 2029-2014. Bahkan aksi massa sempat berujung pada kericuhan dan perusakan fasilitas publik.
Kemudian Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data inflasi September. Secara bulanan (month on month/MoM) terjadi deflasi 0,27 persen. Lebih dalam dibandingkan dengan konsensus pasar -0,15 persen.
Sementara realisasi inflasi tahunan (year on year/YoY) pada September adalah 3,39 persen dan inflasi inti tahunan di level 3,32 persen. Tidak terlalu jauh dibandingkan dengan konsensus pasar yang memprediksi inflasi tahunan 3,52 persen dan inflasi inti tahunan 3,295 persen.
Rilis data inflasi yang sedikit banyak sesuai dengan ekspektasi pasar membuatnya minim dampak di pasar.
Kondisi bursa saham domestik yang mengalami tekanan, turut memberikan sentimen negatif terhadap kinerja reksadana saham,di mana indeks reksadana saham jatuh 2,49 persen, dan indeks reksadana saham syariah amblas 2,17 persen dalam periode yang sama.
Sumber: Bareksa
Namun di tengah kondisi indeks reksadana saham yang penuh tekanan, tercatat hanya ada dua produk reksadana saham yang dijual Bareksa yang mampu membukukan kinerja positif sepanjang pekan lalu, meskipun dengan kenaikan yang terbatas. Kedua reksadana saham tersebut dikelola oleh PT Henan Putihrai Asset Management. Berikut ulasannya.
1. HPAM Ultima Ekuitas 1
Reksadana saham pertama yang mencatatkan imbal hasil positif sepanjang pekan lalu diraih oleh HPAM Ultima Ekuitas 1 dengan kenaikan 0,31 persen.
Sumber: Bareksa
HPAM Ultima Ekuitas 1 bertujuan untuk memperoleh pertumbuhan nilai investasi yang agresif dan optimal dalam jangka panjang dengan melakukan investasi ke dalam instrumen investasi secara aktif pada saham-saham yang telah dijual dalam penawaran umum dan/atau dicatatkan di Bursa Efek dan/atau efek bersifat utang dan/atau instrumen pasar uang dan/atau kas dan setara kas.
Produk yang dikelola oleh PT Henan Putihrai Asset Management ini, hingga Agustus 2019 memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) senilai Rp1,17 triliun.
HPAM Ultima Ekuitas 1 dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp500.000. Reksadana saham yang diluncurkan sejak 7 Desember 2009 ini bekerja sama dengan bank kustodian PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
2. HPAM Syariah Ekuitas
Reksadana saham kedua yang mencatatkan imbal hasil positif sepanjang pekan lalu diraih oleh HPAM Syariah Ekuitas dengan kenaikan 0,14 persen.
Sumber: Bareksa
HPAM Syariah Ekuitas bertujuan untuk memberikan pertumbuhan nilai investasi dengan waktu panjang melalui penempatan pada efek syariah dengan mayoritas pada efek bersifat ekuitas yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah.
Produk yang dikelola oleh PT Henan Putihrai Asset Management ini, hingga Agustus 2019 memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) senilai Rp352,43 miliar.
HPAM Syariah Ekuitas dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp500.000. Reksadana saham yang diluncurkan sejak 28 Agustus 2014 ini bekerja sama dengan bank kustodian PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Untuk diketahui, reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Reksadana saham adalah reksadana yang mayoritas aset dalam portofolionya adalah instrumen aset saham atau efek ekuitas. Reksadana jenis ini berisiko berfluktuasi dalam jangka pendek tetapi berpotensi tumbuh dalam jangka panjang.
Maka dari itu, reksadana saham yang agresif disarankan untuk investor dengan profil risiko tinggi dan untuk investasi jangka panjang. Demi kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.
(KA01/AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.