Demo Ricuh Tekan IHSG di Pekan Keempat September, Ini Dampak ke Reksadana Saham
Akibat faktor politik yakni aksi demonstrasi ricuh sepanjang pekan lalu, IHSG longsor 0,55 persen di level 6.334
Akibat faktor politik yakni aksi demonstrasi ricuh sepanjang pekan lalu, IHSG longsor 0,55 persen di level 6.334
Bareksa.com - Mengakhiri pekan keempat di bulan September 2019, kinerja pasar saham Indonesia terlihat cukup mengecewakan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat melemah 0,55 persen secara mingguan ke level 6.196 pada penutupan perdagangan Jumat (27/09/2019).
Pelemahan IHSG juga kompak senada dengan Bursa Saham Asia lainnya. Indeks Hang Seng anjlok 1,82 persen, indeks Nikkei anjlok 0,91 persen, indeks Strait Times jatuh 1,2 persen dan yang paling parah indeks Kospi ditutup memerah, amblas 1,99 persen dalam sepekan ini.
Performa indeks Amerika Serikat juga mengalami hal serupa. Indeks saham Dow Jones terkoreksi 0,43 persen, S&P 500 melemah 1,01 persen dan Nasdaq Composite amblas 2,19 persen
Promo Terbaru di Bareksa
Kekompakan Bursa Saham Asia untuk memerah pada minggu ini masih diliputi oleh berbagai sentimen global terutama masalah resesi yang sudah mulai terjadi berbagai negara dan juga ketidakpastian global lainnya seperti kelanjutan negosiasi perang dagang AS - China.
Anjloknya IHSG tidak terlepas dari adanya gelombang demo dari mahasiswa yang menolak adanya revisi UU KPK, RKUHP dan sederet aturan undang-undang lain yang dinilai mencederai demokrasi seperti UU Pertanahan, UU Ketenagakerjaan hingga UU PKS.
Pada tanggal 24 September memang jadi tanggal yang bersejarah bagi Indonesia di tahun ini. Tentu kita masih ingat di tanggal itu ribuan mahasiswa berbondong-bondong turun ke jalan raya menyerbu gedung DPR/MPR di kompleks Senayan. Mahasiswa dengan beragam jaket almamater memadati sepanjang jalan di kompleks Senayan untuk menyampaikan aspirasi mereka.
Demonstrasi tidak hanya dilakukan oleh mahasiswa di Jakarta saja. Mahasiswa dari berbagai daerah lain juga melakukan hal yang sama pada 24 September lalu. Aksi gelombang demo ini terjadi di kota-kota besar lain seperti Bandung, Semarang, Malang hingga Indonesia bagian timur yaitu Makassar. Hampir semua demonstrasi yang terjadi di berbagai daerah diwarnai dengan aksi kericuhan.
Di tengah kondisi bursa saham domestik yang mengalami pelemahan, kinerja reksadana saham justru terlihat jatuh lebih dalam dibandingkan dengan kinerja IHSG,di mana indeks reksadana saham terpangkas 1,10 persen, dan indeks reksadana saham syariah berkurang 1,32 persen dalam periode yang sama.
Sumber: Bareksa
Di tengah kondisi indeks reksadana saham yang kurang menarik, ternyata tidak ada produk reksadana saham yang dijual Bareksa yang mampu membukukan kinerja positif sepanjang pekan lalu, namun hanya terdapat enam produk yang mencatatkan pelemahan di bawah pelemahan IHSG.
Sumber: Bareksa
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Reksadana saham adalah reksadana yang mayoritas aset dalam portofolionya adalah instrumen aset saham atau efek ekuitas. Reksadana jenis ini berisiko berfluktuasi dalam jangka pendek tetapi berpotensi tumbuh dalam jangka panjang.
Maka dari itu, reksadana saham yang agresif disarankan untuk investor dengan profil risiko tinggi dan untuk investasi jangka panjang. Demi kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.
(KA01/AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.